Menurutku, rumah berarti kamu, Mark Lee.
Setelah kepergiannya, rumah tak lagi sama.
aku pulang duluan ya!
Kataku pada teman teman sekelas usai pembelajaran selesai.
Tapia apa aku benar benar pulang?. Tidak kurasa,
Aku sudah tidak punya tempat pulang.
Memasuki Apartemen yang kita tinggali berdua terkadang hanya menyisakan luka atas angan anganku agar kamu ada di salah satu ruangan saat aku mengetuk pintu.
Memeluk sweeter hangat yang bau keringat menandakan betapa kosongnya aku setelah tuhan mengambilmu.
Bagian paling menyedihkan adalah.
Aku belum menangis sejak detik pertama aku mendengar kepergiannya.
Aku belum melihat jasad nya.
Berarti aku masih bisa berharap dia datang memencet password pintu kemudian menyerangku dari belakang kan?.
Di sudut ruangan kamarnya, ada ipad yang ia tinggalkan.
Itu barang privacynya jadi aku tak punya Kendali untuk membukanya.
Kemarin aku sudah mengirim pesan pada haechan agar ia datang mengambil barang barang Mark, siapa tahu keluarganya lebih membutuhkan barang barang ini dari pada aku yang hanya bisa membelainya pelan sebelum akhirnya hanya kupandangi dari jauh.
Namun kata si cerewet itu, ipad mark ada di dorm. Yang berarti, tidak ada yang tahu perihal mark yang memiliki ipad lain.
Biarlah, aku tak mau membukanya, nanti kalau dia pulang, bisa bisa dia marah kalau aku mengutak atik barangnya.
YOU ARE READING
Draft Mark Lee
Short Storytujuh hari berlalu setelah kepergianmu. semua orang masih berduka, kurasa.