WARNING!!! 18++
Jaemin menyukai Jeno.
Jaemin jatuh cinta pada Jeno.
Tapi Jeno jelas tidak. Bagi Jeno, Jaemin hanya berperan sebagai sahabatnya tidak lebih. Parahnya lagi Jeno 100% Straight dan seorang Homophobic. Dia hanya memaklumi penyimpangan or...
Hari Ini Jaemin akan berangkat ke sekolah di jemput Jeno, karena motor kesayangan nya yang di beri nama si putih sedang rusak, lagi di perbaiki di bengkel.
Bukan Jaemin yang meminta untuk di jemput, tapi Jeno sendiri yang menawarkan untuk berangkat dan pulang bareng. Jaemin setuju saja, uang jajannya jadi tidak berkurang untuk membayar ojek online, pulang-pergi sekolah.
Lantas tubuh kurusnya kini sedang berdiri di depan gerbang rumahnya, dia sudah menunggu Jeno sepuluh menit, dan bel masuk sekolah duapuluh menit lagi. Perjalanan dari rumahnya kesekolah memakan waktu tempuh tiga puluh menit jadi berapakah waktu yang harus di tempuh Jaemin dan Jeno ke sekolah?
Jaemin mendengus, saat memikirkan pertanyaan yang berujung soal matematika di kepalanya barusan. Habisnya Jeno lama sekali Jaemin takut telat dan berakhir mendapat hukuman dari guru BK yang sedang mengawasi murid-murid yang telat atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan standar sekolah.
"Maaf Na telat, biasa gue tadi abis nabung dulu hehe."
Jeno datang dengan motor besar hitamnya tepat di depan Jaemin bersama cengiran lebar yang menghiasi wajah tampannya.
"Lama lo, bisa telat kita. Lo boker sambil konserkan? nguap semua itu aroma sedep ke mulut lo," Jaemin merampas helm yang di sodorkan Jeno padanya.
"Gak akan telat, gua kan adiknya Velentino Rossi."
"Gue bilangin bang Jaehyun, lo gak ngakuin dia abangnya," Jaemin naik ke atas motor Jeno, mengaitkan pengait helmnya. "dahlah buru," dia menepuk kencang bahu Jeno.
"Jangan Na, nanti gue gak di pinjemin PS lagi," Jeno merengut, dia melajukan motornya.
Awalnya Jeno mengendarai motor begitu santai, seolah sekolah yang di tuju, punya bapak moyangnya. Sampai kesadaran tiba-tiba menghantam ingatannya.
"ANJING GUE LUPA NGERJAIN PR PELAJARAN PERTAMA!!!" Jeno berseru kencang, membuat Jaemin yang sedang melamun jadi tersadar.
Dengan cepat Jeno mengegas motornya, Jaemin di belakang memekik keras karena Jeno membawa motornya dengan kecepatan seperti orang kerasukan.
"JENO!!! LO BAWA MOTOR UDAH KAYA MAU NGAJAK GUE MATI NJENG," Teriakan Jaemin mengalun, dia perpegangan erat pada kedua sisi pinggang Jeno.
"JENO NENEK NENEK NYEBRANG JEN!!!" Jaemin jadi histeris saat ada nenek-nenek berjalan bungkuk dengan tongkatnya hendak menyebrang. Mata Jeno terbelalak, dengan lihai dia meliukan motornya, sehingga nenek tadi tidak terserempet apalagi sampe tertabrak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di sekolah, Jeno memarkirkan motornya di parkiran khusus kendaraan beroda dua, dia membuka helmnya dan menaruhnya di spion motor.
"Masih sempet kagak ye gue nyalin pr," Jeno membenarkan rambutnya yang acak-acakan di depan kaca spion sebalah kirinya.
Jaemin turun dari motor, kakinya bergetar seperti jelly, sedangkan jantungnya berpacu terus dengan cepat sedari tadi. Laki-laki bersurai coklat gelap itu bener-bener kapok di bonceng Jeno, suaranya sampai serak karena berteriak mempringati Jeno di jalan tadi. Perihal nenek-nenek menyebrang, kucing kejer kejeran di jalan, sampe Jeno yang kepalanya muter kebalakang hanya ingin melihat kucing kawin di trotoar.
