enam : hitam

14 3 2
                                    

ruangan bercat putih pucat itu begitu sunyi. satu-satunya suara yang terdengar adalah hembusan napas dan halaman buku yang saling bersentuhan. tak lama, deru mesin mobil terdengar dari luar. lalu masuklah dua orang laki-laki yang sudah terbiasa keluar masuk rumah itu.

michael duduk di sofa yang bersebelahan dengan ashton. sedangkan calum duduk di sampingnya.

"bagaimana?" tanya ashton setelah meletakan buku yang ia baca di atas meja.

michael mengangkat bahu dan bersandar. "yah, seperti biasa. musnah."

"tapi, anak gadis nya melihat kami." calum menambahkan.

ashton yang semula tenang, menatap calum dan michael dengan tajam. tatapan yang mengisyaratkan kalau sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, maka mereka semua akan menanggung akibatnya. terutama calum dan michael.

selama ini mereka tidak pernah terlihat. pekerjaan mereka selalu terselesaikan dalam keheningan. dan kesalahan macam apa ini? bukan tertangkap oleh seorang penjaga, melainkan seorang gadis? sungguh memalukan.

"sudah kubilang, hati-hati dan pastikan semuanya aman. dan terlihat oleh seorang gadis? apa-apaan." ashton memijat keningnya.

michael menatap calum.

"kau tahu apa yang dikatakan gadis itu?" tanya calum.

ashton mendongak dan kembali menatap calum dan michael. "apa kalian membawa telingaku? tentu saja aku tak tahu."

calum tersenyum.

"dia berterima kasih."

kebingungan melanda diri ashton. alisnya terangkat dan dia menunggu calum melanjutkan kata-katanya. berterima kasih? apa semua orang sudah gila?

"dia berterima kasih karena aku dan calum telah membunuh ayahnya. dia bilang, selama ini dia dan ibunya berharap pria itu mati." michael menjelaskan sembari tersenyum.

"aku juga tidak terlalu mengerti maksud perkataannya. maksudku, dia adalah anak kandungnya dan siapa yang mau ayahnya yang sangat kaya mati? bukankah itu bunuh diri?" calum menambahkan.

ketiganya mengerutkan kening bersamaan. di dunia ini, jika seorang kepala keluarga adalah pegawai pemerintahan, maka dia akan menjadi anggota keluarga yang paling penting. karena uang yang akan terus mengalir darinya. jika dia mati, maka uang itu akan berhenti mengalir.

jika dia memiliki anak, maka anaknya akan menggantikan posisinya. entah itu laki-laki ataupun perempuan. dan ketentuan untuk masuk sangatlah sulit. tidak sebanding dengan pekerjaan yang mereka dapatkan.

tetapi dalam kebanyakan kasus, anak laki-laki lah yang selalu berhasil. dan anak perempuannya yang tidak berhasil? dia akan menjadi penghibur kolega-kolega lainnya. dengan begitu, mereka akan tetap memperoleh uang.

gila? memang.

"sudahlah, untuk apa memikirkannya. hanya membuang waktu." kata michael.

"ngomong-ngomong, dimana luke?"

ashton kembali membaca bukunya. "dia masih bertugas. kurasa sebentar lagi akan datang."




calum berjalan menuju ruangan kerjanya. setelah semalam melakukan tugas, pada pagi hari dia bekerja seperti biasa. berubah menjadi kehidupan yang normal lagi.

dia terburu-buru setelah menerima panggilan yang penting. matanya terfokus pada jam tangan yang mengular di pergelangan tangannya sehingga tidak terlalu fokus dengan apa yang ada di depannya.

bruk!

dia menabrak seseorang.

calum segera meminta maaf dan membantunya berdiri. ketika mereka saling melihat wajah, mereka tersentak.

"kau?"

dia anak gadis dari pria yang dibunuhnya semalam.

sedang apa dia disini? calum baru pertama kali melihat gadis itu semalam. jadi bisa dipastikan dia bukan salah satu pekerjanya.

"apa yang kau lakukan disini?" tanya calum.

"melamar pekerjaan. ayahku sudah tiada. jadi aku membutuhkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. benar kan, tuan?" gadis itu menekan kata 'tuan' dalam perkataannya.

calum menelan ludah, sementara gadis itu tersenyum lalu pergi meninggalkan calum.

***

haii calum kembali

petrichor ; calum hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang