Putri malu suka melihat kucing dari jauh. Dia membaca informasi tentang kucing, suka gambar kucing di buku, di lukisan; tapi dia tidak pernah bersentuhan dengan kucing.
Pernah dia jalan-jalan keluar istana, dia lihat anak kucing. Dia pikir, itu saatnya melihat kucing yang nyata, lucu; tapi setelah kucing itu kencing dan pup, dia berlari menjauh.
Sudah resiko, kucing memang lucu, tapi pipis dan pup yang tidak lucu itu juga bagian dari hidupnya.
Sama seperti manusia, secantik atau seganteng apapun, kotorannya bau.
Kalau yang tidak buang air besar dan buang air kecil, namanya robot. Robot kucing adalah solusi untuk si putri malu, tapi jaman dahulu, orang belum bisa buat robot. Lukisan kucing sudah cukup.
Sepai tergopoh gopoh pulang dari pengintaian,
"Lapor, tuan putri. Ternyata daun kacang itu digunakan untuk memberi makan kuda."
"Daun kacang tidak menarik." Putri malu lagi lagi melihat daun kacang dari buku gambar.
"Bukan masalah tampilannya, tapi fungsinya."
"Kenapa tidak makan rumput saja?"
"Daun kacang punya kelebihan, yaitu memberi daya tahan lebih baik pada kuda daripada daun lain. Itu makanan super. Kalau makan daun itu, kuda kuat berlari jauh tanpa mudah kelelahan."
"Oh, aku suka berita ini." Si putri girang. Dia merasa mendapat pengetahuan baru.
Ya, kan memang hobinya putri malu adalah belajar, dia suka ingintahu, tapi dia jarang kemana-mana. Jadi satu-satunya cara adalah membaca buku. Sekarang dia mendapat informasi dari hasil laporan pandangan mata.
"Lalu ada berita apalagi Sepai?"
"Kata salah satu punggawa istana, pangeran akan naik gunung Penakhluk, makanya kudanya diberi makan daun kacang."
"Haa, kamu harus ikuti dia, Sepai."
"Tapi kalau saya ikuti dia, akan ketahuan kalau saya mata-mata."
"Kamu harus pakai cara apapun supaya dia tidak curiga. Bilang saja kamu adalah pendaki lain."
"Saya memang pendaki lain kalau naik gunung, tapi dia pasti melihat saya. Dia akan sendirian naik gunung dengan kudanya. Saya juga sendirian. Saya tidak punya alasan untuk membuntuti dia. Mungkin saya bisa menunggunya di desa teratas sebelum masuk wilayah gunung."
"Kan kamu jadi nggak tahu apa yang dia kerjakan."
"Saya tidak bisa, tuan putri."
"Berarti kamu harus sampai di gunung itu lebih dulu dan bisa melihat dia melakukan sesuatu."
"Nanti akan saya pikirkan, bagaimana caranya."
"Bagus kalau begitu, Sepai. Kamu memang bisa diandalkan."
Lagi-lagi Sepai harus pergi untuk mengintai lagi.
Sang putri menghitung detak waktu yang berjalan lambat menunggu kabar. Dia membaca buku lagi. Bosan, tidak konsentrasi. Dia masuk ke pesanggrahan tari, menari untuk melemaskan ototnya dan melancarkan peredaran darah. Itu adalah tips dari buku 'menjadi putri idaman: cantik dan bugar'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Malu-Malu Kucing
ChickLitPada jaman dahulu ada seorang putri bernama Malu. Dia diam-diam menyukai pangeran Gagah dari negeri tetangga. Putri Malu memang pemalu, tapi malu-malu kucing; kelamaan, nggak maju-maju 😏.