•Happy Reading💙
---------------
"Kal, buruan turun sarapan bareng!" Teriak umi dari luar kamar Haykal."Iya umi, bentar lagi Haykal turun kok." Jawabnya yang masih setia di depan cermin.
"Widihh, cakep juga gue." Ucapnya pada diri sendiri ketika memakai jas dan dasi. Selesai siap-siap Haykal turun menuju meja makan."Good morning." Sapanya dengan gaya sok cool. Semua yang ada di meja makan memperhatikan penampilan Haykal yang lebih rapi daripada biasanya.
"Tumben itu dasi berada pada tempatnya, pakek jas juga." Buya buka suara mengomentari penampilan putranya.
"Ada rapat OSIS Buya, makanya harus rapi." Jawab Haykal sambil memasukkan makanan di mulutnya. Buya hanya ber oh ria, sampai sekarang satu keluarga pun masih sulit percaya jika Haykal menjabat sebagai ketua OSIS disekolahnya. Penampilannya aja urakan, suka bikin ulah lagi. Meskipun begitu Haykal tipe anak yang bertanggung jawab loh :v.
"Mau diantar kang Farhan atau bareng sama bang Adzar?" Tawar umi sambil membereskan piring.
"Dianter kang Farhan aja mi. Kalo sama abang gak seru, diem muluu kek patung. Haykal ajak ngomong juga diem aja."
"Lo yang bawel kayak cewek." Jawab sang kakak yang irit ngomong tapi sekalinya ngomong singkat, padat, jelas dan bikin sakit hati. Baru saja Haykal ingin menghujat sang kakak, Buya sudah memberi kode untuk segera berangkat sekolah. Haykal pun mengurungkan niatnya itu, lebih baik ia segera berangkat dan bertemu dengan para fans serta sahabat nya yang kocak-kocak.
"Adek kamu bareng Abang juga?" Tanya Haykal kepada Ara adek perempuannya.
"Heem, kita kan satu sekolah bang. Ara juga nggak mau dianter bang Adzar, Ara nya di cuekin sih." Adunya kepada sang kakak.
Mereka pun berangkat setelah kang Farhan selesai memanasi mobil. Seperti biasa kang Farhan selalu di bikin pusing dengan ulah kakak beradik ini, selain berisik mereka suka mendebatkan sesuatu yang tidak penting sama sekali. Misal, kenapa bapaknya biskuit Kong Guan gak pernah muncul?.***
"Adohh, mana sih si upil, tau hari ini ada rapat OSIS. Malah belum dateng." Cerocos Daffa kebingungan karena sang ketua OSIS belum juga kunjung datang. Semua anggota OSIS sedang mempersiapkan segala keperluan untuk rapat bersama kepala sekolah dan pembina nanti. Hanya saja flashdisk yang berisi materi rapat dibawa Haykal, padahal kemarin rencananya flashdisk tersebut dibawa Azfar si sekertaris tapi Haykal keukeuh ingin membawanya dengan alasan ia ingin mempelajari terlebih dahulu agar pas rapat ia bisa menyampaikan dengan lancar."Lo kenapa sih Daf, mondar mandir biar baju Lo rapi?." Tanya Zhafar sang bendahara.
"Lo kata gue setrika.? Noh si upil belum dateng, mana flashdisk nya dibawa dia lagi. Lo kan tau kalo upil tuh pelupa. Ntar kalo nggak dibawa gimana coba?." Jawabnya cemas.
"Yailah Daf, santuy kalee. Haykal tuh anaknya tanggung jawab." Ucap Afifa meyakinkan.
"Heh malah arisan keluarga. Bantuin sini kampret." Teriak Azka ketika melihat mereka asik ngobrol di depan pintu. Mereka pun segera masuk ruangan dan melupakan sejenak Haykal yang tak kunjung datang.
"Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti." Ucap Haykal ketika sampai di depan pintu ruangan rapat sambil menelungkupkan tangannya di depan dada seperti penyanyi religi yang sedang konser.
"Waalaikumsalam, heh upill kemana aja sih loo baru dateng, gue tuh cemas tau nggak daritadi nungguin lo." Cerocos Dafa dengan gaya seperti ibu kost.
"Flashdisk nya kemaren mana?" Tanya Azfar to the point. Seketika Haykal diam, mengingat flashdisk yang dimaksud Azfar. Ia langsung mencoba mencarinya, merogoh saku celana, saku jas, saku baju, didalam tas tapi hasilnya nihil.
"Tuh kan gue bilang juga apa. Upil lo pasti lupa kann,, trus nanti gim.. ppppfffttf." Belum selesai ngomong Azka sudah menyumpal mulut Dafa dengan kertas.
"Lo diem begoo. Berisik nih, biar dicari dulu sama Upil." Ucap Azka sambil menoyor kepala Dafa.
"Tenang tenang, Haykal adalah ketua OSIS yang ganteng, baik hati, rajin, cocok jadi panutan dan yang pasti bertanggung jawab. Bentar gue cari dulu." Ujarnya memastikan kepada teman-temannya bahwa ia tidak lupa membawa flashdisk penting tersebut. Setelah dicari cari ternyata dan ternyata flashdisk itu ia taruh didalam kaos kaki. "Tarraaaa ini dia flashdisk nya." Ucapnya bangga sembari mengangkat flashdisk itu. Temannya pun heran melihat haykal, gimana bisa ia diakui keluarganya sedangkan sifatnya saja nggk kayak emak bapaknya.
***
Ndalem kembali sepi ketika semua putra dan putri ndalem beraktivitas sesuai jadwal masing-masing. Adzar setiap pagi selalu menyempatkan untuk pergi ke toko yang ia resmikan beberapa bulan yang lalu, letaknya memang tidak begitu jauh dari pesantren. Karena ia juga menjual beberapa keperluan santri agar memudahkan para santri memenuhi kebutuhan mereka. Haykal dan Ara bersekolah di salah satu SMA negeri. Sifat mereka memang jauh berbeda dengan Adzar. Mereka tidak mau mondok sekalipun itu pondok pesantren orang tuanya sendiri, dengan alasan mereka dari kecil sudah dididik dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Sedangkan Rafa, ia masih berusia 3 tahun dan sangat dekat sekali dengan salah satu abdi ndalem yakni kang Farhan. Banyak santri mengatakan jika ada Gus Rafa pasti ada kang Farhan begitupun sebaliknya.---------------
Bagaimana? Syuka tidak?? Hehehe. Maafkan segala typo yang merajalela ya temen-temen.😂 Lagi belajar juga kok ini😇Jangan lupa follow ig ku ya @fadilachoirun dan partner ku bikin cerita @naa_nabila01 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Gus (Completed √)
Teen Fiction# {Haykal Nufail Al-Farabi} (sebagian part dihapus, dan pindah ke HINOVEL) Tengil, usil, urakan, suka bikin ulah disekolahnya siapa sih yang menyangka kalo ia adalah putra kyai besar pondok pesantren. Suka godain cewek sana sini tapi nggak pernah di...