2 minggu menjelang pembagian raport ternyata disekolah akan melaksanakan wisuda tahfid, Riana menargetkan akan ikut wisuda 1 juz yaitu juz 30 ternyata sampai hari pengetesan target Riana tidak tercapai...3 surat lagi ia belum terpenuhi, Ia sedih banget, mungkin karena memang Riana belum tau cara menghapal Ia yang benar-benar tetapi bukan hanya Riana yang tidak bisa ikut wisuda, banyak anak angkatan nya yang belum mengikuti, melihat yang sudah sudah ternyata memang biasa nya kelas 11 yang sering ikut wisuda, tidak menutup kemungkinan Riana patah semangat untuk mengahapal, ia terus mengejar target2 nya itu
(pembagian raport)
Pembagian raport kelas biasa mengundang orang tua, Riana sering mama nya yang mengambil rapot nya, tetapi Riana berbohong bahwa mama nya harus dateng jam 11 karena memang pembagian rapot tersebut berbarengan dengan wisuda tahfid Ia tidak mau mama nya kecewa melihat anak nya tidak berada disana
Dan ternyata mama dateng jam 10 acara wisuda tahfidz belum berakhir mama menyaksikan semua itu, ternyata ka Arka juga ikut wisuda sudah jelas karena ia memang tahfidz, Riana melihat mama nya dari kejauhan tetapi ia tidak berani mendatanginya karena malu dan kasihan sedih bercampur aduk, Riana dan teman satu kobong nya lalu pergi ke kobong mereka, mereka berdua menangis karena gak bisa ikut wisudaTerdengar sudah selesai wisuda tahfidz, Ia segera menghapus air matanya dan bergegas ke mama nya meski mata nya masih terlihat sembab lalu mama nya diantar ke kelas untuk pengambilan raport, aku dan teman2 menunggu diluar kelas,
Semua orang tua masing-masing keluar satu persatu setelah dipanggil oleh wali kelas, ternyata mama Riana keluar dan tersenyum melihat anaknya"gimana ma? (dengan wajah cemas)"
"lihat aja..."
"Ana gak dapet renking ya? (dengan nada yang sedikit sedih) "
"iyah... Gpp sayang, kamu harus rajin lagi belajar nya, okeh! "
"(terdiam dan tersenyum menatap mamanya)
Setelah pembagian laport selesai biasa nya untuk anak pondok juga sudah dibubar kan boleh pulang dan mengemas pakaian nya masing2 seperlunya untuk dibawa kerumah
Pembagian laport di pondok biasa dibagikan sebelum pembagian disekolah untuk laport pondok si Riana lumayan tidak mengecewakan mamanyaDijalan sebelum pulang kerumah, Riana sempat ketemu anak kobong nya, dan pada nanya tentang renking, ternyata temen kobong Riana kelas V masuk semua 5 besar, tetapi ada 1 anak yang ngeluh kepada Riana gara2 ia dapat peringkat 5, Riana kaget dan sedih hanya dirinya sendiri dikobong yang tidak ada renking nya bahkan tidak masuk 10 besar melihat teman nya yang masuk 5 besar masih tidak mensyukuri, Riana merasa sangat bodoh disana hati nya sakit melihat kenyataan ini, ini lah disebut Riana dalam titik terendah sakit memang sakit...
Sesampai di rumah Riana bergegas ke kamar nya ia meneteskan air matanya lagi, ia berpikir anak yang paling bodoh dan malas, rasanya ingin sekali boyong mondok ingin pokus sekolah saja, itu keluhan seorang Riana disaat sedih
Saat memegang handpone ny trnyata berdering
"ddddrrrrrrr......3kli "" (Papa) memanggil... "
Lalu Riana mengangkat handpone nya" hello sayang...
Gimana udah pulang? Liburan ya..? ""iyah Pa...
Pa maafin Ana""kenapa? "
"Ana gak dapet renking dikls Pa... "
"gpp... Yg penting kamu udah usaha jdi yg trbaik jangan putus asa dong, semangatt.... Karena kesuksesan itu bukan hanya orang yg mendapatkan renking itu gak jaminan,
Sudah dulu ya Papa ada yg beli"Mendengar perkataan Papa nya Riana sedikit terbangun dan bersemangat lagi meski matanya masih sembab
Ambil hikmah dari segala kejadian apapun, itu menuntut kamu untuk sabar dan berusaha
Nilai renking tidak menjamin kesuksesan seseorang
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sholawat
RomanceCerita ini menceritakan seorang gadis yang memiliki beribu - ribu keinginan, ia adalah seorang anak tunggal, ia juga anak yang penurut terhadap orang tua nya, sebut saja nama nya Riana, ia anak introvert, tetapi senang kebersamaan, ia dipertemukan d...