RFD 6

745 105 14
                                    

Yoongi sedang berada di studionya saat ini. Ia sibuk membuat lagu sampai lupa jika ia belum sempat makan seharian. Bahkan ia lupa memberi kabar pada kekasihnya Suran saking penuhnya otak Yoongi dengan lagu.

Ponsel Yoongi bergetar untuk yg kesekian kalinya, Yoongi sempat melirik ponsel yg menampilkan nama kekasihnya namun ia abaikan. Ia memilih mematikan ponselnya karena tak ingin diganggu oleh siapapun termasuk kekasihnya.

Cklek

"Hyung, kekasihmu terus menghubungiku menanyakan kabarmu dan itu membuat Jinseok marah. Bahkan Jinseok melempar ponsel yg belum genap sebulan ini ku beli." cerca Namjoon saat masuk ke studio Yoongi tanpa permisi.

"Bisa kau keluar? Aku sibuk dan aku butuh ketenangan untuk membuat lagu." sahut Yoongi dengan nada datarnya.

"Aku keluar dan kekasihmu menghubungiku lagi dan aku harus bertengkar dengan kekasihku hanya karena masalah mu yg tak menghubungi kekasihmu begitu?" remeh Namjoon. "Setidaknya jika kau sudah bosan dengan kekasihmu itu kau akhiri saja hubungan kalian. Jangan melibatkan hubungan kalian dengan hubungan kami hyung." sambung Namjoon lalu melangkah keluar studio Yoongi.

Namun sebelum Namjoon melangkah keluar, Yoongi lebih dulu menghentikan langkah Namjoon dengan ucapan yg Namjoon bahkan tak mengerti.

"Yoonji membenciku" ucap Yoongi tiba-tiba.

Namjoon menoleh dan menarik kursi yg sama dengan Yoongi untuk ia duduki.

"Yoonji? Aku bilang kekasihmu hyung, bukan Yoonji. Kenapa kau.....sebentar? Kalian incest?" Namjoon blank mode on.

"Aku membohongi Yoonji selama bertahun-tahun dan membuat Yoonji membenciku. Apa salah jika aku merahasiakan pernikahanku pada saudari dan sahabatku sendiri?" monolog Yoongi antara sadar tidak sadarnya.

"Pernikahan? Membohongi? Yoonji? Membenci? Sahabat? Maksudmu apa hyung? IQ 148 ku tidak bisa bekerja saat ini karena Jinseok memukul kepalaku tadi." Namjoon menggusak rambutnya kasar.

"Namjoon"

"Hm?"

"Bagaimana tanggapan dan reaksi saat salah satu sahabatmu sudah pernah menikah dan merahasiakannya selama bertahun-tahun?" tanya Yoongi dengan tatapan kosong.

"Maksudnya?"

"Jawab saja."

"Ya aku jelas marah hyung. Untuk apa bersahabat jika masih merahasiakan sesuatu hal, apalagi itu sebuah pernikahan. Mungkin aku akan memukulnya hingga setengah sadar untuk meluapkan rasa kesal ku." ucap Namjoon menggebu-gebu.

"Pukul aku." perintah Yoongi.

"Eung?" Namjoon refleks menoleh dan menatap Yoongi bingung.

"Pukul aku sampai kau puas Namjoon." perintah Yoongi lagi.

"Haha kau kenapa hyung? Jika kau sakit istirahatlah." kekeh Namjoon yg masih tak mengerti maksud Yoongi.

"Aku sudah membohongimu, membohongi kalian." Yoongi meremat kepalan tangannya.

"Membohongi bagaimana maksudmu hyung?" frustasi Namjoon. "Lebih baik kita cari makan dulu, kau belum makan sejak tadi pagi. Dan aku juga melewatkan makan siangku karena kau yg tak mau keluar studio seharian." ajak Namjoon.

Yoongi mau tidak mau menerima ajakan Namjoon. Mereka pergi keluar gedung agensi untuk mencari makan. Namjoon mengemudikan mobil Yoongi dengan fokus karena ia tak mau mobil kesayangan Yoongi lecet karena tergores.

Tidak sampai sepuluh menit mereka tiba di salah satu restoran kafe yg sempat mereka kunjungi untuk makan malam beberapa hari yg lalu. Yoongi tak menyadari jika ia berada di tempat yg sama karena ia hanya memandang dengan tatapan kosong.

Setelah memilih meja Namjoon memanggil salah satu pelayan untuk membawakan buku menu.

"Kau ingin makan apa hyung?" tanya Namjoon sambil memilih-milih menu yg cocok mengisi perutnya yg kosong, hanya penuh terisi angin.

Yoongi tetap diam tak merespon, bahkan tatapannya seperti mayat hidup. Seketika pelayan yg berdiri di samping Namjoon bergidik takut melihat betapa pucatnya pelanggan restorannya itu.

Namjoon menyenggol lengan Yoongi namun Yoongi tetap diam, bahkan ia hanya sesekali berkedip tanpa menoleh sedikitpun.

"Kami ingin memesan bulgogi saja, dan untuk minum sediakan satu botol bir dan dua gelas berisi es. Sepertinya sahabatku ini sedang putus cinta." ucap Namjoon mengalihkan perhatian pelayan yg melihat Yoongi dengan wajah takutnya.

Pelayan itu mengangguk kaku lalu mengambil buku menu dan pergi meninggalkan meja Yoongi dan Namjoon.

RFD

"Kau yg antarkan pesanan meja nomor 38, aku merinding melihat bagaimana pucatnya salah satu penghuni meja itu. Wajahnya benar-benar pucat seperti mayat hidup, bahkan ia tak menoleh sedikitpun aaat disenggol oleh temannya." ucap pelayan yg menerima pesanan Namjoon tadi.

"Kau ini penakut sekali, tidak ada mayat hidup di dunia ini. Kau terlalu banyak menonton film tak jelas sampai-sampai otakmu berisi hal-hal diluar nalar." ucap Jeongyeon teman Jihyo yg juga berprofesi sebagai pelayan.

"Aku tidak bohong eonnie, aku kenal dengan temannya itu, dia kekasih sahabatnya Jimin oppa yg sering ke sini. Tapi temannya yg pucat itu seperti orang yg memang kurang darah, bahkan ada lingkar hitam yg sangat jelas di sekitar matanya. Jika kau berani kau saja eonnie bawa pesanan ini. Aku slalu mendoakan mu agar kau sehat dan bahagia selalu. Gomawo Jeongyeon eonnie." Jihyo berujar cepat dan langsung pergi dari dapur karena ia mengalihkan tugasnya pada Jeongyeon.

Mau tak mau Jeongyeon yg harus mengantarkan pesanan Namjoon karena hanya dia yg berani, yg lainnya sudah termakan oleh omongan Jihyo yg mengatakan ada mayat hidup di restoran itu.

Jeongyeon melangkah dengan pasti membawa nampan yg berisi makanan pesanan Namjoon. Ia bisa melihat dua pria yg satunya seperti mengajak berbicara pria di depannya namun tak direspon.

"Pesanan anda tuan." ucap Jeongyeon menghentikan rayuan Namjoon pada Yoongi.

Setelah meletakkan pesanan itu Jeongyeon berlalu dengan wajah acuhnya tanpa tahu jika ia menjadi tontonan teman kerjanya yg mengintip dari balik jendela pintu menuju dapur.

RFD

"Sekarang kau jelaskan sejelas-jelasnya apa maksud ucapanmu hyung. Aku akan konsentrasi jika perut ku sudah terisi." ucap Namjoon sambil melahap satu sumpitan dagingnya.

"Yoonji membenciku" lirih Yoongi.

"Aku tau hyung, bahkan aku tau itu sejak tadi karena aku ini tidak bodoh hyung. Maksudku bagaimana bisa Yoonji membencimu?" tanya Namjoon menahan sabarnya.

"Dia mengetahui sesuatu yg seharusnya ia tak perlu tau."

"Sesuatu apa?" tanya Namjoon penasaran.

"Statusku" singkat Yoongi.

"Status? Ada apa dengan statusmu hyung?" tanya Namjoon bingung.

Yoongi menatap Namjoon tepat di mata, dan saat itu juga Namjoon sadar jika Yoongi saat ini tengah serius. Bahkan ia melihat ada kilatan rasa sakit di mata Yoongi, dan... penyesalan?

"Aku.... sudah pernah menikah sebelumnya." ucap Yoongi pelan

"Mwo??!!!!"

"Namjoon hyung?"



Tbc.

Run From DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang