🍉 1 🍊

647 59 17
                                    

🍉🍉🍉

Hari ini aku hanya menghadiri satu perkuliahan. Maklum semakin tua semesternya semakin sedikit kelas yang diambil.

Ngomong-ngomong tahun ini aku memasuki semester 7. Iya tau, udah tua . Diem.

"Eh Mark mau ke kantin ya?" Panggil gadis cantik dan selalu tersenyum ceria Arinatasya Wiguna, ketika melihatku hendak meninggalkan kelas.

"Iya, sudah janjian juga sama yang lain. Mau join?"

"Mauuuuuuuu~"

Bukan ide yang baik sebenarnya bagi aku dan Arin berjalan bersama ke kantin. Semenjak aku dan Mina putus, Arin selalu dituduh sebagai orang ketiga penyebabnya. Padahal bukan.

Sotoy emang netizen.

Bisikan jahil selalu terdengar setiap kita melewati gerombolan mahasiswi di koridor kampus.
"Rin, maaf ya..."
"Ga papa Mark, i am totally fine... Udah biasa."

Aku tersenyum getir mendengar jawaban itu dengan mudah lolos dari mulut Arin. Tentu aku tidak bodoh, aku tau betul Arin menyimpan hati padaku sejak lama.

Bukan kepedean tapi terlalu terlihat. Sepertinya sudah sejak kita masih di bangku SMA. Lol lama banget.

Kok aku bisa tau? Hey harus kalian ketahui semua laki-laki itu peka, hanya mereka malas menunjukannya. Termasuk aku.

Apa ini sudah saatnya ya, aku membalas perasaan Arin?

🍉🍉🍉

Tidak perlu bersusah payah mencari meja gerombolan 99 berkumpul. Meja mereka selalu menjadi yang tergaduh diantara meja lain.

"Astagfirullah gaessssss, gua berhenti kualiah aja lah, WOI AH!!" sambat Lucas Pramono yang terdengar se antero kantin.

"Iya ni anjir, mentok di judul gua ngerjain Sempro" sahut I Made Mahendra Alarice lalu lengannya mendapat pukulan dari Yerim Jessi Mahardini.
"Alah diem lu taek, gua aja judul belum dapet."

"Oitttt" sapaku nyaring.
"Nah ini nih, manusia ditungguin dari tadi juga!!" Cerocos Devina Almira begitu aku datang.

Aku langsung asal duduk di sebelah Yerim, di ikuti oleh Arin.
"Iyuhhh, mantan jauh sana. Alergi!" Usir Yerim kepadaku, selalu begini memang cinta pertamaku ini.

"Yailah yer, dulu aja sukanya ndusel- ndusel." Komentar usil Hendra yang tentu kembali berbuah penganiayaan dari Yerim.

Semua orang tau Hendra usil kepada Yerim karena menyimpan rasa, sayang sekali cinta pertamaku itu sudah ada yang punya.ughh sad boy.

"Kenapa Dev, tumben nungguin gua?"
"Bukan lu, gua nunggu paket gua udah seminggu ga dateng-dateng gimana sih lo!!" Omel Devina kepadaku, disambut kembali nyinyiran Yerim.
"Tau nih! Paket gua juga belom dateng padahal pesennya udah lama."

Hendra dan lucas tentu tak mau ketinggalan mengolok-olok aku.

"Nah mampus lo, harusnya tadi lo dateng bukan bilang oittt Mark. Tapi, misiiiiiiiiii"

"PAKETTTT!!!" Teriak keduanya kencang, entah dimana letak urat malu mereka.

"HAHAHHAHAHAHHAHAHAHHAHA" ledak tawa kembali riuh di meja kami.

Sedikit penjelasan, penulis sudah cerita kan aku anak sulung pemilik perusahaan besar. Yahh kebetulan ayahku adalah pemilik perusahaan pengiriman terbesar di negara ini, sebut saja J&T Express kepanjangan dari Jennie & Tiyo Express.

Silahkan tertawa, aku sudah biasa diolok-olok bahkan menuai protes atas keterlambatan pesanan paket perusahaan ayah, seolah akulah kurir yang bertangung jawab atas semuanya. Apalagi dulu oleh Mina, tiada hari dalam seminggu yang lolos dari protes perihal belanjaan onlinenya yang tak kunjung datang.

ESANA | Mark Mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang