chapter 7

2 0 0
                                    

     Beberpa bulan lewat aku pindah kerja,pisah dari kantor induk,fe ikut terpisah,tapi tak jauh dariku,kantor kami dihalangi oleh taman kota,makan bareng masih jadi acara tetap kami.bahkan hal hal kecil lainnya, seiring berjalan waktu,dunia semakin berbeda,bumi menua!.

     Sahabat seperti persaudaraan kandung,amatlah susah ditemukan, alhamdulillah dengan pershabatan kami!
     " Jam makan siang, aku
      Traktir?!" Suara angga membuatku terdiam sejenak.menatapnya tajam! Tanpa senyum.
     " Maaf! Aku ndak ada maksud
     Ganggu" lanjutnya
     " Emm..maaf ga! Wajah gua
     .menakutkan yack! Sorry ga!"
Seperti biasa dia mengulurkan tangannya untuk jasa gandengan tangan
     " Lebay! Kagak pake dah!"
Tolakku sambil mendorong tubuhnya yang tinggi atletis, dia bisa dikata pendiam,tapi anehnya bagiku dia,bawel!.  Teman dikantor baru,bisa dihitung jari,karna aku amat tertutup,kadang kesan angkuh terbaca dipikran sebagian staf satu ruanganku.
     Aku tau aura penarik angga kuat,banyak cwek yang menyukainya,angga cueknya naudzubillah...! Justru angga selalu menjalin kedekatan denganku, yang ia dapatkan adalah sikap dinginku. Otomatis aku harus terima sikap jutek sebagian para cwek yang menyukai angga.
     Tanpa sadar angga telah melajukan mobilnya pelan,berputar jalur menuju tempat fe.ini sudah jadi kebiasaan yang tersimpan di memo angga.
     " aku mengenalmu ning"
     " Sok kenal!" Balasku,kutatap wajahnya didalam spion,matanya lebih dulu melekat di wajahku.segra kualihkan pandang.
     " Aku tau kamu ning"
     " Sok tau!"
Kali ini mataku menatap taman kota yang nggak pernah sepi,nggak ketinggalan muda mudinya yang duduk beedampingan,seolah dunia milik berdua,yang lain Ngontrak!
     " Sepintar apa seorang ningrum menutupi,wajah selalu pintar berbohong dan tak pandai menyembunyikan"
     Kalimatnya mbulet,melintir nggak karuan,bagiku dia kayak parkit,tapi cukup denganku. Kadang aku perhatikan setiap menitnya adalah Diam! Tak ada senyum atau basa basi.
     Berbagai alasan kerja,cewek pada mondar mandir menghampirinya,sikap pasang wibawanya terlihat,puhh! Kuhela nafas panjang.senyum kecil. Menunggu fe.. angga yang harus turun memanggil.lalu guna hp apa?
     " Menghargai setiap detik kehadiran, itulah kebaikan akhlak! Ada pelajaran Allah didalamnya,sampai kita menemukan" bisik rendra.
     Semilir angin dari kaca mobil yang kubuka,bisik rendra sudah ada disampingku.
     " Sayang?! Tumben ikut juga"
     " Hmm karana rindu takkan pernah bisa memenuhi keinginan"
     Kupeluk tubuhnya yang menghangat, diudara sedikit gerah,
     " Kamu tau kan hal yang melemahkanku?"
     " Yah! Aku berusaha nggak nangis kok" senyumku,tapi tak berani menatapnya
     " Jalani semua dengan normal,wajar!" Kuatnya
     Beberapa menit kami menunggu dengan diam dan selalu memeluk satu sama lain,setiap detik moment kebersamaan selalu kami isi dengan pelukan!. Seperti menunggu badai saat angin kencang menghantam bibir pantai,kami harus siap menghadapi badai takdir kami.
     Jujur aku tak yakin, badai datang secepat ini. Aku berjalan perlahan di proses takdir,pernikahanku tak diakui di manusia.hanya beberapa orang yang paham saja. Kami tidak juga berusaha menjelaskan kedekatan ini.hubungan ini.

     Cekikikan tawa fe semakin nyaring.kuperbaiki posisi dudukku,kulihat wajahku didalam kaca kecil,tengah, diatas kemudi,angga menatapku lekat! Masih dalam kaca spion kecil.aku diam tak bergeming, mata angga korneanya sedikit berwarna kelam,hitam, seperti rendra?! Hidung angga bagus,lebih mirip bentuk hidung rendra?! Akhhhh...aku hela nafas dan alihkan pandang. Astghfirullah! Desahku. Untung fe tidak melihatku.
     " Ning?"
     " Yap!" Jawabku tanpa melihat angga yang membalikkan tubuhnya kebelakang. Aku tepat duduk dibelakangnya. Tempat fe selalu disamping supir.
     " Sorry agak lama..ada urusan dikit tadi" sungkan fe sedikit lebay,basi.
     Aku merasa angga tak bergerak dihadapanku,ku angkat wajah tepat di depannya,senyumnya sedetik membuatku bergetar, ada apa dengan semua ini?
   
     Beberapa menit kami sampai ketempat makan favorit kami. sederhana dengan alam terbuka kiri kanannya.sawah yang tinggal beberapa hektar,populasi manusia membengkak.
     Pikiranku tidak sedang ditempat,nafasku lebih ke sesak,fe mendekatiku amat rapat.
     " Aku paham!"
     " Makasih fe,love you"
     " Too!"
Angga menatap kami,sedikit bodoh! Lalu beranjak memesan makanan
     " Ga...aku nggak makan! tahu isi aja ama jus alpukat"
     " Kamu kurus banget lo,sadar nggak?!"
Ucapnya,menatapku tajam tanpa ekspresi. Fe menyentuh tanganku
     " Aku tau,bukan hanya dia yang suka padamu dan itu terjadi sejak jaman purba"
     " Ge er gua!" Tukasku
     " Kadang ge er dibutuhkan" balas fe,
    " Gimana dengan bos elo,yang menurut lo penuh mistery,masih nyari kan siapa yang sering nelp.elo"
     " Yah dan masih dengan kalimatnya yang penuh keyakinan,,,aku takdirmu!"
     " Kita sedang dititik nol tak bisa menembusnya!"
     " Yah!"
Dering lagu hpku alihkan perhtian kami berdua...
     " Angkat!"
Fe segera meraih sebelum ku terima
     " Halo pengecut banget lo jadi cwok,mau lo apa sih"
     " Istghfar fe"
     " What lo kenal gua juga? Sinting! Kagak usah nyuruh istighfar dah.lo pikir dah bener,kelakuan lo tuh hahh!"
     " Fe,indra keenam kamu kebuka,tapi aku tidak! Ketahuilah,akal ditemukan di dunia halus karna manusia itu sendiri kadang kehilangan akal, aku sayang ningrum dengan pemahamanku!"
     Fe melihat layar yang telah lebih dulu dimatiin.kami beradu pandang dengan diam!. Angga kembali dengan nampan berisi pesanan kami.diikuti oleh mbak wi yang melayani kami selama ini.
     " Sampingan, buka warung aja ga" celetuk fe
     " Ogah! Gua cuman mau melayani ningrum seorang"
Aku menatapnya yang sibuk mengatur hidangan.
     " Panik?! Kalian kenapa heh.mata kalian menghakimi banget" angga menyruput hingga setengah minumannya. Ternyata fe juga sedang menatapnya,kasian angga jadi masuk daftar pencarian kami.

     Bukan untuk pamer atau semacamnya.usai makan,pasti angga memasuki pelataran mesjid agung kota ini. Ini nilai plus baginya dimata para hawa,apalagi dia nggak banyak ba bi bu untuk masalah ibadah. Fe bergerak menyusul nya
     " Ada permen dalam tas gua,klo butuh,aromatheraphy juga ada"
Aku mengangguk lemah.
     " Oya ning.elo pucat banget,
Gua worry"
Hhh.dasar beo!
     Dari pelataran depan,sosok pria baya menuruni tangga mesjid,langkahnya tak biasa menurut mata normal manusia, tak memijak anak anak tangga,satu persatu,lebih ke mengambang.style nya amat bersahaja,penuh kesederhanaan,mataku tak lepas dari sosoknya dan yakinku, langkahnya menuju kearahku,kini disampingku,kubuka kaca mobil penuh!
     " Assalamualaikum nakku"
     " Waalaikumuslm warahmatullah wabarakatuh eyang"
     " Kamu sedang berdzikir? Itulah yang menguatkanmu, ketika mengingat ALLAHU! Cucu eyang telah menyatu denganmu,sujudnya,doanya sedang bertaruh dengan takdirnya"
Lembut kepalaku seperti dielus, bersamaan lenyapnya sang eyang yang lembut dalam tuturnya.kalimatnya makna yang berat.
     " Beliau eyang buyutku yang diberi amanah menjaga kawasan perkampungan jin muslim ditengah salah satu hutan kalimantan timur"
     Aku senyum kecil denger suara kekasih yang sudah disampingku.kulirik tangan kananku menggenggam tasbih kecil...pemberian rendra saat pertama jumpa denganku,  dengan sedikit malu ia memberikanya padaku dan wajah datarnya.bagiku banyak ketulusan di sana,teduh setiap kali aku tenggelam dalam tatapnya. Yah semenjak peenikahan kami,rendra terasa selalu ada disampingku.kalaupun aku tak merasakan hadirnya..ia seperti sudah berada dalam tubuhku.menyatu!. Subhanallah!

               "DIAMNYA..."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang