penganggu

328 37 4
                                    

Randa dan Afisan duduk di atas kasur berdua, dengan Randa yang setia mendengarkan cerita dari Afisan.

"Yaudah, lu sabar aja, jangan pernah berfikir lu sendiri di dunia ini. Ada gue dan yang lainnya", ucap Randa lalu menepuk pelan bahu Afisan.

"Iya makasih ya. Nyanyi dong", ucap Afisan.

"Nyanyi?", tanya Randa tak percaya.

"Iya, nyanyi. Emang kenapa?", ucap Afisan.

"Lu mau ngeledek gue. Gue kan ga bisa nyanyi", elak Randa.

"Jangan bohong, yang kemarin di ruang musik sambil main piano apaan?", ucap Afisan membuat Randa keki.

"Kok, lu bisa tau?. Lu cenayang ya", ucap Randa.

"Enak aja, kemarin gue mau ke perpus tapi tiba tiba denger orang nyanyi pas lewat di depan ruang musik, ngintip deh terus liat lu lagi nyanyi", ucap Afisan.

"Owh, yaudah mau nyanyi apa?", ucap Randa.

"Hmm apa ya. Gimana kalau Engakaulah Takdir ku?", usul Afisan.

"Okey, tapi kalau suara gue jelek. Jangan ditimpuk bantal", ucap Randa.

"Ya ga dong, paling ntar gue timpuk pakai vas bunga nih", ucap Afisan lalu terkekeh.

"Huuu, rese lu"

Ha-a-a a-a-a-a-a
Ha-a-a a-a-a-a-a
Ha-a-a a-a-a-a-a
Ha-aa-aaa ...

Mencintai dirimu
Hal paling menakutkan yang kulakukan
Kutakut kehilanganmu
Kutakut engkau bosan
Kutakut ditinggalkan

Kau segalanya dalam hidupku
Sungguh tanpamu aku bagai tak bernyawa
Kumohon kepadamu cintailah diriku
Sepenuh hatimu, sayang

Kupasrahkan...

"AFISAN!!!"

Saat Randa ingin melanjutkan nyanyi nya tiba tiba sebuah teriakan dari suara cempreng membuat dia memberhentikan nyanyi dan refleks menutup telinga begitu pun dengan Afisan.

"Astaga, apaan sih tuh bocah", kesal Afisan.

Tak lama pintu kamar Afisan terbuka dan menampakkan sosok mungil seorang gadis yang masuk ke dalam kamar.

"Kenapa sih Ra?", tanya Afisan dan ternyata itu adalah Rara.

"Temenin beli bakso dong", pinta Rara.

"Nganggu aja", ucap Afisan.

"Ish, kan gue cuma minta temenin Kak, gak ganggu kok", ucap Rara memasang tampang watados nya.

Afisan dan Randa saling pandang lalu kembali menatap Rara yang manyun.

"Lu, kalau ada mau nya baru manggil Kakak, kalau gak manggil nama doang", ujar Afisan.

"Ish, yaudah temenin", ucap Rara memohon.

"Iya iya. Nda pinjem motor", ucap Afisan.

Randa memberikan kunci motornya pada Afisan.

"Lu tunggu disini ya, jangan kemana mana", ucap Afisan.

"Iya aman, tapi titip bakso satu ya", ucap Randa.

"Siap"

Setelah itu Afisan menyusul Rara yang sudah terlebih dahulu keluar.

"Naik", ucap Afisan didepan Rara dengan motor Randa yang sudah dinaiki nya.

"Emang lu bisa bawa motor?", tanya Rara.

"Wah, ngeremehin. Naik cepetan, kalau gak gue masuk lagi", ancam Afisan.

BROTHER & SISTER (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang