kematian

20 1 0
                                    

Bruk! Vivian jatuh di pintu istana yang sudah rapih di bersihkan oleh maidnya ketika ia pergi tadi.

"Yang mulia ratu!" Teriak para penjaga disana dan langsung menghampiri Vivian dan Lucifer yang terkapar di pintu istana lalu membawanya masuk ke dalam.

Dikamar.

"Panggil tuan Girgo segera!" Pinta seorang pria yang di ketahui akan menjadi tangan kanan Vivian.

"Baik tuan Arman," Timpal salah seorang maid dan langsung saja berlari pergi.

Tak lama kemudian pintu kamar Vivian terbuka dengan segera Girgo masuk dengan beberapa botol ramuan di tangannya.

Girgopun langsung meminumkan salah satu ramuan dan membacakan mantra penyembuh.

Setelah Girgo selesai membacakan mantra tubuh Vivian bercahaya lalu cahaya itu memudar seiring berjalannya waktu.

"Uhuk uhuk," Vivianpun terbangun dari pingsannya.

"Syukurlah yang mulia telah bangun," Ujar seisi ruangan serentak.

"Dimana Lucifer?" Tanya Vivian, namun semua orang menunduk tak ada yang menjawab.

"Dimana Lucifer! Dimana mate ku!?" Tanya Vivian dengan suara sedikit meninggi.

"M maaf yang mulia ratu," Jawab seorang penjaga.

"T tidak ini tidak mungkin, kenapa ini bisa terjadi!?" Teriak Vivian.

"Sekarang dimana dia?" Tanya Vivian.

"Di kamar sebelah yang mulia," Jawab penjaga itu, dengan segera Vivian berlari menuju kamar di mana tempat jasad Lucifer berada.

"Hiks hiks maaf aku tidak bermaksud seperti itu, aku juga tak menyadari perbuatan ku hiks, aku salah mengenali orang aku di tipu, tolonglah bangun jangan tinggalkan aku," Kata Vivian sambil terisak.

"Hiks aku akan membalaskan dendam pada Remon aku tak terima," Kata Vivian.

"Ada satu cara supaya bisa menjemputnya kembali," Ujar Girgo yang baru masuk ke dalam kamar.

"Apa? Katakan saja aku akan melakukannya supaya bisa mengembalikan dirinya," Tanya Vivian sambil berdiri menghadap Girgo.

"Air suci di gunung naga," Jawab Girgo.

"Benarkah? Apa kau punya petanya?" Tanya Vivian.

"Saya punya yang mulia, tapi saya sarankan anda jangan ke sana itu sangat berbahaya," Jawab Girgo.

"Aku tak peduli yang penting dia selamat," Timpal Vivian dengan tekad yang sudah bulat.

"Baiklah akan saya ambilkan, tunggu sebentar yang mulia," Kata Girgo lalu langsung melesat pergi.

Tak lama kemudian Girgo datang dengan sebuah peta kertas yang sudah dimakan usia.

"Ini yang mulia, tapi anda harus kembali sebelum bulan purnama kalau tidak nyawanya benar-benar tidak akan tertolong," ujar Girgo sambil memberikan peta tersebut.

Vivianpun dengan cepat menerima gulungan itu lalu membukanya. "Ini sangat jauh sedangkan bulan purnama tinggl satu minggu lagi," Kata Vivian.

"Sebaiknya anda tidak pergi yang mulia," Ujar Girgo khawatir.

"Aku tida peduli, aku harus pergi sekarang, dan istana aku titip ke tangan kanan aku," Timpal Vivian.

"Jangan sekarang yang mulia, tenaga anda belum pulih dan juga kekuatan
anda belum bisa di kendalikan, " Cegah Girgo.

"Di sini aku ratunya jadi yang menentukan apapun itu aku bukan kamu!" Bentak Vivian lalu merentangakan sayapnya dan segera pergi lewat jendela meninggalkan girgo yang tengah menunduk.

My Love Vampire(Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang