<Since Zero is not finished yet, this snippet may contains spoiler hehe>
•••"Tante Sea!"
Wen Juan berlariㅡsambil mengacungkan mainan barunyaㅡmenyongsong Kim Sea yang baru saja turun dari mobil sedan putih milik Lee Chan. Anak laki-laki berusia 6 tahun itu masih mengenakan bib berwarna abu-abu terang lengkap dengan dua biji nasi di sudut kiri bibirnya pertanda habis makan.
Sedetik setelah berhasil melompat ke dalam pelukan Sea, Xiao muncul di pintuㅡmenggelengkan kepala melihat kelakuan anak ketiganya dan berbisik pelan, "Sorry," katanya, "Juan udah nanya mulu kapan Tante Sea ke sini soalnya."
Sea tertawa, mengangkat Juan ke dalam gendongan sambil membersihkan sisa makanan di bibir anak itu. "You miss meㅡhuh?"
"A lot." Juan tertawa. Lalu, tawanya semakin lebar ketika Om Chan keluar dari mobilㅡmenatapnya tidak suka. Bukan benar-benar tidak suka, sih, Chan menyayangi semua keponakannyaㅡdia hanya memberikan tatapan penuh peringatan kalau Tante Sea yang Juan peluk erat kini adalah pacarnya. "I miss you too, Om Chan."
"Ya sini sama aku, kasihan Tante Sea gendong kamu. Kayak kecil aja badannya."
"No way." Juan menggeleng, kemudian menjulurkan lidahnya sebelum mengecup pipi Sea dan menunjuk pintu rumahnya. "Ayo masuk, Tante! Papa masak enak. Kita makan-makan!"
Sea menoleh untuk menatap Chan sekilasㅡyang ditatap hanya mengulas senyum tipis sebelum mengangguk dan menyusul di belakang. Iseng membayangkan bagaimana jadinya kalau hubungan mereka benar-benar direstui semesta dan anak laki-laki dalam gendongan Sea bukan hanya keponakannya melainkan anak kandungnya.
•••
Wen Junhui tidak bercanda ketika menelepon dua hari lalu untuk memberi kabar bahwa dia bersedia menjadi host untuk perayaan ulang tahun Sea. Dia tidak menjanjikan pesta besar-besaran, sih, hanya makan bersama dengan berbagai macam menu di rumahnya. Berbagai macam menu yang ia masak sendiri sesuai request dari yang punya hari bahagia.
Sea bilang apa saja, dan Junhui benar-benar memasak apa saja. Mulai dari masakan Cina, Jepang, Korea, bahkan Indonesia dan Italia.
"Banyak banget kayak mau ngundang tetangga satu kompleks deh, Kak," ujar Chan sembari mencomot satu biji takoyaki. "Ini mulai masak dari jam berapa?"
"Dari pagi, Chan," Xiao menggeleng pasrah sembari menunggu Xuanyi selesai mengunyah dan menelan makanannya. "Aku masih tidur dan dia udah di dapur."
"Aneh banget Kak Junhui." Chan tertawa lebar, sudut matanya masih mengawasi Juan yang tidak mau lepas dari Seaㅡmengajak pacarnya itu bermain puzzle bergambar Captain America. "Padahal ulang tahunmu kemarin nggak seheboh ini juga."
"Kamu aja yang nggak tahu," Xiao membantah cepat. "Dia booking penthouse dan nitip anak-anak ke rumah Chorim."
"Ha? Terus kalian ngapain?"
"Menikmati hidup mewah."
"Kayak hidup kalian sekarang kurang mewah aja," Chan menggeleng lagiㅡtidak habis pikir. "Kenapa nggak dititip ke rumah? Atau ke tempat aku dan Sea."
"Aku nggak tahu. Tiba-tiba aja waktu aku pulang tuh anak-anak udah nggak ada, Chan."
"Ekstrim, as usual. Junhui-thingy."
"Apa tuh, Junhui-thingy?" tanya Junhui yang tiba-tiba saja muncul di antara sepasang kakak beradik sambil melepas apron. "Cakep, pinter masak, dan berkharisma ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN Imagine Snippets
FanfictionPotongan cerita dari SEVENTEEN Imagine 1.0 dan 2.0 Universe.