part 3

12 1 0
                                    

Di halaman rumah yang sangat luas dan ditanami oleh tanaman" hias disana, Ara sedang menyiram bunga yang tampak mulai bermekaran, dan sambil menunggu langit sore berubah jadi malam. Ara memang suka dengan bunga, apalagi sangat suka jika ia diberi buket bunga oleh seseorang, apalagi jika yang memberinya Geral, andai saja bisa terjadi. Namun semua itu hanya harapan Ara tidak akan menjadi kenyataan yang akan terjadi.

"Bang arvin mana?" tanya seorang lelaki yang berada di belakang Ara

Ara terpaku, dia seperti mengenal suara lelaki itu, yang tidak asing lagi baginya. Tidak salah lagi, ia Geral. Ara segera memutar balikkan badannya.

"Ada di dalam masuk aja gapapa" sahut Ara

Namun tidak ada respon sama sekali dari Geral, bahkan lelaki itu langsung saja pergi dan masuk ke rumah untuk mencari teman maen basketnya itu.

Ara tersenyum tipis, hatinya berkata 'sebodoh ini aku masih menyimpan rasa pada orang yang sudah jelas jelas tidak pernah menganggapku ada? Ara ayolah lo harus move on, kenangan lo harus lo buang jauh jauh'. Rasanya sakit jika teringat dulu seorang Geral yang sangat perhatian dengan Ara, mencari jika Ara tidak ada, membelanya, melindunginya dan selalu ada. Namun sekarang semua hanya kenangan yang harus dilupakan.
Setelah semua sudah disiram Ara mematikan krannya dan masuk ke rumah.
Melihat dua lelaki itu hanya menonton televisi dan tidak saling berbicara. Ara menggeleng, batinnya 'Masa Geral kesini cuma mau nonton TV gajelas banget'.

Ara menaiki tangga ingin rehat di kamarnya lantas ia lumayan lelah menyiram bunga di halamannya yang cukup luas.

"Raa" panggil abangnya

Ara menghentikan langkahnya

"Bikin minum" sahut abang Arvin

Ara memutarkan bola matanya, dia sungguh tidak tahu harus buat minuman apa buat mereka.

"Mau minum apa?" jawab Ara

"Thai tea" sahut Arvin

Ara mengerutkan dahinya.
"Ara ngga bisa!" sahut Ara

"Beli didepan" jawab abangnya yang singkat dan jelas

Ara berjalan keluar, ia beli didepan kompleks perumahan mereka. Ia hanya beli 2 saja lantaran ia sama sekali tidak ingin untuk beli dan tidak ingin minum minuman itu.

Sesampai rumah Ara menaruh 2 cup Thai Tea dimeja didepan mereka

"Thank" kata itu keluar bersama dari Arvin dan Geral

Ara hanya mengangguk
Melihat mereka yang masih sama sama bisu Ara bingung bagaimana mereka bisa sama sama betah berteman dengan cara ini.

Ara segera naik ke kamarnya, ia menyandarkan punggungnya ke pojok sisi kamarnya
Ia bingung kenapa jika ia bertemu Geral saja Ia merasa biasa aja. Namun jika, bertemu Geral dengan pacarnya, rasanya sesak dan airmata selalu memaksa untuk keluar.
Dari tadi Ara memang bertemu Geral namun rasa Ara tidak sepenuh jika ia bertemu Geral dengan pacarnya.
Kenapa semua ini bisa? Atau mungkin Ara masih belum ikhlas dulu Geral meninggalkannya demi cewek itu?
Bagaimana tidak? Sebelum mereka jadian, dua hari yang lalu Geral masih ada disamping Ara, namun tiba" saja dia baru jadian dengan mantan gebetannya dulu, padahal mantannya baru putus dengan pacarnya 5 hari yang lalu, secepat itukah dia bisa mendapatkan Geral kembali?
Ara sempat sakit waktu itu lantaran Ara memikirkan masalah rasanya itu, Ara yang sudah banyak waktu dengan Geral masih saja belum bisa memiliki Geral sepenuhnya, lalu kenapa mantan gebetannya itu cuma bisa merebutnya dalam waktu 2 hari? padahal dulu Geral pernah cerita ke Ara waktu Geral mengejar mantan gebetannya itu perjuangan dan rasanya  ditolak mentah mentah, sekarang berbalik dia yang yang mengejar Geral, namun kenapa Geral tidak menolak dia, tapi kenapa Geral harus menerimanya?
Dulu Geral pernah bicara bahwa tidak ingin lagi melihat dia yang sudah menyiakan perjuangannya
Tapi dimana letak kata itu?
Semua ucapan yang Geral ucapkan waktu itu ke Ara menjadi terselimut di kepala Ara.
Wajar saja Ara belum ikhlas Geral pergi.












thx u<3

NAYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang