Part 11

41 6 0
                                    

"Good Morning, Metha," sapa Unga yang melihat sahabatnya itu masuk kedalam kelas dengan tampang tak bersahabat sama sekali.

Metha Azalea Beatrice gadis yang sering disapa dengan sebutan Metha. Gadis berambut panjang dan hobby nyengir, terlalu care dengan sahabat dan moodyan.

"Lo kenapa sih?"ucap Unga yang berkacak pincang dihadapan sahabatnya yang sedang duduk dibangkunya seperti mayat hidup. Terlalu pucat, dan sangat diam.

"hiks...hiks..."gadis itu hanya menangis di bangkunya, tentu saja Unga bingung harus bersikap seperti apa. Karena, seorang Metha Azalea Beatrice jarang menangis seperti dirinya. Maka oleh itu kedua orang ini tidak pandai dalam membujuk seseorang saat menangis.

"Lo kenapa?"tanya Unga yang duduk dibangku miliknya yang berada di samping Metha.

"Gue putus, hiks...hiks...,"tentu Unga begitu terkejut mendengar pernyataan Metha, bagaimana mungkin?Metha dan Dito pasangan yang sangat di idam-idamkan. Mereka saling memeberi pengertian, tidak ada yang main emosi dan egois, saling mendengarkan dan memberi solusi.

"Why?"hanya itu yang dapat diucapkan Unga, tidak tahu harus berekspresi seperti apa lagi.

"Orang ketiga Nga,"Metha tanpa aba-aba apapun, memeluk Unga begitu erat, menumpahkan segala air mata dan pikirannya.

Kalau kalian mengira kelas ini sedang sepi, tentu tidak!Kelas Unga sedang ramai-ramainya karena sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai. Dan jikalau kalian mengira teman kelas Unga bodo amat, tentu tidak! Mereka sedang berkumpul didepan bangku Unga menyaksikan apa yang terjadi.

Semuanya terkejut mendengarkan pernytaan Metha bukan hanya Unga. Pasangan yang sangat diidam-idamkan dan selalu menjadi pembahasan seluruh siswa di SMA Stolt, bahkan guru mereka iri dengan pasangan Metha dan Dito.

"Orang ketiga?siapa Metha?"tanya Unga yang mengusap kepala Metha seperti yang sering Iqbaal perlakukan kepadanya. Persetan dengan bunyi bel masuk, seluruh siswa dikelas ini tidak mempedulikannya lebih fokus dengan Metha.

"Si Re-"belum sampai ucapan Metha, seorang guru yang kiranya berumur 40tahun telah masuk kedalam kelas.

"Hey, why you semua kumpul?" tanya Miss Janet dengan bahasa gado-gadonya itu.

"Metha is broken hearth, miss,"jawab Tanto.

"Why?"tanya Miss Janet yang ikut duduk bergabung dengan seluruh siswa ini.

"Dia putus dengan Dito miss,"ucap Fani yang mampu membuat Miss Janet teriak histeris.

"OMG!Where are you Dito,"Miss Janet menelusuri kelas ini dengan pandangannya yang begitu intens, membuat beberapa siswa ikut mencari keberadaan Dito, mereka semua melupakan bahwa Dito ternyata teman kelasnya juga.

Tidur cukup waktu lama, beberapa guru berkumpul di kelas Unga, membuat jam pelajaran tertunda karena kepo dengan berita yang sangat menggemparkan ini.

"Udah jangan nangis," ucap Unga yang menenangkan Metha yang masih saja menumpahkan air matanya.

"Tapi gue gak bisa ngelupain Dito Unga,"pekik Metha histeris, wanita ini masih enggan melepaskan pelukannya dari Unga seolah merasa nyaman dalam pelukan gadis ini, mungkinkah perasaan ini juga yang dialami Iqbaal?

"Gue gak nyuruh lo lupain dia, gue cuma nyuruh lo berhenti nangis. Air mata wanita itu berharga sayang kalau disia-siain."nasihat Unga yang membalas pelukan sahabatnya ini begitu hangat dan penuh perdamaian.

"Sudah kamu jangan terus-terusan nangis Met, nanti kalau Dito sudah kesekolah, kamu dan dia masuk ke Aula kita bahas ini dengan guru lain,"saran Ibu Fira yang diangguki guru lainnya.

Uniq[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang