Part 3

4K 481 24
                                    


Chaesoo💜


Happy Reading

“Aigoo. Kepalaku sakit mendengarkan omelannya”  gerutu Irene  sesaat setelah pelajaran Park seongsaenim berakhir.

“Kepalaku sakit karna mengerjakan soal yang tak kumengerti itu” sahut Bona menanggapi.

“Apa dia sudah selesai”

“Siapa” tanya Bona polos.

Pletak!!

“Yak!!!”

Irene dengan ringannya menjitak kepala Bona. Sementara Bona yang syok tiba-tiba kepalanya yg tak bersalah menjadi korban kekerasan temannya ini hanya bisa memandang Irene dengan tatapan ‘kau mau mati’.

“Kau pura-pura bodoh atau memang bodoh. Kau melupakan Jisoo!”

“Astaga!”

Bona menepuk jidatnya. Bagaimana mungkin dia melupakan Jisoo yang sedang dihukum.

“Kajja” ajak Irene menarik tangan Bona paksa.

“Kemana?!”

Irene menghentikan langkahnya. Menatap sahabatnya ini yang entah terlalu polos atau bodoh.

“Kerumah sakit. Memeriksa otakmu yang bodoh itu!. Tentu saja mencari Jisoo” sembur Irene dengan nada yang sedikit meninggi.

“Kenapa kau jadi membentakku”

“Aku tidak membentakkamu aisssss jinjja—“ teriak Irene frustasi.

“Kau ini kenapa aneh sekali” ucap Bona acuh meninggalkan Irene yang masih dengan raut wajah frustasinya.

“Kau mau kemana” tanya Irene menghentikan langkah kaki Bona.

“Tentu saja mencari Jisoo” 

Irene mencelos mendengar jawaban Bona. Sementara Bona sudah kembali berlalu meninggalkan Irene dibelakangnya.

“Baechu sabar… sabar…” ucapnya menenangkan diri.

*****

Irene dan Bona mengedarkan pandangan mereka kesekeliling kantin. Jika ditoilet dan taman sekolah Jisoo tidak ada maka kantin adalah tempat terakhir yang pasti gadis itu kunjungi.

Pandangan kedua-nya berhenti tepat dipojokan kantin tempat favorite mereka. Dari sini mereka dapat melihat Jisoo yang dengan santainya menyantap makanan-nya.

Irene berjalan menuju tempat dimana Jisoo berada diikuti Bona yang mengekor dibelakangnya.

Jisoo menghentikan suapannya saat kedua sahabatnya itu duduk dihadapannya.

“Kenapa wajah kalian seperti itu” tanyanya saat melihat raut wajah masam terpatri dikedua wajah sahabatnya.

“Hahhh jika aku tau akan seperti ini aku akan lebih senang jika menemanimu membersihkan toilet ” keluh Irene.

“Aku juga lebih rela pinggangku sakit dari pada harus kulit ku yang akan mengkerut ini”  timpal Bona.

Mengerti akan apa yang dibicarakan sahabatnya itu Jisoo hanya  mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. 

Didalam hati ia bersorak gembira. Nasipnya jauh lebih beruntung dibandingkan kedua sahabatnya yang malang ini.

“Aku turut prihatin atas nasib kalian berdua”  ujarnya tulus sambil memperlihatkan mimik wajah prihatinnya.

“Terima kasih atas keprihatinanmu itu. Kami berdua sungguh terharu mendengarnya” ucap Bona menyindir dengan senyum masam diwajahnya.

“Huft… Chikin.. Chikin.. Chikin” ucap Irene jengah melihat makanan yang dimakan Jisoo.

Can You Love Me ? 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang