Suara langkah demi langkah terdengar saling bersautan, dilorong parkir sekolah. terdapat empat cewe-cewe most wanted tengah mengobrol ria.
"Guys ... ke mall, kuy!" seru Laura, mengajak sahabatnya.
"Wah ... ayuk. gue udah lama gak beli bedak," timpal Cindy, antusias. padahal baru Minggu kemarin dia beli, pemirsa.
"Gue sama Sandra gak bisa, soalnya mau buat tugas kelompok," kata Adinda menolak, dan meminta persetujuan Sandra.
"Em ... Sory, Nda. kalau hari ini gue gak bisa," jawab Sandra.
"Yah ... gue sama siapa dong? .Soalnya tadi pagi, gue dianterin."
"Sory Nda, piss." mengangkat tangannya berbentuk V
"Lo, bareng Reynand aja." tunjuk nya,Terhadap Reynand, yang sedang melangkahkan kakinya kearah motor ninja kesayangannya. yang terparkir rapi.
"Rey," panggil Sandra.
"Dinda ikut Lo ya, soalnya bunda minta ditemenin jalan. Lo tau kan?, Kalau bunda gue gak bisa dibantah." tambahnya panjang lebar.
"Hem!" malasnya
"Salam buat tante May--Bunda Sandra.""Okeh, yaudah Dinda lo bareng Rey. sory ya. gue duluan, bay."
"Ya! Salam buat bunda," kata Adinda, yang sedari tadi hanya menyimak mereka berdua.
"Dinda, gue duluan ya, bay. See you," kata Laura dan Cindy, meninggalkan Adinda dan Reynand berduaan.
Mereka berdua sedari tadi hanya saling terdiam. Entah apa yang mereka pikirkan, dan tidak ada yang menyadari bahwa jantung mereka berdegup kencang.
"Kenapa gue deg-degan gini?," monolog Adinda lirih.
Rey menoleh "Jadi ikut gak lo?," ujar Reynand, yang tiba-tiba sudah memakai helm full face nya.
"Ihh ... Abang Nan, tunggu." Adinda mengejar Reynand, yang tertinggal dibelakang.
🦄🦄🦄
Adinda mengeratkan pelukannya, ia memejamkan matanya. baru kali ini Adinda merasakan dibawa terbang. Adinda terus merapal kan doa-doa yang ia bisa.
"Huwa ... Momy, Popy. tolong Adinda, Nda masih ingin hidup. Adinda janji gak akan ngambek lagi, dan akan terus bangun pagi, gak akan sengaja telat. Adinda beneran janji, Adinda janji," kata Adinda berteriak terus menerus, membuat semua orang, menatap mereka dengan tatapan bertanya-tanya.
"Bisa diem, gak sih lo! dikiranya gue mau culik lo tau gak." omel Reynand, yang sedari tadi pusing akibat teriakan Adinda yang histeris.
"Pliess, bisa berhenti dulu gak," kata Adinda, suaranya terdengar parau dengan muka yang pucat.
"Lo kenapa?," ujarnya khawatir. dan menghentikan motornya di warung pinggir jalan.
Namun tidak ada jawaban dari nya
"Lo, duduk sini! Jangan kemana-mana."
Reynand berjalan ke warung kecil tersebut, membeli satu botol air mineral.
"Nih, minum." menyodorkan air yang dibeli tadi.
Adinda meneguk air nya dengan tangan yang gemetaran
"Lo, gak pernah naik motor ya?," tanya Reynand, kali ini nadanya tidak sedingin biasanya, melainkan penuh dengan kekhawatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS ZONE
RomanceKisah ini menceritakan tentang seorang Adinda yang sangat play gril. Dari yang cupu sampai kapten basket pun Adinda mainkan. Namun semenjak datang nya Reynand berhati es batu dalam hidup Adinda, yang selalu cuek terhadap nya. Adinda tidak akan menye...