calum merebahkan tubuhnya yang hanya terbalut handuk di atas kasur berukuran king size miliknya. setelah hari yang panjang di kantor dia akhirnya bisa pulang dan berendam dalam air hangat selama kurang lebih setengah jam lamanya. matanya yang hanya segaris itu sudah hampir tertutup rapat ketika ponselnya bergetar.
dia berdecak kesal lalu melihat nama seseorang yang sudah mengganggunya.
"ada apa?"
"halo, cal. suaramu seperti orang frustasi,"
"aku hampir tertidur dan kau menggangguku."
"oh, ya tuhan! maafkan aku. aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu,"
"aku tidak suka betele-tele, ash. kau tahu itu."
"baiklah, baiklah. aku sangat menyukai pekerjaanmu minggu lalu. kau memang tidak pernah mengecewakan."
"aku tahu."
calum langsung menutup teleponnya secara sepihak. dia sedikit menyesal sudah mengangkat telepon dari ashton yang ternyata tidak penting. lagipula, sudah satu minggu berlalu setelah kejadian itu dan baru hari ini ashton meneleponnya? ayolah, calum tahu ashton sibuk dengan pekerjaannya. tapi setidaknya luke--bawahan ashton--yang juga salah satu teman dekat calum--bisa mewakilinya.
ah lupakan saja. bekerja untuk negara memang sepertinya sangat menyita waktu. ashton adalah seorang kepala kepolisian pusat, sedangkan luke adalah salah satu anak buah ashton di kepolisian pusat. calum sendiri merupakan seorang CEO salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di kota.
meskipun calum adalah seseorang yang bisa dibilang terkenal, tidak banyak orang yang mengetahui wajahnya. mereka hanya tahu bahwa salah satu di antara sekian orang berpengaruh di kota bernama calum thomas hood. calum jarang terekspos media cetak maupun elektronik. itu permintaannya dan tidak ada satu pun wartawan yang berani menentang.
ponsel calum kembali bergetar. namun kali ini menandakan bahwa ada pesan masuk. dia melihat nama ashton kembali tertera di layar ponselnya. setelah membalas pesan dari ashton, dia berjalan menuju lemari bajunya dan menarik sebuah celana pendek. setelah mengenakan celana, dia berbaring kembali di atas tempat tidur. jam di ponselnya menunjukan pukul sebelas malam. dia harus segera tidur karena besok adalah hari panjang lainnya yang harus calum lewati.
lonceng berdenting tepat di atas kepalanya ketika calum melangkah masuk ke dalam cafe. semalam, ashton menyuruhnya untuk datang ke cafe tempat biasa mereka berkumpul saat weekend. dan sepertinya calum sedikit terlambat karena sudah ada ashton dan luke duduk di meja paling pojok. calum segera menghampiri mereka dan duduk di salah satu kursi yang kosong.
"apa aku terlambat?" calum bertanya begitu bokongnya sudah mendarat di kursi.
ashton tersenyum. "setidaknya bukan kau yang paling terlambat." katanya sembari menatap lurus ke arah pintu masuk.
calum memutar tubuhnya ketika lonceng kembali berdenting. seorang lelaki dengan rambut yang berantakan memasuki cafe. tubuhnya dibalut kaos green day, jeans, dan converse. "kupikir dia belum kembali." kata calum.
lelaki tadi menghampiri mereka bertiga dan duduk di sebelah calum--satu-satunya kursi yang masih kosong. lingkaran hitam di matanya menandakan dia kelelahan dan tidak beristirahat dengan cukup.
"lama tidak berjumpa, kawan. dua minggu kurasa?" ketiga rekannya mengangguk.
"kau sangat kacau, mike."
michael tersenyum. "apa boleh buat. pekerjaan harus diselesaikan, bukan?"
michael sama seperti calum. seorang CEO perusahaan paling berpengaruh di kota yang baru saja kembali dari urusan bisnisnya. dan mereka adalah rekan bisnis sejak beberapa tahun lalu. dua polisi dan dua CEO. pertemanan yang cukup aneh, apalagi faktanya kedua CEO itu memiliki pekerjaan lain yang rasanya tidak akan mungkin membuat mereka bisa bercengkrama seperti ini dengan polisi.
tapi seperti inilah mereka.
"aku hampir lupa. apa bajingan itu sudah beres?" tanya michael setelah menyeruput kopi panasnya.
"tentu saja. tapi aku lebih suka menyelesaikannya bersama."
"ah, kau rindu padaku rupanya, cinnamon roll."
"wajahmu semakin menjijikan untuk dilihat, mike."
michael dan calum pun tertawa dengan percakapan mereka. selagi mereka larut dalam tawa, luke segera berdeham dan menjadikan kedua lelaki tadi langsung diam dan menatapnya. "kepolisian memiliki tugas lagi untuk kalian." katanya seraya menyodorkan sebuah berkas. calum membukanya. di sana tertera sebuah alamat, foto-foto, riwayat hidup, dan informasi lainnya mengenai seseorang yang namanya ada di berkas tersebut.
"amati dia. dan jika sudah cukup, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan." lanjut luke.
"dan ingat, jangan mengecewakan kami." ashton menambahkan. wajahnya yang semula bersahabat, kini menjadi teramat dingin ketika mengucapkan kalimat itu.
calum dan michael tersenyum.
"kau tahu kami tidak pernah mengecewakan."
***
aneh ya
kek hidup yang bikin
KAMU SEDANG MEMBACA
petrichor ; calum hood
Fanficseorang pembunuh bayaran, yang amat mencintai harumnya bumi setelah didera tangisan langit.