"sekecil apapun perhatianmu kepadaku, membuatku semakin suka kepadamu."
(Haykal N.)Happy Reading💚
___________________________________
Haykal kembali menuju kelas ketika selesai menjalankan hukumannya, lumayan bikin capek sih tapi nggak papa."Gilaa pil, Lo disuruh ngapain? Dari istirahat pertama sampai sekarang istirahat kedua?" Tanya Dafa yang melihat Haykal kecapean.
"Bersihin toilet."
"Luka Lo perlu di obatin tu Kal, ke uks aja yuk." Ajak Azfar yang tak tega melihat luka Haykal di dahi dan juga bibir nya itu.
Haykal menggelengkan kepala."Udah mau dhuhur, persiapan sholat aja yuk." Ajak Haykal yang diangguki kedua temannya.
Mereka menuju ke masjid depan sekolah. Haykal melihat ara yang sedang berjalan menuju ke masjid.
Ia segera menghampiri sang adik memastikan bahwa keadaannya baik baik saja. Haykal sedikit berlari."Heh upill tungguin." Teriak dafa. Mereka mengejar Haykal. Azfar menarik tangan Dafa karena mengetahui jika Haykal sedang menghampiri sang adik.
"Lagi nyamperin Zaura, mending kita di belakangnya aja ngawasin kalo ada yang mau berbuat jahat." Ujar Azfar sok serius.
Dafa mengangguk kan kepala mengerti."Dek." Panggil haykal dari belakang.
"Bang, pasti tadi dihukum ya? Maafin Ara bang." Ucap Ara merasa bersalah.
"Itu udah tugas Abang buat jagain kamu."
"Bang, bibir nya kok berdarah? Udah di obatin? Nanti sampek rumah harus dikasih obat merah lagi. Sakit ya bang?"
"Hihhh, kamu tuh lucu banget. Abang sayang banget sama kamu." Ucap Haykal sambil mengacak gemas jilbab ara, pasalnya adik perempuan nya itu sangat menghawatirkan keadaan Haykal.
"Ih, jangan-jangan itu tuh pacarnya haykal."
"Romantis banget sih Haykal."
"Pakek acara pegang-pegangan tangan juga lagi."
"Haykal tu berantem demi belain tuh cewek."
"Nggak malu tuh sama jilbabnya yang gede, tapi pegang-pegangan sama cowok."Begitulah cibiran para haters ketika melihat Haykal dan ara sangat dekat.
Baru kali ini mereka melihat Haykal seperhatian itu kepada perempuan, semua mengira bahwa ara adalah pacar Haykal.***
Absya kembali kepikiran Haykal yang menurutnya sangat romantis itu . Tapi apa mungkin ini perasaan Absya yang sesungguhnya?."Absya?" Panggil ustadzah Aisyah mengagetkan ara yang sedang melamun.
"Eh, iya ustadzah."
"Silahkan maju, ini giliran kamu."
Absya mengangguk dan segera maju membaca kitab Fathul qorib.
Selesai kegiatan belajar, Absya menuju ke asrama mengambil handuk dan ingin segera mandi tak lupa persiapan untuk sholat dhuhur."Sya, kamu masih kepikiran Gus Haykal?" Tanya Kania.
Absya mengangguk pelan."Udah lah Sya. Mending kita mandi aja." Ucap Fira.
"Kan, kamu kok bisa sih mandi selama itu?" Tanya Absya tiba-tiba.
"Mandi tuh pakek perasaan Sya, mulai dari mencuci muka, pakek sabun mandi itu tuh harus pelan biar kita terasa mandinya." Jelas Kania yang sangat konyol.
"Alah, kayaknya kamu kalo mandi tiktok an dulu, kalo nggak gitu ngedans dududu nya blackpink, apa goyang ubur-ubur." Ucap Fira sok tau.
"Udah, mandi yuk... kali ini aku yang duluan." Ujar Absya lalu meninggalkan temannya.
***
"Loh Gus. Itu kok luka luka kenapa?" Tanya kang Farhan ketika melihat Haykal didalam mobil dengan bekas lukanya."Heee biasa kang, insiden kecil."
"Sampun diobati?"
"Kang Farhan perhatian banget sama akoh, kan jadi terharu." Jawab Haykal lebay.
Farhan hanya tersenyum tipis."Ara, jangan bilang ke umi, Buya apalagi bang Adzar kalo bang Haykal berantem."
"Tapi mereka akan tau kalau melihat Abang kek gini."
"Nanti Abang lewat pintu belakang."
"Nggak perlu Gus, di ndalem nggak ada orang. Gus Adzar lagi ngecek toko, Buya sama umi lagi keluar tadi." Ucap kang Farhan.
"Oh, oke kang. Makasih."
***
Ara berniat untuk mengobati kakaknya, namun ia tak melihat sama sekali keberadaan kakaknya itu. Akhirnya ia mengurungkan niatnya, memilih kembali untuk belajar bersama mbk mbk santri di kelas.Haykal tengah duduk bersandar di bawah pohon besar yang terletak tak jauh dari ndalem. Ia mencoba mengobati lukanya sendiri, tak mau membuat orang lain khawatir ataupun cemas apalagi Ara, ia tak mau membuat Ara merasa sangat bersalah.
Ditempat ini cukup sepi, tak ada yang datang kesini kecuali yang pengen dateng :v."Eh gila, sakit bener ya."
Ucap Haykal kepada diri sendiri.***
Absya merasa sangat bosan, hari ini ia tak ada jam mengaji tugasnya di ndalem pun juga sudah selesai. Ia iseng menuju belakang ndalem. Ternyata pondok pesantren ini sungguh luas, dibelakang ndalem masih ada tempat-tempat yang mungkin di pakai keluarga ndalem untuk sekedar bersantai. Absya berjalan lagi sampai ia menemukan sebuah tempat yang sangat indah menurutnya, banyak sekali pohon-pohon rindang dan juga masih hijau."Masyaallah ternyata pondok ini luas juga. Kenapa aku baru tau ya kalo ini sangat indah." Ucapnya. Jelas saja, jarang santri mengunjungi tempat tersebut kecuali libur, atau tidak ada kegiatan sama sekali.
Absya seperti melihat seseorang yang tengah bersandar di balik pohon besar . Ia mencoba menghampiri."Udah lah gini aja, ntar minta tolong ara suruh ngasih plester."
Absya seperti mengenali suara itu.
Benar saja itu adalah Gus Haykal."Assalamu'alaikum gus." Ucapnya memberanikan diri untuk menguluk salam.
"Waalaikumsalam." Jawab Haykal yang masih tak percaya jika Absya sudah berada di sampingnya.
Absya dibuat kaget karena melihat luka yang ada di dahi Haykal dan juga sudut bibir Haykal.
Dengan cekatan Absya segera mensejajarkan tubuhnya dengan Haykal dan meraih alat p3k yang disamping Haykal."Gus itu kenapa bibir sama dahinya?" Tanya Absya khawatir.
"Ehhm nggak, tadi berantem dikit sama adek kelas." Jawab Haykal sedikit canggung karena perhatian absya.
"Sini Gus saya liat lukanya."
"Nggak papa kok." Tolak Haykal halus.
"Gus, ini harus di obatin. Harus dibersihin dulu pakek alkohol. Nanti bisa infeksi."
Haykal menganga melihat kecemasan Absya. Dengan cekatan Absya memberi obat merah di sudut bibir Haykal.
Tak lupa Absya juga mengobati dahi Haykal. Sekarang posisi mereka sangat berdekatan. Haykal bisa merasakan deru nafas Absya."Sudah Gus, jangan lupa nanti diganti lagi ya itu plesternya." ingat Absya kepada Haykal.
"Iya, tapi yang nggantiin kamu lagi ya." Jawab Haykal ngelantur.
"Ha?"
"Nggak nggak." Jawab nya cepat.
"Uh, nih mulut kalo ngomong asal aja." Ucap Haykal lirih sambil memukul i mulutnya sendiri."Kenapa kamu ada disini?" Tanya Haykal penasaran.
"Eh anu Gus, tadi nggak sengaja pengen jalan-jalan." jawab absya sedikit menunduk.
"Kenapa?" Tanya Haykal yang membuat Absya tidak mengerti maksud Haykal.
"Kenapa kamu melakukan semua ini?" Ulang Haykal.
Absya bingung ingin menjawab apa."Maaf Gus, saya harus kembali ke asrama." Putus Absya cepat dan segera pergi meninggalkan haykal sebelum jantungnya tambah deg deg an.
"Acaa... apa ini pertanda kalau kamu itu suka sama aku?"
____________________________________
Gomawo💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Gus (Completed √)
Teen Fiction# {Haykal Nufail Al-Farabi} (sebagian part dihapus, dan pindah ke HINOVEL) Tengil, usil, urakan, suka bikin ulah disekolahnya siapa sih yang menyangka kalo ia adalah putra kyai besar pondok pesantren. Suka godain cewek sana sini tapi nggak pernah di...