RFD 8

759 98 12
                                    

Jimin mendekati meja ketiga pria dewasa yg menatapnya dengan raut wajah berbeda. Jimin tersenyum manis kearah tiga pria dewasa di depan, Taehyung yg menyadari tatapan Yoongi pun dengan cepat Taehyung menghampiri dan merangkul pinggang sempit Jimin layaknya pasangan.

"Sayang, ada apa hm?" tanya Taehyung sengaja setelah mengecup pelipis Jimin. Dua pria di sana menatap berbeda, Namjoon yg hanya memutar bola matanya malas sedangkan pria pucat di sana terus menatap wajah Jimin.

"Aku ke sini karena melihat Minji yg sepertinya mengganggu percakapanmu dengan temanmu." ucap Jimin.

"Hai, Jimin." sapa Namjoon.

"Ah. Hai Namjoon hyung, sudah lama tak bertemu. Semalam aku tak bisa menemani kau dan Jin hyung makan malam karena ada keperluan lain." sapa Jimin balik.

Namjoon mengangguk mengerti. Ia tersadar jika ia belum memperkenalkan Yoongi yg sedari tadi menatap intens ke arah Jimin. Ia pun menyenggol Yoongi dengan sikutnya dan menarik perhatian Yoongi dan yg lainnya.

"Em, Jimin kenalkan ini Min Yoongi, sahabat sekaligus rekan kerjaku." ucap Namjoon memperkenalkan Yoongi.

Jimin mengulurkan tangannya untuk menyapa. "Park Jimin." Namun Yoongi hanya menatapnya tanpa berkedip, dan itu disadari oleh Taehyung lagi.

"Berhentilah menatap istriku tuan Min, aku tau istriku sangat manis dan cantik. Setidaknya jaga sopan santunmu dengan orang yg baru kau kenal." ucap Taehyung yg lagi-lagi membuyarkan lamunan Yoongi.

"A-ah. Ne, aku Min Yoongi sahabat Namjoon." balas Yoongi terbata-bata.

"Wah Namjoon hyung, sepertinya sahabatmu ini sangat terpesona dengan istriku, ia tak ada henti-hentinya menatap Jimin sejak tadi." Taehyung berbicara sarkas seolah ia memperingati Yoongi untuk tak menatap istrinya.

Namjoon yg juga menyadari jika sejak tadi Yoongi terus menatap Jimin sedikit malu. Ia tak tau jika Yoongi bisa menatap orang yg baru ia temui seintens itu. Bahkan Namjoon bisa menebak dari tatapan Yoongi, jika pria pucat itu tertarik pada Jimin.

"A-ah maafkan dia Taehyung, dia memang seperti itu. Apalagi kau tau jika aura Jimin sangat menarik para dominan jika berada di dekatnya." ucap Namjoon memberi alasan, namun nyatanya memang benar.

"Tentu saja hyung. Jimin memiliki aura yg luar biasa semenjak ia bercerai dengan mantan suaminya" ucap Taehyung lalu tersenyum miring pada Yoongi yg kini menatap tajam ke arahnya.

"Tae, tidak baik membicarakan masa lalu." ucap Jimin.

Tanpa mereka sadari Minji yg sedari tadi menatap keempat pria dewasa di depannya memasang wajah cemberut. Ia tak suka diabaikan, jadi ia memilih menghampiri papanya dan menarik sweater papanya untuj menarik perhatian.

Jimin seketika menoleh dan menyadari putranya yg tengah menekuk wajah karena kesal diabaikan.

Jimin meraih Minji lalu menggendongnya. Namun belum ada beberapa detik Minji sudah pindah ke gendongan Taehyung.

Yoongi terus memperhatikan Jimin dan Minji. Entah perasaan apa, ia merasa harus berbicara dengan Jimin secepatnya. Tapi dengan alasan apa? Ia baru bertemu Jimin, bahkan Jimin baru saja menyebutkan nama lengkapnya.

"Papa Minji lapar, Minji ingin makan es krim" ucap Minji.

"Minji kan baru saja selesai makan nak, makan es krim disore hari tidak baik." Taehyung menjawab ucapan Minji sebelum Jimin menjawab.

"Tapi Minji lapar Tae appa, Minji juga ingin cepat pulang, Minji bosan di sini." rengek Minji.

"Ya sudah kita pulang sekarang." Jimin mengambil alih Minji lagi. "Namjoon hyung, Yoongi-ssi aku harus segera pulang, Minji sepertinya sudah mulai rewel." pamit Jimin.

Run From DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang