NOT THE END

39 13 7
                                    

Joan: aku tak apa-apa, aku hanya sedang sibuk dan tidak ingin diganggu

Aku: Joan, aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Mengapa kau menangis di telepon tadi?

Joan: tidak apa-apa. Sungguh.

Aku: Jo, kalau aku sudah buat kamu kecewa, kalau aku sudah buat salah denganmu. Aku mohon katakan saja. Aku tak mau hubungan kita rusak jo. Aku mohon keluarlah
.
.
.

"Kau tak salah! Kau tak buat aku kecewa! Ini salahku," ucap Joan dari belakangku. Sontak aku membalikan tubuhku dan melihat matanya yang begitu sembab.

"Aku yang salah! Karena terlalu mencintaimu," ucap Joan sambil menitikan air mata.

"Aku mencintaimu. Namun, aku terlalu pengecut untuk mengatakannya kepadamu!" ucap Joan dengan suara parau

"Aku hanya bisa menyatakannya dengan akun anonim di blogmu," ucap Joan dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Aku menyayangimu, Bi. Karena kamu hidupku berubah sekarang. Ya, berubah. Karenamu aku kini mengerti apa makna dari cinta. Paham akan arti hubungan yang sesungguhnya. Setiap kali aku melihatmu, hanya satu yang kulihat. Kau adalah masa depanku. Kau membawa warna baru dalam hidupku," ucap Joan sambil sesekali menghapus air mata di pipinya.

"Aku terlalu egois untuk menahan rasa ini, takut jika hal yang sama akan terulang lagi kepadaku,"

"Semua sudah terlambat, mungkin saat ini kau belum menyatakan cintamu kepada Irene. tapi cepat atau lambat kau pasti akan melakukannya bukan? Dan semua kata-kata yang aku ungkapkan padamu saat ini rasanya percuma dan sia-sia saja," ucap Joan sambil terus menangis.

Kakiku melangkah menghampirinya yang berada beberapa meter dihadapanku. Tanpa ragu aku meletakan kedua tangan di pipinya dan menghapus air matanya.

"Jangan bersedih,tolong jangan," ungkapku

Aku mengadahkan wajahnya yang tertunduk agar aku bisa menatap matanya dalam-dalam dan berkata

"Hal itu takkan pernah terjadi, Jo."

"Maksudmu?" tanya Joan dengan ekspresi yang keheranan di wajahnya.

Aku menggenggam erat tangannya dan menjelaskan maksud perkataanku.

"Maksudku, aku dan Irene takan pernah berpacaran. Karena Irene tak pernah menyukaiku."

flashback on

Usai Jere menutup teleponnya, beberapa notifikasi muncul di gawaiku Salah satunya dari Irene.

Irene: Hai tobi, kau sudah melihat curhatanku bukan? hahahaha. Setelah aku mengirim pesan itu aku lupa menuliskan nama kekasihku, Avla. ya, teman sekelas kita. Namun, aku akan membiarkannya begitu saja. saat kau mengomentari curhatan ku tolong ucapkan selamat yaa hehehe. karena aku dan Avla resmi berpacaran. Thank you Tobi.

Nafasku benar-benar lega saat itu. Setidaknya aku tidak harus memikirkan cara untuk menolak Irene. Aku bisa kembali fokus dengan tujuan awalku. Menyatakan perasaan cintaku pada Joan. Akupun segera memberitahu Jere bahwa pesan yang diberikan Irene ditunjukan bukan untukku.

Aku: Jer, ternyata curhatan irene di blogku ditunjukan bukan buat aku, tetapi untuk Avla, teman sekelasku. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja.

Jere: WAH! SERIUS LU??
whahwhahwh gagal deh sahabat gw punya pacar wkwkwkw. selamat menjomblo lagi bosq wkwkwkw.

Aku: lu salah jer.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lapakcurhat.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang