Myungji berjalan. Cukup jauh dari kantor Cheonsa.
Ia hanya duduk di halte, sesekali mengayunkan kakinya.
"Myungji-ah!?" Seseorang berteriak dari dalam mobil.
Myungji cepat mendekat.
"Eonni, apa yang kau... eoh?" Myungji terkejut melihat seorang bayi kecil ada di kursi depan.
"Bayi siapa ini?!"
"Anakku."
"Kau membelinya?"
"Kau gila?"
Myungji tersentak diam.
"Sudah, masuk. Kau duduk dibelakang saja. Aku tak ingin membangunkan Micha."
"Siapa Micha?" Tanya Myungji.
"Sudahlah, Myungji... Cepat masuk."
Myungji mencebik saat Cheonsa justru mengomel.Mereka sempat terdiam, "Kau dari kedai paman Choi? Kenapa kau disana?" Tanya Cheonsa.
"Tak apa. Hanya ingin kesana."
"Kau masih marah?" Tanya Cheonsa.
"Bukannya kau bilang aku tidak boleh marah?" Tanya Myungji balas.
Cheonsa tersenyum."Carikan dulu kereta dorong. Kau mau menggendong bayi gendut itu terus?"
"Kau tak boleh bicara seperti itu, Myungji-ah..."
"Untuk apa eonni adopsi anak? Apa memilikiku saja kurang?" Tanya Myungji acuh menatap keluar jendela.
Cheonsa menarik nafas, "Hanya berjaga saja setelah perceraianku nanti."
Tolong, menikah saja belum.
"Eonni berfikir terlalu jauh."
"Sudahlah, Myungji. Aku benci berdebat denganmu. Kau lebih cerdas dariku." Ucap Cheonsa.
Myungji memilih diam.
---
"Aku ambil ini..."
Myungji melongo melihat barang yang dibeli Cheonsa.
"Kau mau membeli untuk bayi atau siapa? Kenapa sebanyak ini?" Protes Myungji.
"Terimakasih." Cheonsa kembali menerima kartu kreditnya.
"Kenapa? Kau bilang aku harus membelinya?"
"Tapi... Ahhh... Sudahlah..."
"Nona... Apa aku bisa langsung menggunakannya? Atau aku perlu membersihkannya?" Tanya Cheonsa pada pegawai disana.
"Anda bisa langsung memakainya. Akan kami bantu membersihkannya."
Cheonsa mengangguk.Myungji diam melirik bayi kecil di dekapan Cheonsa saat ini.
"Berapa usianya?"
Cheonsa menoleh, menatap Myungji yang nampak penasaran.
"2 bulan." "Kecil sekali."
"Kau kira dulu kau sebesar apa?" Tanya Cheonsa pelan.
Myungji mundur. Tak ingin berdebat lagi.
"Ini nyonya... Sudah dibersihkan. Waahh cantik sekali..." ucap pegawai wanita yang mengantar kereta dorong milik Micha.
"Terimakasih." Jawab Cheonsa.
Myungji hanya berdeham.Cheonsa perlahan meletakkan Micha disana.
"Cantiknya..." ucap Cheonsa pelan.
Myungji hanya diam."Hei... Tak perlu cemburu seperti itu." Ucap Cheonsa menoel dagu Myungji pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only this Day
RomansHidup Bae Cheonsa nyaris sempurna jika saja kekasihnya tidak berkhianat dan ia tak harus di jodohkan dengan seorang CEO muda anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Kehidupannya sudah cukup. Mapan, cantik, dan punya banyak teman. Tapi mampukah ia...