"Jadi kamu mempunyai dua dongsaeng?" tanya Yeon Seok untuk kesekian kalinya, selama empat jam terakhir. Masih ada sisa waktu sepuluh jam, lagi.
Shin Yeong cukup tidak menyangka bagaimana kegigihan Yeon Seok untuk mendapatkan sesuatu, berawal dari perbedaan tempat duduk. Seorang Ahn Yeon Seok dapat membujuk wanita paruh baya yang seharusnya duduk di samping Shin Yeong bertukar tempat dengan dirinya yang berada di kelas VIP.
Shin Yeong yakin pria ini pasti gila karena rela menukar kelas VIP menjadi ekonomi, dan yang lebih mencenangkan alasan Yeon Seok untuk bisa duduk disamping dirinya.
"Mian, wanita ini isteriku. Dia memesan tiket karena kami sedang bertengkar, dan aku memutuskan untuk menyusulnya agar bisa kami berbaikan."
"Aigoo~ kamu pasti melakukan kesalahan hingga membuat isterimu kesal seperti itu."
"Ne, ahjumma. Oleh sebab itu aku harus duduk disampingnya, memastikan dia baik-baik saja."
Shin Yeong sudah kehabisan kata-kata ketika mendengar ucapan Yeon Seok yang mengalir begitu saja. Dirinya sudah terbiasa dimanfaatkan seperti itu, berkat latihan bertahun-tahun.
Kenapa selama 30th hidupnya, dia selalu dikelilingi orang-orang yang tidak normal.
"Ne, karena mempunyai dua namja dongsaeng yang jaraknya begitu dekat membuat mereka tidak pernah menganggapku sebagai noona. Mereka bahkan pernah memanggilku hyeong ketika aku jadi senior di sekolah."
Kenang Shin Yeong yang dapat membuat Yeon Seok tertawa geli, "Mereka menyayangimu."
Shin Yeong mendengus keras, "Aku tidak dapat membedakan rasa sayang mereka dengan kejahilan yang selalu sukses membuatku tampak seperti pria cantik."
Yeon Seok kembali tertawa, "Lalu kedua orang tuamu?"
Shin Yeong menyipitkan matanya berusaha mengingat sesuatu, "Eomma selalu berkata jika sewaktu mengandungku, hasil USG menyatakan aku ini laki-laki. Tapi setelah lahir, ternyata aku ini perempuan. So, selama lima tahun aku tidak mempunyai sesuatu berwarna pink. Aku memutuskan untuk memanjangkan rambutku ketika sudah bekerja, dan setelah panjang seperti ini mereka menganggapku sedang kesurupan."
Kali ini Yeon Seok benar-benar tidak bisa menahan tawa gelinya mendengar cerita Shin Yeong, wanita ini pandai bercerita dan selalu membuat orang-orang disekelilingnya terhibur.
Shin Yeong menatap datar pada Yeon Seok yang masih tertawa, "Mian." Ucap Yeon Seok sambil berusaha menahan tawa gelinya.
"Ani, gwenchana gwenchana." Balas Shin Yeong dengan senyum lembutnya, dan kembali berkutat pada majalah yang belum dia balik selama satu jam terakhir.
Yeon Seok masih tersenyum memperhatikan Shin Yeong yang kini wajahnya tengah serius pada satu halaman yang sudah menarik perhatiannya. Dirinya tidak menyangka kenapa dulu tidak melihat sosok Shin Yeong sama sekali. Fakta bahwa Ji Yeong dan Shin Yeong kuliah di tempat yang sama, umur yang sama, tidak membuatnya menyadari kehadiran Shin Yeong.
Apa dulu dia terlalu memperhatikan Ji Yeong saja?
"Apa kamu tahu jika aku dan Ji Yeong pernah berpacaran?" tanya Yeon Seok kemudian, sedikit menyandarkan kepalanya pada kursi dibelakang.
Shin Yeong menghentikan bacaannya dan mencoba mengingat, "Aku tidak begitu ingat, aku dan Ji Yeong hanya kuliah bersama selama dua tahun. Seingatku Ji Yeong selalu memiliki antrian pria yang ingin menjadi kekasihnya, aku bahkan pernah berkencan dengan pria yang disukai oleh Ji Yeong. Membuatku menjadi saudara yang sangat buruk."
"Mwo?" entah kenapa Yeon Seok mulai merasakan kesal ketika mendengar Shin Yeong pernah berkencan dengan orang lain, ternyata kondisi ini tidak begitu baik untuknya.
YOU ARE READING
#5 Amazing You
Fanfiction- Kim Shin Yeong - Wanita mandiri yang mulai merindukan hadirnya seorang suami. Berkali-kali gagal dalam membina hubungan membuatnya meragukan adanya perasaan cinta. Hingga suatu hari dirinya menemukan sosok yang membuatnya jatuh cinta. - Ahn Yeon...