Kejutan

913 111 31
                                    

"Granny versus grandchild, who's the winner?"

.

💮

.

"Kamu tahu kan derajat keluarga kita gimana?"

Kalimat itu seketika membuat Hyunjin tertegun. Ada satu hal yang dia lupa mengapa dia sangat benci untuk berkumpul bersama keluarga besarnya.

Yaitu, kedudukan dan harta.

Ya, menurut Hyunjin yang dipikirkan oleh 'Keluarga besarnya'  hanyalah 2 opsi itu. Hyunjin bahkan sangat bersyukur kedua orang tuanya tidak terlalu memusingkan hal itu, papa mamanya cenderung mengajarkan Hyunjin tentang perilaku yang bisa dibilang sederhana, mau sekaya apapun mereka, keluarga ini selalu merendah.

Mereka berdua merasa bahwa tradisi seperti itu musti di hilangkan.

Hyunjin menipiskan bibirnya sejenak, lalu kembali berbicara dengan nada sarkas, "Terus? apa hubungannya derajat dengan pasangan saya?"

"Ck, Hyunjin!" tegur Yeji yang ada di sebelah Hyunjin.

Yeji yang berada disampingnya tentu saja langsung terkejut dan tenganga kecil, belum lagi kedua orang tuanya yang mendadak menjadi tegang karena jawaban dari anaknya itu.

Jawabannya itu seakan-akan dia menantang balik neneknya.

"Kamu nggak ambil makna penting dari sepupumu ya? atau lebih simpelnya orangtuamu," balas neneknya yang masih bersikap tenang.

"Sampai kapan tradisi bodoh ini berlanjut? maaf jika Hyunjin lancang, tapi yang bakal menempuh kehidupan selanjutnya itu ya Hyunjin bukan nenek. Mau dia sederajat dengan keluarga ini atau nggak itu bukan urusan nenek."

"Hyunjin pikir derajat ataupun martabat di keluarga ini yang bermasalah," lanjutnya dengan nada sedikit mengejek.

Sebagian dari sepupunya pun merasa ucapan Hyunjin sudah kelewatan, terlebih dia melontarkan kalimat itu ke neneknya, itu sungguh kelewatan. Walaupun begitu Hyunjin tetap saja merasa bodo amat, selama dia masih benar maka pemuda tampan ini akan mempertahankannya, bahkan sampai neneknya ini bungkam.


"Hyunjin... tante rasa pernyataanmu itu sama sekali salah, terlebih ucapanmu ke nenekmu sendiri sangat tidak sopan. Derajat di keluarga ini tetap terus berlaku, oh... jangan bilang kamu ngomong seperti ini karena wanita yang kamu pilih adalah kalangan rendahan? atau jangan-jangan kamu di pengaruhi oleh gadis itu?" Hyunjin merasa tertohok setelah mendengar kalimat yang kurang enak dari mulut tantenya itu, yang bisa dibilang merupakan ibu dari Sanha, sepupunya.

Gak anak gak mama sama aja. batin pemuda itu dengan jengkel.

"Sepertinya yang nggak punya sopan santun disini adalah tante sendiri. Apa? wanita rendahan? dipengaruhi? aneh. Bahkan perkataan tante sendiri sama sekali nggak ada santunnya, terus dengan santainya tante mengajari saya tentang sopan santun?  bahkan wanita yang saya pilih pemikirannya nggak serendah seperti tante," jawab Hyunjin dengan sarkas namun dengan ekspresi tenang.

Sanha yang mendengar mamanya di jelekkan itu langsung naik darah, "Apa lo bilang?! jaga—"

"Cukup!"

Suara nyaring dari neneknya itu membuat ruangan itu hening sesaat, kedua orang yang beradu mulut juga langsung terdiam.

Disitu neneknya mulai bersuara, "Minju."

soulmate? (HwangShin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang