Setiap hal yang lo ucapin, yang lo lakuin akan ada sebab-akibat atau konsekuensi didalamnya-Elegi Chalviller Arasya
⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱⛱
Happy reading ❤
Enam orang itu melangkahkan kaki ke depan kelas X IPA 3 yang koridor kelasnya sepi. Karena sekarang sedang jam pelajaran olahraga. Rafa dan Rafi membopong kerangka replika manusia dari lab biologi dengan hati-hati.
Sementara Rasya yang jalan paling depan sesekali minum soda kaleng berwarna merah mambuat bibirnya jadi agak merah. Alger membawa Hoodie milik Ara karena ia yang mau. Sementara Axel membawa tas milik Ara berjalan-jalan heboh seperti di catwalk, Axel baru sembuh langsung kambuh.
Farhan tidak ada dengan mereka, ia sedang mengawasi kegiatan olahraga yang dipimpin pak Samson.
"Ara cantik," kata Farhan terdengar di sambungan telepon ke Earphone nikrabel milik Rasya yang sedang berjalan ke kelas XA2
"Ara lagi main bola basket, sayang dadanya rata kaya papan triplek," kata Farhan lagi seperti mata-mata yang mengintai musuh.
Rasya terkekeh singkat.
Sampai di dalam kelas, Rafa memberikan replika kerangka manusia itu. Rasya mengambil Hoodie di tangan Alger kemudian memakaikan baju itu kepada kerangka manusia tersebut, "Dingin kan? Sini papah pakeein baju,"
"Kelakuan lo bener-bener taik sya," cibir Rafi sambil tertawa.
"Ada lipstik ngga?" Tanya Rasya.
Semua menggidikan bahunya, untuk apa anak cowok bawa lipstik? Mereka cowok tulen asli, bukan setengah matang atau tulang lunak.
"Cari!cari!" Rasya menyuruh teman-teman untuk mencari lipstik di dalam tas secara acak.
Sampai Alger menemukan lipstik di dalam tas milik Aji dan mengerahkannya pada Rasya.
Rasya memutar lipstik itu, "ini cara pakenya gimana Brad?" Tanya Rasya kebingungan.
"Sya gue mohon sama lo, gue tau lo emang banyak beban hidup tapi jangan jadi lucinta Luna juga dong sya," kata Axel nelangsa, kalau Rasya berubah jadi setengah mateng mereka akan kehilangan sosok Rasya yang Laknatullah.
Rasya memakai lipstik itu di bibirnya, membuat teman-temannya menatap heran Rasya. Dah gila memang, Rasya memanyunkan bibirnya, sontak yang ia dapatkan adalah tatapan geli.
"Udah rata belom?" Tanya Rasya Sambil manyun-manyun, ia mengeluarkan layar ponselnya berkaca.
"Entah apa yang merasuki mu, " Rafi menghela nafas panjang.
Rasya mencium lengan Hoodie milik Ara sambil terpejam, layaknya mencium punggung tangan seorang gadis. Ia lalu menatap kerangka kepala itu dengan tatapan mendalam, "Bilangin buat cewek itu, gue udah balas ciumannya," lalu Rasya mencium sekilas lagi Hoodie milik Ara.
Alger menatap Rasya bergidik ngeri, sumpah demi Apa Rasya kenapa jadi gila seperti ini. Axel menatap Rafa kode untuk segera panggil ambulans.
Bekas lipstik itu tercetak sempurna di Hoodie milik Ara. Rasya kemudian memakaikan kerangka itu tas milik Ara yang sudah ia taruh barang-barangnya di bawah kerangka itu.
Semua geleng kepala, Rasya benar-benar bangsat. Semua tau kalau Rasya selalu memiliki akal dalam menindak sesuatu.
Rasya mengelus lembut puncak tengkorak itu layaknya mengelus puncak kepala perempuan," Cantik," puji Rasya.
"Buruan keluar, jam pelajaran udah selsai," ucap Farhan menggema ditelinga Rasya.
Rasya tidak panik, ia mencari tas milik Ara dibantu oleh teman-temannya. Sampai ia menemukan tas milik cewek itu. Ia membawa seragam kemeja milik perempuan itu agar Ara tidak bisa ganti baju setelah olahraga selsai.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK ELEGI
Novela JuvenilBukan jenis puisi yang artinya nelangsa, bahkan makna yang ku temukan adalah sebuah romansa darinya. Ini hanya cerita biasa bagi pembaca, tapi cerita luar biasa bagi seorang perempuan yang mendapatkan memori-memori baru dari seorang laki-laki yang...