6. Lampu GilA

799 119 215
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Minal Aidzin Wal Faidzin yah semua. Mohon Maaf lahir dan batin, kalo aku ada salah kata maupun perbuatan sama kalian tolong dimaafkan yaa. Amin🙏

Terimakasih buat yang udah nungguin MBS up. Love yuu guys💞

Happy Reading,

****

Astra memasuki sebuah ruangan elegan yang akan menjadi tempat bekerjanya mulai saat ini. Ia menatap kesegala penjuru ruangan yang tampak nyaman dan asri. Tepat pada dinding dibelakang meja bekerjanya, terpampang jelas namanya sebagai CEO di perusahaan ini. Ia tersenyum puas karena Mario benar-benar mengerti apa yang Astra sukai.

Tok tok tok

"Masuk!"

Munculah seorang wanita dari balik pintu tersebut. Wanita dewasa dengan baju putih terawang dipadukan dengan rok bewarna maroon. Dan jangan lupakan dengan lipstik merah merona dan bedak tebal yang ia yakini sepanjang 1 kilometer. Sungguh! Terlihat sangat kontras dimatanya.

"Permisi Pak,"

"Ya."

Wanita itu mendekat kearah meja Astra. Ia berjalan dengan seanggun mungkin. Seakan saat ini dirinya berada di sebuah panggung fassion show.

"Boleh saya duduk?"

" hm"

" Terima kasih. Bapak sangat bai-" belum sempat menyelesaikan omongannya. Astra terlebih dahulu memotong pembicaraan wanita yang tak dikenalnya.

"To the poin. Saya tidak suka bertele-tele."

" Ma-af p-pak. Nama saya Renata Silfina. Saya sebagai sekertaris bapak saat ini." Ujarnya kepada Astra masih dengan tatapan penuh minatnya.

"hm" Singkat Astra karena ia sangat tidak nyaman dengan keberadaan sekertaris barunya ini.

"Jika bapak butuh sesuatu panggil saya saja! Saya akan siap membantu anda kapanpun dan di manapun anda butuhkan saya! " katanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Teguran yang Astra lontarkan tadi seolah bukan lah sebuah masalah bagi Renata. Buktinya ia malah semakin gencar menggoda bosnya.

"Apa ada yang ingin bapak tanyakan lagi?" tanya Renata berbasa-basi ria tujuannya agar bisa lebih lama lagi berada di ruangan bosnya. Ralat, lebih tepatnya berduaan dengan bos tampannya.

"Ada." jawab Astra yang fokus dengan ponsel di tangannya.

Renata langsung memasang wajah sumringah saat mengetahui respon bosnya yang tepat sekali seperti perkiraannya. Jujur, awalnya ia sangat takut melihat bosnya yang seakan acuh tak acuh kepadanya. Namun semua itu hanya ketakutan semata karena nyatanya bosnya sama saja seperti lelaki lain yang gampang terpikat olehnya. Dimana-mana semua pria emang bodoh! Pikirnya dengan bangga.

"Wah, apa pak?"

.

.

.

"KELUAR DARI SINI! SEKARANG!"

Keluar

Keluar

Keluar

Kata-kata tersebut terus menggema di telinganya. Renata melongo terdiam seribu bahasa. Otaknya sibuk mencerna keadaan sekitar. Menyerap aura kegagalan yang terlalu menguak. Sungguh, itu sama sekali tak sesuai dengan ekspetasinya tadi. Ternyata bukan bosnya yang bodoh melainkan dirinyalah yang bodoh karena telah tertipu dengan suasana saat ini.

My Beautiful SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang