E P I L O G

38 1 0
                                    

Suara lagu C'est La Vie menggema pada area dapur, sesekali membuat Shin Yeong bernyanyi sambil menyiapkan makanan yang tengah dimasaknya. Sarapan yang sudah mendekati makan siang, karena semalaman Yeon Seok sama sekali tidak membiarkannya tidur cepat. Selesai pelepasan dan istirahat mereka terus melakukannya lagi. Membuat Shin Yeong kelelahan sekaligus kelaparan saat dirinya bangun dengan Yeon Seok yang masih terlelap disampingnya.

Shin Yeong tersenyum ketika mengingat bagaimana matanya melihat Yeon Seok yang masih terlelap pagi ini dengan tubuh tidak berpakaian dan rambut yang sama sekali tidak teratur karena perbuatannya semalaman. Wajahnya menghangat ketika ingatan akan malam pertama mereka sebagai suami isteri dilakukan dirumah baru mereka sekarang.

Rumah.

Shin Yeong benar-benar tidak menyangka jika rumah yang dia desain sedemikian rupa adalah hadiah pernikahan untuknya. Yeon Seok sudah menipunya karena selalu berkata jika rumah yang dia desain akan dijual kembali, nyatanya dalam waktu dua minggu rumah ini sudah bisa mereka tempati.

Dia harus berterima kasih pada Ji Yeong karena sudah membantunya menyelesaikan pekerjaan dalam mengawasi pembangunan rumah mereka ditengah kesibukannya mengurus pernikahan yang hanya menghitung hari. Hae Jin dan Ji Yeong bahkan menghadiahi taman belakang mereka dengan arena bermain untuk anak-anak, karena sudah dipastikan Double Jin akan selalu mampir dirumah mereka.

"So put your hand in mine, follow me. Let me waste your time, c'est la vie. Do some stupid shit, take a seat. Let me waste your time, c'est la vie."

Tangan Shin Yeong menyelesaikan masakan terakhirnya, dirinya segera membersihkan peralatan seperti biasa. Membuat dapur cantik itu kotor bukan kebiasaannya, Shin Yeong terlalu perfectsionis dalam kebersihan dan penataan.

Tanpa disadari dibelakangnya Yeon Seok tengah memperhatikan bagaimana isterinya ini tengah memasak, Shin Yeong bahkan memakai kemeja putih miliknya yang dia yakini isterinya itu tidak memakai apapun lagi didalamnya. Karena ketika bangun lima menit yang lalu, dia masih melihat celana dalam, bra dan pakaian semalam masih berada dilantai kamar mereka.

Satu hal lagi yang baru Yeon Seok ketahui, jika Shin Yeong bisa memasak. Selama tujuh bulan dia mengenal Shin Yeong, wanita itu terlihat tidak pernah turun kedapur. Tidak, kemampuan Yeon Seok yang sangat baik didapur yang tidak memberikan Shin Yeong kesempatan memperlihatkan kemampuan memasaknya. Dia terlalu fokus menyombongkan diri agar dilihat sempurna dimata Shin Yeong, isterinya.

"Oh my god!" pekik Shin Yeong terkejut ketika mendapati Yeon Seok tengah menyilangkan lengannya dan menatapnya dalam diam, "Sejak kapan oppa disitu?" tanya Shin Yeong sambil mengambil kain untuk mengeringkan tangannya.

"Aku baru melihatmu ketika kamu sedang mencuci piring." Jawab Yeon Seok sambil mendekati Shin Yeong dan merentangkan tangannya, "Morning hug!" pintanya, dengan manja.

Shin Yeong tersenyum lalu berjalan dan mendekati Yeon Seok, sedikit melompat untuk mengalungkan lengannya pada leher suaminya. Saling berpelukan dipagi hari selama sepuluh menit akan mulai menjadi kegiatan rutin mereka, setidaknya itu yang mereka pelajari dari kebiasaan Ji Yeong dan Hae Jin.

Yeon Seok selalu tersenyum bahagia ketika Shin Yeong memeluknya seperti ini, merasakan jemari Shin Yeong pada rambutnya menjadi kegiatan favorite-nya ketika bersama. Terlebih kini tangannya bebas melakukan apapun pada tubuh Shin Yeong, seperti saat ini sebelah tangannya yang berada dipinggang isterinya sudah menjalar turun. Membuat pekikan dan desahan seksi keluar dari bibir Shin Yeong, membuat tubuh bagian bawahnya ikut bersemangat.

"Bagaimana jika kita mengawali pagi ini dengan morning sex?" goda Yeon Seok.

Shin Yeong bergeming, "Selangkanganmu itu!" hardiknya kesal, membuat suaminya tersenyum lebar.

#5 Amazing YouWhere stories live. Discover now