Pertemuan

33 3 0
                                    

Aku mengambil ponsel dari saku celanaku dan memesan taxi.

"Sudah pukul 11.55, taxinya masih dalam perjalanan" gumamku.

3 menit kemudian taxi yang kupesan tiba, kemudian aku masuk dan berangkat.

"Turun di supermarket street7 ya pak...." pintaku

"Iya dek..."

Entah kenapa aku merasa aneh ketika pak sopir memanggilku "dek"

"Berarti aku terlihat lebih muda dari umurku mungkin ya...." batinku sambil tersenyum senyum sendiri. Yap usiaku sudah 26 tahun dan masih single. Akibat terlalu sibuk dan fokus pada pekerjaan.

"Cuaca hari ini sangat panas" tanpa sadar aku mengibas ibaskan tangan ku.

"Oh ya dek maaf ya ACnya lagi bermasalah...." kata pak sopir yang melihatku dari kaca spion tengah.

Aku yang tersadar langsung buru buru menurunkan tangan ku dan berkata

"Iya pak nggak apa apa"

Aku pun mengalihkan pandangan ku ke arah jendela mobil dan menatap setiap pepohonan dan pejalan kaki yang berlalu dalam diam. Satu yang kupikirkan. Rai....

"Apakah aku bisa menyembuhkannya? Meski sebenarnya aku tidak ingin menerima pasien padahal aku sudah merekomendasikan psikiater lain yang masih aktif bekerja, tapi bibi terus membujukku... aku tidak tega melihatnya."

Jujur saja aku masih trauma mengingat apa yang terjadi pada Risa, pasien sebelumnya yang aku rawat 3 tahun yang lalu. Semoga semua berjalan dengan lancar...

Setelah 10 menit perjalanan akhirnya aku sampai di supermarket street7

"Terimakasih pak... kembaliannya buat bapak aja..."

"Terimakasih banyak ya dek...."

"Sama sama" ucapku dengan senyuman.

Aku pun turun dan bergegas memasuki pintu kaca besar yang terbuka secara otomatis, sehera aku mengambil keranjang belanjaan kemudian berjalan ke arah rak berisi makanan ringan .

"Hmmm... enaknya yang mana ya?" Kataku sambil mengetuk dagu ku berkali kali

"Astaga!!!!" Kataku kaget.

aku melihat anak kecil yang sedang membawa beberapa belanjaan tersentak kaget sehingga barang yang ia bawa terjatuh. Aku yang melihatnya langsung buru buru berjongkok untuk membantu anak kecil itu mengumpulkan kembali barang barang nya yang terjatuh.

"Maaf ya dek...." ucapku

"Kakak buat aku kaget... tapi aku maafin"

"Hehehe maaf ya.... " kataku gugup

Anak perempuan itu memiliki poni tebal dan rambut sebahu, ia berjalan melewatiku dengan santai. Aku bisa melihat rambutnya bergoyang saat itu.

Aku terkejut karena aku lupa menanyakan cemilan seperti apa yang ia minta manalagi aku tidak punya nomor ponselnya lagi....

"Yasudah aku beli apa yang aku suka... semoga ia juga suka"

Kemudian kuambil beberapa snack rasa coklat dan keju, dan menaruhnya ke dalam keranjang belanjaku. Kemudian aku langsung membawanya ke meja kasir.

"Total Rp 43.000 ya..."

Kemudian aku membayarnya dengan dengan uang pecahan Rp 50.000. Setelah itu penjaga kasir memberikan uang kembalian

"Terimakasih...." ucapnya sambil tersenyum

"Sama sama " ucapku sambil tersenyum juga

aku mengangkat plastik belanjaan yang penuh dengan snack dan segera keluar dari supermarket.

Tidak jauh dari supermarket, terdapat apotek yang letaknya 3 ruko dari supermarket. Namun samar samar aku melihat laki laki berjalan kearahku.

mengenakan pakaian casual serba hitam termasuk kacamatanya dengan rambut berwarna abu abu muda.

Orang ini mencolok sekali sih...

Dan sekarang ia sedang senyam senyum memperlihatkan deretan gigi giginya padaku sambil berlari lari kecil.

"Halo kakak cantikkk...." katanya sambil tertawa. Aku bisa melihat orang orang di sekeliling sedang memperhatikan kami berdua gara gara ulahnya.

"Astaga! Anak bocah iniiiii..... kamu warnain rambutmu lagi?! Sampai kapan kamu tebar pesona dijalan jalan begini HAH....?! Kataku mengomel sambil menatapnya lekat lekat

"Bagus kan..... warna baru ini Tadi ada beberapa cewek yang minta foto" katanya dengan bangga.

"Bagus apanya?! Tuh rambut sudah kayak habis ketumpahan semen"

"Bilang aja cakep...." godanya

"..." aku menatap adik bungsuku dengan wajah malas, seketika mood ku berubah drastis.

"Iyalah... soalnya aku ini kan adiknya kak Yuna yang cantikkkk"

Memang dia adik bungsuku yang 3 tahun lebih muda dariku tapi dia lebih tinggi dariku. Namanya Brian, laki laki playboy yang sukanya ngerusuh pas suasana hatiku damai. Sedangkan adik pertamaku namanya Sarah, perempuan pendiam saat serius, tapi yang namanya juga saudara kandung, kadang kelakuannya bisa sama menjengkelkannya dengan Brian.

Aku menatapnya dengan tajam

"Kamu bawa kemana mobilku?"

"Ada diseberang sana...." sambil menunjuk ke arah kanan

"Lekas ambil, aku mau memesan obat dulu lalu kita pulang!"

"Tapi- katanya berusaha mengelak

"Nggak ada tapi tapian! Kalo kamu gak mau rambut abu abu mu aku pangkas dengan gunting legendarisku" ucapku dengan nada mengancam.

Brian hanya terdiam memanyunkan sedikit bibirnya sebagai tanda terpaksa, namun dia bergegas menyebrang jalan.
Kemudian aku bergegas menuju apotek mengeluarkan pulpen dan kertas kecil dari kantung blazerku lalu segera mencatat obat yang aku pesan.

"Dalam bentuk kapsul ya..." kataku kepada asisten apoteker disana

"Baiklah..." kata asisten apoteker itu

Obat obatan yang aku pesan adalah obat skizofrenia atau biasa disebut obat antipsikotik, meski tidak dapat menyembuhkan skizofrenia secara total tapi mampu mencegah kekambuhan, meringankan halusinasi/delusi.

Brian POV

"Tatapan itu membuatku bergidik ngeri..." itu adalah tatapan yang sama yang kudapat sebelum poniku ia potong conpang camping. Ia tidak pernah melupakan ancamannya jika aku tidak mengindahkannya.

"Memang kasihan nasib adik bungsu..." kataku sambil memanyunkan bibirku

"Apalagi kalau aku sedang berantem sama kak Sarah, sebagai kakak tertua harusnya kak Yuna melerai dan menjad penengah tapi dia malah ikut memarahiku.

HOT NEWS

SEORANG ADIK LAKI LAKI BERINISIAL B DIKEROYOK HABIS HABISAN OLEH KEDUA KAKAK PEREMPUANNYA YANG BERINISIAL Y DAN S SAMPAI KABUR DARI RUMAH SELAMA 3 HARI....






PsychologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang