4

9 1 0
                                    

Cheonsa berhenti.

"Eonni dengar aku!? Kau tak butuh uang lagi!? Kau butuh seseorang yang mengerti semua kebutuhanmu!? Jiwamu!?"

Cheonsa segera berbalik.

"Kau mau mendengarku!? Apa aku dibeli hanya untuk menemanimu?! Kenapa kau tidak membeli saja manekin jika aku bicara pun tidak kau dengarkan!? Eonni dengar!!!!"
Cheonsa menarik nafas.

"Pergi tidur sebelum aku menyakitimu nak..."

"Eonni tak mau dengar aku?!"

Cheonsa menggeleng.

"Sudahlah. Aku lelah. Jangan ajak aku bertengkar malam ini." Ucap Cheonsa lirih berbalik berjalan kearah kamarnya.

Myungji merasa sesak disana.

"Dasar Cheonsa bodoh!!!! Kau dengar bocah ini!?!!! Kau bodoh!?" Teriak Myungji kesal.

Cheonsa diam mengunci pintu.

Ia hanya diam lantas membanting tubuhnya ke ranjang.

Wanita itu sejenak diam.

"Apa iya semua hidupku hanya untuk uang?" Batinnya.

Cheonsa diam. Tak peduli lagi.

Ia menutup mata.

---

"Cheonsa-ah!?"

"Berhenti bi!?" Teriak Cheonsa panik.

"Cheonsa-ah..." "Aku memilih tidak memiliki orangtua bi!? Yang kau lakukan justru menjualku!?"

Wanita paruh baya dihadapan Cheonsa menggeleng.

"Tidak nak... aku..."

"Apa!? Lupakan!? Aku akan pergi!?"

"Tidak!? Kau tak bisa pergi!?"

---

Cheonsa membuka matanya. Pagi cepat sekali datang.

"Aku lebih baik menelpon Seojun..." ucapnya dengan suara serak.

Seojun masih sibuk berkemas. Ponselnya bergetar keras diatas meja.

"Cheonsa? Ya?"

"Aku ijin tidak masuk hari ini."

"Kenapa? Kau tak apa? Suaramu..."

"Aku baik. Aku baru bangun, suaraku memang begini... Aku ingin menemui seseorang hari ini." Ucap Cheonsa pelan.

"Oh... Baiklah." Ucap Seojun.

Cheonsa memutus panggilan cepat. Akan lebih baik jika ia berkunjung ke tempat dimana ia dibesarkan dulu.

Wanita itu bergegas bersiap. Ia hanya menggunakan kaos pendek dengan jeans biru panjang yang melekat sempurna membentuk kaki jenjangnya yang indah.

Ia keluar dari kamar dan mendapati Myungji bersiap ke sekolah untuk mengambil beberapa berkas.

"Myungji-ah..." panggil Cheonsa.

Myungji menoleh dingin.

"Kau tidak bekerja, eonni?" Tanya Myungji tak menatap Cheonsa dan sibuk memasukkan barang-barang miliknya kedalam tas.

"Tidak. Aku mau keluar menemui seseorang. Kau butuh tumpangan?"

"Aku bisa sendiri."

Cheonsa menarik nafas. Marah, hhmm?

"Batas marahmu hanya hingga aku kembali melihatmu lagi. Jika tidak, aku akan menghukummu." Ucap Cheonsa dingin melangkah acuh keluar dari sana.

Myungji terdiam.

Only this DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang