P E R T E M U A N (X2)

54 27 36
                                    

Saat cinta mulai menggebu
Tak ada lagi rona kelabu
Saat rasa suka nampak nyata
Terpatri senyum di wajah kita.

Wahai kekasih hati
Sudah siapkah ku labuhi?

***

Aku mulai tersadar dari tidurku, kepalaku masih pusing akibat pukulan keras dari pacar Tania. Pipi sebalah kananku juga masih merasakan sakit. Aku mulai membetulkan posisi badanku dan menyadari bahwa aku sudah duduk disebuah sofa empuk dalam ruangan sederhana ber-cat tosca.

"Gw dimana?" ucapku sembari
melirik ke kanan dan ke kiri mencari tahu keberadaanku sekarang.

"Lo di ruang tamu kosan gw," ucap seorang seorang wanita sambil berjalan memegang segelas teh hangat ditangannya.

"Jo-joan?" ucapku dengan penuh tanda tanya dikepalaku.

"Iya, tadi lu pingsan di Avocafe tempat gw kerja. Kebetulan gw mau ganti shift tadi dan gw liat lo dipukul sama laki-laki. Ya, karena gw tahu itu lu ya gw bantu lo. Sama beberapa temen gw juga pastinya. Oh iya nih minum tehnya," jelas Joan sambil memberikan teh hangat dari tangannya kepadaku.

"Jadi, lu kerja di avocafe sambil lu kuliah?" tanyaku, sembari menyeruput teh hangat yang baru diberikan Joan.

"Iya, gw kerja part time disana. Lumayan buat uang jajan gw selama kuliah. Karena, gw gamau ngerepotin orang tua gw perihal kebutuhan hidup gw," ucap Joan sambil duduk disebelahku.

"Btw, kok lo bisa dipukul sama cowok tadi?" tanya Joan.

"Oh ya! Tania, dimana Tania sekarang?" ucapku panik.

"Maksud lo cewek, yang sama lo tadi? Pacar lo?"

"Pacar? Bukan, ceritanya panjang. Akan gw jelasin lain kali," ucapku

"Dia sudah pulang sama cowok yang mukul lu tadi dan dia juga minta maaf karena ada kesalahpahaman. Gw gangerti tapi katanya dia bakal nge-chat lo," ucap Joan sambil pergi menuju ke dapur kost-nya.

"Oke, aku coba lihat Whatsapp dari dia," ucapku sambil mengambil sling bag di atas meja kaja ruang tamu dan mengeluarkan gawaiku. Dan segera memeriksa pesan dari Tania.

Tania: Tobi, gw minta maaf banget atas kesalahpahaman gw yaaa. Ternyata pacar gw gak selingkuh. Melainkan dia lagi ketemuan sama sepupu perempuan dia di Avocafe. Mereka berdua sejak kecil sudah terbiasa dengan ucapan atau panggilan sayang sesama sepupu, tapi gw malah mengira pacar gw selingkuh. Dan pacar gw juga minta maaf udah nabok lu tadi. Asli gw minta maaf banget yaa sama lu, gw jadi gaenak sama lu udah ngerepotin jadinya.

Tania: Oh iya, gw bakal klarifikasi di blog lu nanti dan bakal nyuruh anak komunikasi buat nulis curhatan mereka di blog lu sebanyak-banyaknya sebagai permintaan maaf gw ke lu. Makasih admin terkepo.

Aku hanya bisa menghela nafas melihat isi chat tersebut. Hatiku mungkin ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi cap tangan dari pacar Tania di pipiku masih belom hilang dan masih terasa sakit.

Tak lama Joan kembali dari dapur dengan baskom berisi air hangat dan handuk kecil ditangannya.

"Sini pipi lo, gw kompres dulu," kata Joan.

Dia lalu meremas handuk kecil diatas baskom berisi air hangat. Dan meletakan handuk tersebut di atas pipiku yang lebam.

"Aww," rintihku

"Tahan dikit, cowok kan?" ucap Joan meledekku yang merintih kesakitan.

"Iya iya," ucapku yang masih menahan rasa sakit tersebut.

Lapakcurhat.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang