RFD 9

735 97 4
                                    

Yoongi memasuki rumah orang tuanya dan mendapati appanya sedang sarapan sendiri di meja makan. Ia melihat sekeliling namun tak ada eomma dan juga adiknya, ke mana mereka?

"Appa." sapa Yoongi.

"Ayo sarapan bersama Yoongi-ya." ajak appa Min.

"Di mana eomma dan Yoonji?" tanya Yoongi saat sudah duduk di meja makan samping appanya.

"Eomma sedang membujuk adikmu, beberapa hari belakangan ini ia terus mengurung diri di kamarnya, hanya keluar saat pergi kuliah dan makan malam. Tapi kemarin sore adikmu tidak mau keluar kamar sama sekali, bahkan ia juga tak mau makan malam." ucap appa Min.

Yoongi menatap appanya bingung. Apa yg terjadi dengan Yoonji? Apa Yoonji masih marah padanya? Tapi jika Yoonji marah tak mungkin sampai tak mau makan, apalagi Yoongi tak tinggal di rumah ini. Ada yg harus ia bereskan saat ini.

Yoongi beranjak pergi ke lantai atas setelah ijin pada appanya. Ia berjalan menuju kamar Yoonji tepat di samping kamarnya saat ia masih tinggal di rumah ini dulu.

Di depan kamar Yoonji ia mendapati eommanya mencoba merayu Yoonji keluar kamar. Di samping eomma Min ada maid yg membawa nampan berisi sarapan, sepertinya itu untuk Yoonji.

"Yoonji-ya, buka pintunya nak, eomma membawakanmu sarapan sayang." ucap eomma Min lembut.

Namun tak ada jawaban dari dalam, bahkan eomma Min sudah mulai menggedor pintu Yoonji namun tetap tak ada pergerakan dari dalam.

Yoongi mulai mendekati eommanya dan mengangguk sekilas saat melihat tatapan khawatir eommanya. Yoongi mulai mengetuk pelan pintu kamar Yoonji.

"Yoonji-ya, buka pintunya ini oppa." ucap Yoongi.

"Hei kau ingin diet? Kau sudah kurus Yoonji-ya. Ayo keluar kita beli es krim kesukaanmu." ucap Yoongi lagi setengah berteriak.

"Yoonji-ya! Oppa akan memberikanmu satu kartu kredit oppa untuk kau belanjakan sepuasnya jika kau mau membuka pintu ini!" teriak Yoongi lebih kencang.

Namun lagi-lagi tak ada pergerakan sedikit pun dari dalam. Yoongi mulai jengah, ia terus mengetuk bahkan menggedor pintu kamar Yoonji cukuo keras. Bahkan appa Min mulai menghampiri mereka karena mendengar teriakan Yoongi dari ruang makan.

"Yeobo, Yoonji tidak mau keluar, bahkan ia tak menjawab panggilanku dan Yoongi. Aku khawatir yeobo, Yoonji tidak pernah begini." lirih eomma Min memeluk suaminya.

Appa Min yg mendengar itu mengeraskan rahangnya. "Dobrak pintunya Yoongi." ucap appa Min dn diangguki oleh Yoongi.

Yoongi mulai menendang pintu kamar Yoonji sekuat tenaga. Mendobrak menggunakan bahunya, bahkan di bantu oleh beberapa pelayan pria di sana.

Bugh

Bugh

Dugh

Brakkk

Engsel pintu kamar Yoonji terlepas dan pintu itu langsung terjatuh. Yoongi memasuki kamar adiknya, namun tak ada tanda-tanda adiknya di sana. Yoongi berusaha mencari Yoonji ke kamar mandi.

Di dalam bathup yg berisi air penuh, Yoonji duduk terdiam seperti orang linglung. Tatapannya kosong, bahkan kulitnya yg sebelumnya pucat menjadi lebih pucat.

"Yoonji-ya, kau mendengarku, hm?" tanya Yoongi menangkup kedua pipi putih adiknya.

Yoongi bahkan mengguncang bahu Yoonji namun adiknya itu masih tak bergeming. Bahkan Yoonji hanya bisa mengedipkan matanya tanpa membalas tatapan kakaknya.

Run From DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang