'Katanya, dia punya pacar tau!'
'Hng?' kataku menanggapi temanku, Elisa, yang sejak istirahat makan siang tadi tak henti hentinya membicarakan Mark lee.
Matanya sembab akibat menangisi pacarku malam tadi.
'ada sasaeng yang bilang dia barhasil mengambil data dari ponsel mark, terus ada folder foto perempuan, tapi nggak dibeberkan sih wajah perempuan itu' jelasnya.
Dalam hati aku bergumam, perempuan mana lagi yang ia jadikan koleksi foto.
Tujuh hari berlalu setelah kepergianmu. Semua orang masih berduka, kurasa.
Tapi memang tidak semengenaskan ketika kabar pertama kali datang dan menghunus ribuan hati.
Mulai surut tetes air mata yang mengalir untukmu.
Mulai lirih suara orang orang yang meneriaki kepergianmu.
Aku tak tahu apakah harus kurayakan atau kutangisi keadaan ini.
Sekelibat memori tentang mu tiba tiba berputar di otakku kala aku tengah mengambil sepotong semangka pada menu makan siang hari ini.
'kamu tahu nggak apa yang paling bikin aku penasaran di dunia ini?' tanyanya tiba tiba kala itu ketika kami sedang memotong semangka di balkon malam malam.
'apa?'
'bagaimana nanti aku akan dikenang ujarnya'. Kukira ia bercanda awalnya, namun sorot serius bola matanya melunturkan senyumku.
'apasih, ngaco' elakku kala itu tanpa pikir panjang sembari mengiris bongkahan besar kesukaan singa ini.
Andai saja mark.
Andai saja kujawab dengan serius pertanyaanmu.
Kamu akan dikenang oleh jutaan hati dan ribuan tetes air mata.
Kamu laki-laki baik. Orang bodoh yang benci kamu.
Dan jika hari dimana orang orang akan lupa pada apa- apa yang tentang mu tiba.
Aku masih disini mark.
Aku tak akan lupa pada semua hal tentang kamu.
YOU ARE READING
Draft Mark Lee
Short Storytujuh hari berlalu setelah kepergianmu. semua orang masih berduka, kurasa.