RFD 1

2.1K 147 12
                                    

"Jihyunie, hyung baru turun dari kereta, kau ada dimana?" tanya Jimin pada adiknya lewat telepon. Ia baru sampai di Seoul beberapa saat yg lalu, ia pulang ke Busan mengunjungi orang tuanya selama seminggu.

"Aku ada di depan stasiu hyung, cepat kesini aku ada kelas pagi ini." ucap Jihyun di seberang sana.

Jimin berlari ke arah depan stasiun untuk mencari adiknya dengan menenteng tas yg cukup besar wadah pakaiannya.

Setelah sampai gerbang stasiun ia melihat sang adik melambaikan tangan dengan semangat.

"Jimin hyung!" teriak Jihyun saat melihat Jimin di depan gerbang stasiun.

Jimin berjalan mendekati Jihyun lalu menggusak sayang rambut adiknya. Lalu masuk ke kursi samping kemudi diikuti Jihyun yg juga masuk di belakang kemudi dan mulai melajukan mobilnya.

"Kau membawa mobilku? Mobilmu kemana bocah nakal?" tanya Jimin pada Jihyun.

"Di kafe dipinjam Jeongyeon dan Jihyo." jawab Jihyun dengan cengiran.

Jimin hanya bisa menggelengkan kepala saat tau tipu daya adiknya. Jihyun memang sering membawa mobil Jimin jika Jimin tak memakainya. Alasannya karena mobil Jimin slalu bersih, wangi dan tentunya lebih baru, beda dengan mobilnya yg sering kotor dan ada beberapa goresan karena ia ceroboh saat menyetir.

"Bagaimana keadaan kafe saat kutinggal beberapa hari Jihyun?" tanya Jimin saat mereka tengah di perjalan menuju Park Caffe milik keluarganya.

"Aman terkendali. Hyung tak perlu khawatir, selama ada aku kafe itu akan aman hyung. Jadi kalau hyung ingin pergi keluar kota atau bahkan keluarga negeri lagi tak masalah." jawab Jihyun dengan bangga.

"Aman terkendali karena di bantu Jihyo, Jeongyeon dan yg lainnya kan?" tanya Jimin curiga pada Jihyun. Jihyun hanya memperlihatkan cengiran khas rasa tak bersalahnya.

"Kau ini bagaimana bisa kau cepat dewasa kalau kafe kecil saja kau belum bisa urusi Jihyun? Sebentar lagi kau akan lulus kuliah, dan kau harus memegang restoran di Busan menggantikan appa." ucap Jimin menasehati.

"Bagaiman caranya memegang hyung, kafe dan restoran kan besar? Tangan ku tak akan sanggup." ucap Jihyun dengan nada polosnya.

"Kau ini..hahhh aku lelah sekali." Jimin mengalah menghadapi adik nakalnya itu, ia pasti tak akan menang melawan Jihyun. "Ngomong-ngomong Minji bagaimana?" tanya Jimin saat teringat akan anak itu.

"Minji baik hyung, ia anak yg oenurut dan sama sekali mudah di atur. Bahkan dia sangat mandiri untuk anak seusianya." jawab Jihyun sambil sibuk menyetir.

"Tentu saja ia mandiri, beda sekali dengan kau yg manjanya luar biasa. Tapi sialnya aku tetap menyayangi mu Jihyun" sindir Jimin melirik kearah Jihyun.

"Tak usah kau sindir pun aku sadar diri hyung, aku begini tapi kau tetap menyayangi ku kan, iya kan? Iya lah secara aku ini satu-satunya adikmu yg paling tampan" ucap Jihyun dengan percaya dirinya.

Jimin yg mendengar itu pun hanya menggelengkan kepalanya pasrah. Sifat Jihyun tak berubah dari dulu, selalu manja karena ia anak bungsu di keluarganya. Jimin bisa memaklumi itu karena ia juga yg memanjakan adiknya.

RFD

Setelah 15 menit perjalanan akhirnya Jihyun dan Jimin tiba di kafe. Kafe milik Jimin yg ia bangun sendiri dengan hasil mengelola restoran keluarganya.

Kafe ini sudah berdiri sekitar dua tahun lalu, namun baru beberapa bulan belakangan ini terkenal akibat kunjungan beberapa vloger terkenal. Jimin juga punya akun IG khusus untuk kafenya agar makin terkenal dan banyak pengunjung yg datang.

Run From DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang