Empat Sekawan

121 9 10
                                    


~empat sekawan bersiap menghadapi gelombang berikutnya~

Wawan memutuskan tidak melenyapkan Buto Sliro dari eksistensi. Ia melihat ada peluang baginya untuk penebusan kesalahan. Wawan dapat melihat keputusasaan atas tindakan Buto Sliro itu. Dia hanya ingin kaumnya dikembalikan. Buto Sliro bukanlah musuh sebenarnya. Dia hanya korban. Wawan ingin membantunya.

Wujud asli Gandarupa Wawan adalah energi sebesar galaksi berwarnakan utama hijau. Itu bukan wujud asli Gandarupa biasa. Itu karena Wawan kebetulan melebur dengan energi Astacakra. Wujud aslinya jadi sedemikian dahsyatnya. Bilamana itu ditampakkan di dunia manusia, maka bumi akan hancur. Di dalam ruang dadakan yang dia buat, aman. Karena masih dalam lingkup energinya sendiri.

"Aku beri kau kesempatan. Mohon ampunlah. Maka akan kubantu kau mengembalikan kembali kaummu." Kata Wawan. Sudah kembali ke wujud normalnya. Lengkap dengan kostum tempur Astacakra Gandarupa. Warna utama hijau dengan garis-garis kuning membentuk sulur tanaman meliliti tubuh. Ada pola dedaunan di kostumnya.

Buto Sliro tercekat. Tak bisa berkata-kata. Dia meneteskan air mata. Dia menyesal telah sesumbar ingin menguasai dunia. Wujud asli Astacakra Gandarupa membuatnya keder. Dia bersyukur tidak dilenyapkan. Jika dia mati, maka kaum Buto benar-benar terhapus dari sejarah.

"Aku bisa membantumu mengembalikan kaummu. Kita tulis ulang realita. Namun khusus untuk kaummu yang mestinya tidak terhapus dari sejarah. Bagaimana?"

Buto Sliro menangis. Mengangguk.

"Baik kalau begitu. Serahkan mustika ruang dan koin Astacakraku." Wawan terbang mendekat dan menadah.

Buto Sliro mencabut koin dari tengah dadanya. Lalu melepaskan kalung mustika ruang. "Bagaimana kau akan mengembalikan kaumku?"

"Serahkan padaku. Kau tunggu di sini. Nanti kujemput."

"Terima kasih. Dan... maafkan aku." Buto Sliro bersujud di hadapan Wawan.

Wawan meninggalkan Buto Sliro di ruang hitam kelam itu sendirian. Ia membuka portal dan kembali ke ruang dadakan hutan rimba. Penduduk Raksawana telah menunggunya. Wawan menuju Wana Jaga. "Mari, aku bawa kalian pulang."

Wawan membuat portal ke hutan rimba Jelupang. Portalnya cukup besar sehingga seluruh penduduk desa Raksawana bisa langsung banyak yang melewati. Wawan meminta Wana Jaga dan seluruh penduduk desa berpegangan tangan. Ia lalu melakukan jurus seribu bayangan. Seribu Wawan mengangkat tangan, membuat portal Lawang Ombo. Berhektar-hektar luasnya. Sehingga bisa langsung memindahkan satu hutan rimba. Lawang Ombo yang tadinya membuka di langit atas, perlahan-lahan bergerak turun dan menelan mereka semua. Sekejap pindah ke alam percabangan Watukayu. Dunia cakram Asta Lawang. Di pintu keempat dari Palagan Wolu.

"Aku harus mengurus satu hal dulu. Nanti aku akan kembali menjenguk kalian." Pamit Wawan kepada Wana Jaga dan seluruh penduduk Raksawana.

Di penampungan, Mail dan Nuansa menyelesaikan pesta gebukan seru mereka. Wawan kembali ke sana dan mengabarkan hutan rimba Jelupang sudah kembali ke tempatnya semula. Ia kemudian minta ketemu dengan Astacakra satu dan dua. "Oke, wa telponin bentar." Kata Mail. Tak berapa lama kemudian, "Yuk, mereka udah balik ke markas."

"Aku boleh ikut?" Nuansa mengangkat tangan.

"Ya bolehlah. Kuy." Mail menawarkan tangan minta disambut.

Mail membuat portal, mereka bertiga masuk ke sana.

Ruangannya seperti markas Batman. Banyak layar menempel di dinding gua. Juga banyak layar hologram melayang di udara. Menampilkan titik-titik pemantauan. Di salah satu layar, menampilkan tayangan Asta Lawang. Wawan tidak begitu tertarik. Ia ingin ketemu Astacakra satu dan dua.

ASTACAKRA #4 SEKAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang