Buat yang lupa sama ceritanya mungkin bisa liat bab sebelumnya, i am so sorryT__T
🍉 🍊🍉 🍊
Akhirnya momen yang diperjuangkan Mark selama ini terwujud. Pernikahan mereka berlangsung dua minggu setelah lamarannya di terima.
Upacara pernikahan mereka diadakan secara sederhana dengan upacara pemberkatan dan resepsi yang hanya dihadiri kerabat dan orang-orang terdekat.
Walau hanya dihadiri oleh sedikit undangan, baik Mark dan Mina sepakat untuk tidak merahasiakan pernikahan mereka dari publik. Toh memang kabar kehamilan pertama mereka sudah menjadi rahasia publik. Mark sudah tidak perduli lagi dengan ketikan pedas dari para netizen.
Karena bagi calon ayah muda itu sekarang, tidak ada yang lebih penting daripada mepertahankan calon anak-anaknya.
Benar, calon anak-anaknya karena setelah pemeriksaan USG terbaru ternyata Mina mengandung anak kembar. Dokter juga memperingatkan mereka bahwa kandungan Mina tergolong lemah dan sementara tidak boleh terlalu banyak pikiran dan melakukan kegiatan berat.
Acara sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Mark telah dipersilahkan oleh MC pernikahan yang tidak lain adalah kawannya Hendra untuk berdiri di altar menunggu mepelai wanita masuk.
Mark terlihat tampan dan gagah dengan balutan beskap putih khas adat sunda dengan kepala dihiasi blankon dan di sela punggungnya tersemat keris antik milik mending kakeknya membuat karismanya semakin terpancar.
Dilain sisi Ayang, Haris dan Lucas tak kuasa menahan tawanya saat melihat betapa gugupnya Mark dengan keringat yang mebasahi keningnya.
"Wuh bertahun-tahun jadi temennya belum pernah tuh gua liat dia grogi begitu." Nyinyir Lucas.
"Iya bang, tuh orang adu bacot sama rektor aja santai banget kirain udah ga punya takut. Taunya bisa juga mati kutu begitu." Haris pun ikut terheran.
"Hadeh bang. tau gak sih. Kemaren tuh gua sampe stress pas persiapan pernikahan mereka." Ayang yang duduk diantara mereka berdua malah mulai curhat.
"Kenapa emang?" Sahut Haris.
"Bukanya Mark turun tangan sendiri buat sewa gedung dan ketering. stress ngapain lu?" Lucas jadi penasaran.
"Iye si bang, tapi pas nyari baju pernikahan itu. Gua yang diseret-seret sama mama ke berbagai toko."
Lucas dan Haris tidak kuasa menahan tawan melihat wajah masam Ayang, paham sekali apa yang terjadi bila sudah diajak belanja ibu-ibu.
"Bukanya baju adat begitu banyak yang jual ya? Atau kebayanya Mina yang susah?" Kini Haris yang penasaran.
"Bajunya mah cepet nyarinya, tapi blankonnya itu. Gak ada yang muat buat si kepala besar."
Lucas dan Haris seketika tertawa kencang, jika di lihat pun ternyata blankon yang dipakai Mark terlihat sedikit kekecilan di kepala oversize nya.
Mereka semakin tertawa lebar saat Mark memergoki mereka, melotot agar mereka tidak berisik.
Beralih pada kondisi mempelai perempuan. Mina masih duduk menyelesaikan sentuhan akhir pada riasannya. Demi menekan biaya Mina tidak memesan MUA untuk mendadaninya, bakat kedua sahabat karibnya sudah lebih dari cukup.
"Berguna juga lo berdua jadi temen." Takjub Mina melihat parasnya di cermin, bahkan ini lebih baik dari hasil kerja MUA. Riasanya benar-benar natural namun tidak meninggalkan detail riasan adat sunda.
"Kurangajar nih Yer kita berdua di manfaatin." Sungut Devina
"Tau nih, gak tau malu banget emang." Ujar Yerim yang masih fokus memakaikan lipstik di bibir Mina.
"Dah, beres. Gila jago banget si guaaaaa, jadi MUA aja lah gua gausah kuliah." Sombong Yerim, merasa puas ketika melihat hasil akhir riasan Mina.
"Lu doang nih, gua juga kali Yer, Nih rambut paripurna kalo bukan gua yang masang kaga bakal jadi." Sahut Devina tidak mau kalah.
Mina kemudia berdiri, bergerak memeluk kedua sahabatnya.
"Guys gua beneran ga tau lagi, sumpah makasih banget udah bantuin gua."
Devina dan Yerim membalas pelukan Mina, mencoba memberikan kekuatan lebih pada sahabat mereka.
"Yaelah selow aja lah, Min. Kedepannya kalau perlu bantuan tuh bilang. Kita temenan ga sebulan dua bulan min, jangan sungkan." Ucap Devina tulus.
Tiba-tiba Yerim melepas pelukan mereka.
"Tau nih, keterlaluan. Lo bunting si depin doang yang di kasi tau. Gak percaya lo sama gua!" protesnya,
Kedua manik Mina perlahan mulai mengembun "Maaf Yer, gua bukanya ga percaya sama lo. Tapi semua ini terlalu mendadak dan nakutin buat gua, Maafin gua Yer."
Yerim jadi panik, padahal tadi dia hanya bercanda.
"HEH JANGAN NANGIS!"
"Lo sih yer! Bini orang jadi mewek kan."
"Cupcupcup Min, nanti maskara sama eyeliner lu belepotan."
Ditengah kepanikan mereka menyeka air mata MIna terdengar samar-samar suara Hendra.
'Mempelai wanita dipersilahkan memasuki aula pernikahan.'
"Nak, Mina udah siap belum?" Daniel berjalan masuk ke ruang rias.
"Bentar Om, dikit lagi." Yerim masih ripuh membersihkan ujung riasan mata Mina yang belepotan.
Daniel menghela napas pelan lalu perlahan berjalan ke arah putrinya.
"Ayo nak, banyak orang yang sudah menunggu kedatangan putri cantik papa."
"Paaaaaa.." air mata Mina justru makin berjatuhan mendengar ucapan ayahnya.
"Dah yuk, gandeng tangan papa."
Pernikahan itupun berjalan lancar dan penuh haru.
Semua hadirin dibuat menangis melihat pasangan ini akhirnya bersatu.
Ketika Mark merasakan telapak tangannya di cium, entah mengapa dunianya bergetar untuk sesaat.
Perasaan yang sama ketika Mina merasakan kecupan lembut Mark di dahinya. Sungguh air matanya mendesak ingin tumpah kembali.
Setidaknya biarkan keduanya menikmati momen ini, sebelum masalah mulai berdatangan kembali menerpa kehidupan rumah tangga mereka.
🍉 HAPPY WEDDING 🍊
KAMU SEDANG MEMBACA
ESANA | Mark Mina ✓
FanfictionDi tengah masa gamon Mark karena diputusin Mina, siapa sangka. Mereka justru dihadapkan situasi tak terelakan yang merubah seluruh kehidupan keduanya menjadi takdir. © axshas Since [130820-Fin]