Chapter 06: Pupus

21 5 0
                                    

Hari semakin malam,perlahan angin mengusap lembut kulit Evalyn membuatnya semakin kedinginan. Membuat Ferdian yang duduk disampingnya bertanya tanya.

"Lo kedinginan ya?"

"lumayan",jawab Evalyn singkat.

Tanpa fikir panjang Ferdian menyerahkan hodie hitamnya dan memakaikannya ke tubuh kecil Evalyn,dan membuat Evalyn sedikit merasakan hangat.

"Makasih",ucap Evalyn sembari tersenyum ke arah Ferdian.

"Ga ada kata makasih karena memang itu tugas gue sebagai sahabat lo",ujar Ferdian sembari membalas senyuman Evalyn.

"Gue beruntung punya sahabat kaya lo",ujar Evalyn sambil meletakkan kepalanya di dada bidang milik Ferdian. Dan Ferdian mengelus puncak rambut Valyn secara lembut sekali.

"Bahkan gw pengen lebih dari sahabat sama lo Fer,asal lo tau aja",batin Evalyn.

"Lyn",panggil Ferdian pelan yang samar samar terdengar di telinga Evalyn.

"Hm?",jawab Evalyn singkat.

"Bintang diatas langit itu cantik nan indah bukan?",tanya Ferdian sembari menunjukkan tangannya ke arah langit.

"Iya cantik banget,aku suka sekali",jawab Evalyn.

Ya,saat ini mereka menatap langit yang penuh dengan bintang,bahkan dengan posisi yang sama yaitu Evalyn yang menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Ferdian.

"Cantik kaya dia,indah kaya cintaku sama dia",ujar Ferdian tiba tiba yang membuat Evalyn terkejut.

"Dia?",Evalyn bingung,kepalanya memikirkan hal yang dipikirkan Ferdian.

"Iya dia",ujar Ferdian yang masih menatap bintang dilangit.

"Siapa?",tanya Evalyn. Namun tidak ada jawaban dari Ferdian.

Perlahan Evalyn mengangkat kepalanya yang dari tadi tersandar di dada bidang Ferdian.

"Lyn?",panggil Ferdian pelan.

"Hm?",jawab Evalyn.

"Lo mau bantuin gw kan?",tanya Ferdian serius. Namun Evalyn hanya terdiam seribu tanya.

"Kalau gak mau juga gak papa",ujar Ferdian.

"Emang apasih yang gak buat lo,selagi lo itu sahabat gw,gue bakalan bantuin apapun yang lo butuh",ujar Evalyn dengan yakin.

"Apapun?",Ferdian tak percaya

"Iya apapun",ujar Evalyn.

"Janji?",ucap Ferdian sambil menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Evalyn.

"Iya janji",Evalyn memautkan kelingkingnya dengan kelingking Ferdian.

"Gue mau lo bantuin gue nembak Jihan,sahabat lo",ujar Ferdian.

Bagai disambar petir yang datang tanpa hujan,Evalyn menganga tak percaya. Ia membendung air matanya yang hendak turun dari pelupuk matanya. Readers tau kan rasanya?

Hancur

Satu kata perwakilan rasa yang ada di hati Evalyn.

"Malah ngelamun,jadi bantuin ga nih?",tanya Ferdian membuyarkan lamunan Evalyn.

Evalyn yang tersadar dia membuang mukanya ke tempat lain,dan menghapus tetesan kecil dari pelupuk matanya yang sedari tadi ia bendung. Hanya karena ia tak mau Ferdian melihatnya.

"Iya gue bantuin,apapun buat lo",Ujar Evalyn berhasil membuat Ferdian seneng.

"Makasih ya Lyn..",ucap Ferdian sambil mengelus puncak rambut Evalyn.

Imagination-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang