WARNING!!! 18++
Jaemin menyukai Jeno.
Jaemin jatuh cinta pada Jeno.
Tapi Jeno jelas tidak. Bagi Jeno, Jaemin hanya berperan sebagai sahabatnya tidak lebih. Parahnya lagi Jeno 100% Straight dan seorang Homophobic. Dia hanya memaklumi penyimpangan or...
Jeno sudah berdiri di depan pintu rumah Jaemin, mengenakan pakaian kasual, tubuhnya di balut dengan kaos berwarna putih polos, dan jaket denim berwarna hitam, serta celana denim warna hitam. Motor besarnya terparkir di halaman rumah Jaemin.
"Enggak maulah," jawab Jaemin dari dalam rumah.
Sebelum Jeno menghampiri Jaemin, laki-laki itu sudah menghubungi Jaemin terlebih dahulu, satu jam yang lalu. Hari ini adalah hari libur, dan Jeno tidak ingin menyia-nyiakan liburannya yang berharga hanya untuk berdiam diri sambil memainkan game di ponselnya, anak hits seperti dia tidak cocok hanya rebahan saja di kamar.
"Buru Na, gue itung sampe tiga kalau lo gak keluar gue itung lagi sampe tiga," Jeno mengetuk rumah Jaemin sambil mengancam. Jeno emang gak ada otaknya.
"Gitu aja terus jen," Jaemin menekan kenop pintu ke bawah, lalu menarik pintu itu kebelakang, membuka setengah pintu sampai tubuhnya bisa keluar.
"Iya sampe lo bosen."
"Apaan sih gak jelas," Jaemin mencibir, ia kembali menutup pintu rumahnya, kakaknya Taeyong sedang belajar di kamarnya Jaemin tidak ingin menimbulkan suara sekecil apapun yang bisa mengganggu konsentrasi kakaknya.
"Iyalah yang jelas kan muka ganteng gue," Jeno menaru jari telunjuk dan jempol membentuk tanda ceklis di bawah dagunya, sambil menaik turunkan alisnya.
"Jelek," Jaemin menggeplak wajah Jeno dengan telapak tangannya.
"Sakit na, kalau muka gue jelek kaya lo gimana?" Jeno mengusap-ngusap wajahnya, ringisan kecil keluar dari mulutnya.
"Lo pergi sendiri aja deh yah," tubuh Jaemin berbalik, hendak masuk kembali ke rumahnya. Kesel udah di katain jelek aja, padahal Jaemin udah pusing cari baju yang bagus untuk pergi berdua sama Jeno, pilihannya berakhir pada kaos putih dan jaket hitam besar serta celana denim biru langit, yang sekiranya pantas untuk di pakai keliling kota hari ini.
"Ih anjer baju kita samaan," Jeno memekik, setelah menyadari outfit yang di pake mereka hari ini memiliki paduan warna yang sama. "Ganti baju lo na," tangan Jeno menarik jaket yang di kenakan Jaemin.
"Kasar lo narik-narik jaket gue, ogah." Jaemin menarik kembali jaketnya sambil mendengus. "Gua mana tau kalau lo mau pake baju itu juga dahlah ayo, gak usah ngurusin baju," Jaemin mengabaikan Jeno yang sudah pasang wajah masam, Jaemin sama sekali tidak perduli perihal kecil seperti ini.
Sesampainya di sebelah motor Jeno, laki-laki berahang tegas itu memakai helm lalu memberikan helm berwarna putih ke Jaemin. "Pake Na biar gak kena tilang, sama biar kepala lo gak luka."
Jaemin mengambil helm itu "Kalau gue gak pake gimana?"
"Yah terserah Na, kalau lo ngejengkang terus kepala lo ke bentur aspal gue gak tanggung jawab," jawab Jeno enteng. Dia menaiki motornya, sambil menunggu Jaemin memakai helm.
"Tergantung lu bawa motorlah," Jaemin memakai helmnya, kemudian duduk di belakang Jeno.
"Tergantung dosa-dosa lo lah," Jeno menyalakan motornya, membawa tubuhnya dan Jaemin meninggalkan rumah sederhana Jaemin.
"Banyakan dosa lo lah," Jaemin hendak memukul kepala Jeno, tapi laki-laki itu malah menambah kecepatan laju motornya, yang membuat Jaemin spontan memeluk punggung erat Jeno.
"Pegangan Na!" seru Jeno sambil tertawa puas, karena sudah berhasil menjahili Jaemin
"TELAT SETAN!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.