Kesepian

82 6 2
                                    

Setelah lelah bermain, sekarang Jisung tengah tertidur dipangkuanku. Sejak tadi dia terus berlari ke sana kemari dan sepertinya itu membuat tenaganya terkuras.

"Aunty, Jisung mengantuk" itulah yang dia katakan sebelum akhirnya terlelap.

Jisung terlihat begitu damai saat ia tertidur. Tentu aku bisa melihat wajah Eunhyuk Oppa padanya.

Seperti apa yah wajah ibunya?

"Permisi" lamunanku terhenti. Eunhyuk Oppa kini berjalan ke arah kami

"Maafkan aku, kau pasti kesulitan" ujarnya yang melihat Jisung tertidur

"Tidak apa, Tuan. Jisung sama sekali tidak mengganggu saya" ujarku

"Jisung anak yang sangat aktif. Tapi, ini pertama kalinya dia menempel pada orang selain eomma dan noonaku"

"Anda benar Tuan, dia juga sangat pandai. Boleh saya bertanya berapa usianya?" Uppss.. apa aku berlebihan?

"Jisung akan berusia 3 tahun bulan depan"

"Apa Jisung selalu ikut dengan anda bekerja?" Astaga, kenapa aku lancang sekali??

"Ya, sebelumnya aku sering meninggalkannya untuk bekerja, awalnya aku menitipkannya pada eomma atau noonaku, tapi mereka juga terkadang sibuk. Jadi, aku menyewa pengasuh untuknya. Tapi itu tidak berjalan baik. Bahkan ada yang meminta berhenti saat baru sehari bekerja. Aku tak tahu apa yang Jisung lakukan pada mereka. Karena itulah, sekarang aku memilih untuk membawanya" Ujar nya

Syukurlah dia tidak marah.

"Apa yang tadi itu juga pengasuhhya?" Tanya ku lagi

"Iya, dia adalah pengasuh yang ke .. 7, yah sepertinya begitu." Ujar nya

Dimana ibunya?? Oh tidak. Aku tak mungkin menanyakan itu.

"Karena itu, aku kaget saat dia terlihat sangat menyukaimu" dia menatapku

Oh astaga!! Tolong jangan menatapku seperti itu.



"Eomma..." sepertinya Jisung mengigau
Dia menggeliat dipangkuanku dan menyamankan posisinya. Aku mengusap kepalanya pelan agar dia kembali tertidur.

Tanpa kusadari, pria yang sejak tadi disampingku berlinang air mata.

Oh tuhan, apa lagi ini?

"Op- Tuan, anda baik-baik saja?"  Tanyaku

"Aku tidak apa-apa" balasnya sambil menghapus air mata yang mulai tak sanggup bertahan di bawah matanya.

"Biarkan aku membawanya, terima kasih. Maaf sudah merepotkanmu" dia langsung mengambil Jisung dari pangkuanku tanpa peduli pada sang anak yang merasa kurang nyaman.

"Ah iya, baiklah" aku tak tahu bagaimana harus bereaksi. Tentu saja aku tak mungkin menahannya.









Tidak kusangka pertemuanku dengan mereka di supermarket akan menjadi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, anak itu akan sangat senang padaku.

Sepertinya luka itu benar-benar sudah sembuh.

"Nona Anna, bagaimana?" Tanya pimpinan padaku

"Ah iya, maaf Pak. Jadi, untuk panggungnya saya rasa ....." aku menjelaskan hal-hal yang memang sudah menjadi tugasku.

Anna, singkirkan dulu hal yang lain. Fokuslah pada pekerjaanmu.


Baru saja aku ingin fokus. Tiba-tiba suara anak kecil yang terdengar sedang kesal mengambil alih perhatianku. Aku mengedarkan pandangan dan melihat Jisung sedang bergelayutan pada Appa nya yang terlihat sibuk. Tak sedikit pula, staff yang berusaha mendekatinya namun malah menambah kesal Jisung.

You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang