#2 ~Abdi ndalem

6.8K 409 3
                                    

Assalamu'alaikum🙏
•Happy Reading 💙

————————————————
"Sekian rapat pada hari ini banyak kurangnya dari kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, wassalamu'alaikum warrohmatullahi Wa barokatuh." Ucap Azfar mengakhiri rapatnya. Kepala sekolah dan pembina meninggalkan ruangan menyisakan para anggota OSIS yang sedang bersih-bersih.

"Kal, Alhamdulillah nih semua udah beres. Kita juga udah dapat izin, selanjutnya apa rencana lo?" Tanya Azfar ke Haykal yang sedang menutup laptopnya.

"Rencana apaan si Az? Ya tinggal berangkat doang." Jawabnya asal membuat Azfar geram.

"Maksud guee, temen-temen di kasih taunya kapan? Trus kita juga belum pembagian tim. Nanti pas acara api unggunnya ada persembahan nggak dari kita? Semua ketua organisasi udah Lo kasih tau belum? Terutama PMR." Jelas Azfar kesal.

"Oohh, ntar aja itu mah kita bicarain sama temen-temen. Yang penting kita udah dapat izin, udah kasih laporan segala macem. Kalo masalah persembahan ya pasti lah kan tadi juga udah di izinin. Nah lo  undang noh ketua PMR, Dewan Ambalan dan Rohis kita bicarakan besok pas pulang sekolah. Sekalian undang pak Budi sebagai pembina kita." Ucap Haykal menjelaskan sekaligus memberi tugas baru ke Azfar.

"Kenapa Rohis juga?"

"Kita kan harus bekerja sama dengan semua organisasi Az."

"Iya iya, ntar gue buat undangan. Dan langsung gue sebar, kalo anak-anak Osis lainnya kita kasih tau di grup WA aja."

"Sipp, pinter." Azfar pun langsung melaksanakan tugasnya. Selesai membereskan tempatnya Haykal duduk sembari mengambil permen karet yang ada di kantong jasnya. "Minum es cendol nya mbk Marni seger nih." Batinnya.
Ia langsung bangkit dari duduknya menuju keluar ruangan.

"Hoee upillll, Lo mau kemana? Belum beres juga udah main cabut aja." Teriak Dafa lalu menghampiri Haykal yang berada di ambang pintu ruang Osis.

"Heh Abdul, nama gue Haykal Nufail Al farabi, kenapa Lo manggilnya upil emangnya gue saudaranya Ipin?" Ucap Haykal kesal.

"Kembarannya Ipin tuh Upin bukan upil. Lo sendiri manggil gue juga Abdul. Nama gue kan Dafa Abdurrahman." Ucapnya tak terima.

"Itu juga gara gara Lo manggil gue upil."

"Gini ya pil, kalo gue mau manggil fail kan susah. Gue ilangin deh tu huruf A nya. Trus kalo manggil fil pakek EF gak enak , enaknya pil upill. Biar lebih akrab gitu maksud gue."

"Lo ngomongnya ribet, muter-muter kek gasing. Tinggal panggil Kal gitu aja susah."

"Anggap aja itu panggilan sayang gue ke Lo."

"Ehhmm, sorry ya Daf. Gue nggak butuh panggilan sayang dari lo, soalnya udah banyak yang ngasih panggilan sayang ke gue."

"Alah terserah. Lo mau kemana?"

"Kangen sama mbk Marni gue."

"Bilang aja kangen sama es cendol nya."

"Ihh, Lo kok tua sih Daf. Gemes deh gue." Ujarnya sambil menjitak dahi Dafa, dan meninggalkannya sendirian.

"Sakit upiilllll... tungguin guee ikutt." Teriaknya sambil mengejar Haykal.

***
"Assalamu'alaikum." Ucap Absya ketika sampai di kamarnya.

"Waalaikumsalam, eh absyaa udah balik aja." Jawab Fira

"Hehe iyaa." Beberapa hari terakhir ini Absya menikmati perannya sebagai abdi ndalem. Ia mantap untuk mengabdikan dirinya di pondok tempat ia menuntut ilmu saat ini. Tugasnya tidak terlalu berat, ia hanya bantu bersih-bersih dan memasak terkadang ia juga mengurusGus Rafa yang masih balita.

"Gimana rasanya tiap hari ketemu sama Gus Adzar?" Tanya Kania menggoda Absya.

"Apasih Kan, aku malah belum ketemu sama Gus Adzar."

"Cieee, ngarepin ketemuu." Goda Fira sambil menyenggol lengan Absya. Ia tertunduk malu karena digoda sahabat sahabatnya. Siapa sih yang nggak suka dengan Gus Adzar? Ganteng, Sholih, pinter beuh idaman pokoknya. Ya meskipun sangat dingin.

"Udah ah, jangan gitu." Elak Absya.

"Mbk Absya." Panggil mbk Silla salah satu abdi ndalem senior.

"Dalem mbk, ada apa?" Jawabnya kaget, karena mbk Silla yang tiba tiba masuk ke kamar Absya.

"Ini mbk, nanti setelah ashar ke ndalem ya. Bantuin umi bungkusin jajanan, soalnya besok umi sama abah mau pergi ke luar kota. Buat oleh oleh gitu Lo maksudnya." Jelas mbk Silla

"Nggeh mbk." Jawab Absya yang diangguki oleh Silla. Absya bersiap siap untuk mengaji yang akan dimulai ba'da dhuhur nanti. Masih ada sedikit waktu untuk istirahat sebelum ia melanjutkan aktifitas nya kembali.

***
Umi sedang membereskan beberapa baju untuk dibawa ke rumah saudara nya yang berada di luar kota. Untuk beberapa hari ke depan kyai Ghafar dan Bu nyai Halimah tidak ada di pondok, jadi seluruh tanggung jawab beliau beban kan kepada adiknya yang juga tinggal tak jauh dari ndalem. Melihat umi nya sedang beberes Ara pun kaget dan langsung menghampiri ke kamar.

"Umi mau kemana?" Tanya Ara penasaran.

"Umi mau ke rumah pakdhe mu Ra, disana lagi ada acara dan Buya sama umi harus kesana." Jelas umi.

"Ara nggak di ajak mi?"

"Kamu kan sekolah, Abang juga ada. Yang ikut hanya Rafa nak."

"Ya udah deh, Ara bantu mi."

"Mending kamu bantu mbk-mbk aja di dapur lagi bungkus jajanan untuk oleh oleh."

"Siapp umii." Ara pun bergegas menuju ke dapur, belum sampai ke dapur ia seperti melihat orang asing yang sedang menyelinap di ndalem. Ia tengah mengambil beberapa plastik yang ada di lemari samping pintu dapur. Tapi Ara mengabaikan, "mungkin itu mbk mbk ndalem baru yang umi ceritakan kemaren." Batinnya. Ara segera menghampiri mbk Silla yang tengah asik memasukkan roti kedalam plastik.

Merasa yang diambil sudah cukup Absya langsung berdiri dengan membawa beberapa kantong plastik pas mau balik badan eh ada orang didepan absya, karena kaget semua plastik yang ada di tangan Absya pun jatuh.
"Astaghfirullah, maaf." Ucap Absya sembari mengambil seluruh plastik yang jatuh itu namun tak ada sahutan sama sekali, Absya pun memberanikan diri mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang yang telah menghalangi jalannya.

"Maaf Gus, saya tidak sengaja...."

——————————————

Hihi.. minta maaf atas semua kekurangannya ya teman-teman. Berikan komentar kalian tentang cerita ini 😃
Semoga kalian suka😉
Kamsahamnida💗

Ig : @Fadilachoirun
       @naa_nabila01


My Boyfriend Gus (Completed √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang