Siblings

40 2 0
                                    

Brian POV

Kejadian itu terjadi sekitar beberapa  bulan yang lalu, aku tidak ingat dengan jelas apa penyebabnya tapi aku sangat ingat tatapan seramnya. Mungkin saat itu aku sudah terlalu lelah dan ingin lekas tidur sehingga aku lupa.

Yang kuingat adalah saat aku terbangun tiba tiba poniku sudah acak acakan dan hal itu yang membuatku harus memakai headban keamana mana. Aku pun membuka pintu mobilnya kemudian masuk dan menyalakannya lalu menuju apotek tadi.

Yuna POV

Setelah aku memesan obat segera aku berjalan menuju mobil, masuk kemudian menaruh belanjaanku di kursi sebelah.

"Kakak pesan obat? Untuk siapa?" Tanya brian

"Pasien baru" jawabku singkat sambil merogoh saku blazerku untuk mencari ponselku.

"Cewe atau cowo" tanyanya lagi

"Cowo"

"Wahhhh.... kak" katanya sambil tertawa, entah kenapa tawanya terdengar mencurigakan di telingaku

"Kenapa?" Kataku sambil menyipitkan mata kearahnya sebagai tanda curiga

"Nggak papa sih" katanya sambil tersenyum

"Aneh... lagi lagi senyumnya bikin orang kesel"

Segera kami pulang kerumah bersama, kali ini brian yang nyetir : )

"Ngomong ngomong.... BERAPA BANYAK PARFUM YANG KAMU PAKAI HAH?! SAMPAI SAMPAI BAUNYA NGALAHIN PENGHARUM MOBILKU?!.

"Banyak" jawabnya singkat padat, tidak jelas sambil menyetir.

"Apakah saat papa masih muda seperti ini? Kata orang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya..."

Sesampainya kami dirumah aku melihat sarah sedang memasak

Oh ya, sarah adalah adik pertamaku yang berprofesi sebagai juru masak di restoran milik paman kami. Umurnya 24 tahun.

"Ini baru kakak aku pintar masak..." sambil merangkul pundak sarah dari samping,
"Gak kayak itu tuh yang spesialis marah-marah dan ngancem" tambahnya sambil menunjuk kearahku.

"Ahahahha.... jangan begitu dong, kak yuna kan kakakmu juga" jawab sarah

"...." aku hanya diam, malas meladeni ucapan anak bayi seperti dia. Kemudian aku segera pergi ke kamarku yang berada di lantai 2 sambil menjinjing plastik belanjaan berisi snack yang tadi kubeli.

Sarah POV

"Heh kamu kalo ngomong ingat ingat, nggak liat orang habis pulang kerja. Moodnya pasti nggak bagus, kamu tuh taunya ngerusuh aja" ucapku bawel ke brian

"Lah kok aku yang disalahin" protesnya.

"Yaiyalah... sesama cewek harus saling mendukung" jawabku dengan bangga :p

"Berarti aku yang selalu salah disini" katanya sambil memanyunkan bibirnya dan menatapku sinis

"Makanya... jangan suka bikin orang kesel kenapa? Uda ah mukanya nggak usah gitu juga kali"
"Coba rasain ini masakannya enak nggak?"  Kataku sambil menyendok kuah asam manis udang yang kubuat, meniupnya kemudian menyuapkannya ke brian. Diapun membuka mulutnya dan memakannya.

"Ih pintar.... dedek bayi udah besar..." ejekku

"Ishhh..." jawabnya sambil menatapku sewot

"Gimana? Enak?" Tanyaku

"Enak Enak Enak, sip lah..." katanya

"Oke... deh, yaudah sana mandi kek ganti baju"

"Iya iya boss" katanya sambil menjauh.

Brian POV

"Eh kalo nggak salah tadi kak yuna belanja sesuatu... kepoin ah... hihihi" kataku sambil berjalan ke kamar kak yuna dan yap kebetulan pintunya terbuka, tapi sepertinya kak yuna ada di kamar kecil. Aku pun masuk untuk melihat isi belanjaan kak yuna. Tak lama kak yuna muncul.

"Eh copott... kaget aku..." katanya

"Wah apa ini kak? Makanan?"  Tanyaku sambil menunjuk plastik itu.

"Iya snack" jawabnya sambil berjalan kearahku

"Aku minta ya..." pintaku dengan memberikan ekspresi memohon kemudian memilih salah satu snack. "Yang ini ya?"

"Eh jangan yang besar itu buat pasien, yang ini aja" katanya sambil menyuguhkan sebungkus biskuit yang isinya sepertinya cuma 4 buah.

"Aishhh kok yang kecil sih"

"Mau nggak kalo nggak mau sini kembaliin, besok beli sendiri"

"Iya iya makasih kak yuna yang cantikk, jangan marah dong, gitu aja marah..."

"Sama sama, dah pergi sana mandi kek ganti baju atau apalah gitu sana" suruhnya

Aku merasa deja vu...

"Iya..." kataku keluar dari kamar serba birunya.

Aku menuruni tangga kemudian aku melihat kak sarah sedang menyiapkan makanan di meja untuk makan malam.

"Sini aku bantuin..."

"Iya nih pindahin nasinya ke mangkuk yang itu tuh" suruhnya sambil menunjuk mengkuk nasi berwarna silver.

Kemudian aku memindahkan nasi tersebut ke mangkuk kemudian menaruhnya ke meja makan. Tak lupa sambil icip icip masakan kak sarah.

"Ih... kalo mau ambil dipiring jangan di colek colek gitu"

"Hmm... enak kali masakan kaka aku inih" kataku sambil mengunyah

"Panggilin kak yuna sana, makanannya udah siap" pinta kak sarah

"Iya boss iya" kataku sambil berjalan kearah tangga

Saat sudah didepan pintu kamarnya aku pun menyuruhnya untuk turun dan makan.

"Kak makanannya udah jadi ayo cepat turun makan..." teriakku

"Nanti... masih kenyang" timpalnya

Terserah dia mau turun apa nggak yang penting aku udah kasih tau, kalo abis jangan salahkan aku  : D

Segera aku turun dari lantai dua ke dapur kemudian mengambil piring dan duduk manis di kursi meja makan dengan manis. Ku ambil beberapa sendok nasi beserta lauk dan sayur yang sudah tersaji di hadapanku.

"Lah malah langsung makan dianya, kak yuna mana??" Tanya kak sarah

"Katanya dia masih kenyang" jawabku

"Oh..." kata kak sarah, diapun ikut makan bersamaku

============================

Thanks for Reading... 😊











PsychologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang