18. Rasa di Antara Kita (END)

356 39 6
                                    

Sebelumnya, saya ingin teman-teman membaca bab ini sambil mendengarkan Nadin Amizah - Sorai.

-

Triiingggg
Triiiiinggg

Aku terbangun dari tidur ketika ponselku tak berhenti mendengarkan nada dering. Aku bangkit, duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa. Bagian belakang kepalaku sangat sakit karena tidur terlalu lama.

Igo🦖 membuat panggilan video...

Aku mengangkat panggilan itu, menatap Igo yang tertawa karena mukaku yang sangat bantal.

"Baru bangun kamu?" tanyanya.

"Iya, karena telepon sialan," ujarku.

"Coba liat jam."

Aku melirik jam yang ada di atas meja belajar. Sangat kaget hingga aku berulang kali memastikan jam itu tak mati, aku bangkit dari duduk dan melihat keluar kost. Gelap.

"Kamu tidur dari jam berapa?"

"Jam 10?" kataku mencoba mengingat. "Capek banget Go, tadi malam aku begadang ngerjain laporan."

"Nggak kuliah?"

"Aku nggak ada jadwal hari Jum'at,"

"Untung deh," katanya dari seberang sana. "Aku lagi sibuk sama skripsi."

"Asik dong bentar lagi sidang," kataku asal.

Igo tertawa. "Yaelah Ras, judulnya aja belum di acc."

Saat Igo berkata demikian, aku ikut tertawa mendengarnya. Aku menaruh ponselku bersandar pada buku lalu membuka jendela, membiarkan angin dari luar masuk.

"Nyamuk nanti," kata Igo mengomentari. "Pakai kipas aja."

"Bulannya lagi cantik banget malam ini," kataku menatap keluar. Memperhatikan purnama yang berada di puncak.

"Cantikan juga yang ada di depan aku."

Aku langsung memperhatikan Igo lagi, tersenyum malu. Dia memberikan senyuman lebar. "Serius aku, Ras."

"Go, mau aku ceritain sesuatu nggak?" tanyaku.

Igo diam menunggu. Dia mengambil gitar lalu bersandar pada tempat tidurnya. Mulai memetik senar menciptakan instrumen lagu Kahitna - Cantik.

"Aku minggu lalu dicium sama Raka," kataku. "Di bibir."

Permainan gitar Igo langsung terhenti mendengar ucapanku. Dia menghela nafasnya kasar.

"Terus kenapa?" tanyanya.

Aku memeluk kakiku, menatap Igo yang tak mau memperlihatkan wajahnya. Dia membalik kamera hingga aku hanya bisa melihat langit-langit kamarnya.

"Kamu ngerti kan? Dari pertanyaan kamu yang belum aku jawab waktu itu," kataku. "Nggak ada kesempatan untuk kamu Go."

Igo tak menjawab ucapanku, tapi dia masih memetik  senar gitar dengan asal. Tak ada lagu yang ia mainkan.

April: Rasa di Antara Kita[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang