Cracked

99 31 14
                                    

Monday...
Hari paling sibuk karena semua orang berangkat pagi, baik yang di kantor maupun sekolah tidak lain adalah untuk melaksanakan apel pagi.

Tak terkecuali Reva, gadis manis itu masih sibuk berdandan di depan cermin kamarnya. Ia tidak berangkat dengan Pak Joko sang sopir, melainkan...

"Reva ... sudah selesai belum?, tuh udah ditunggu nak Adrian di depan, cepetan Rev." Panggil Rizka, ibu yang selalu perhatian dengan Reva.

"Hah??, Adrian?... ngapain Dia ke sini" batin Reva, seketika mood Reva untuk berangkat sekolah hilang, Ia tidak ingin satu mobil bersama Adrian.

"Rev... ayo buruan, nanti kesiangan lho" Rizka masuk ke kamar Reva dan membawanya ke depan.

Reva hanya terdiam selama di belakang Rizka sampai Ia menemui Adrian.

"Maaf nak Adrian, maklum cewek dandannya lama" sapa Rizka ketika mereka sudah di depan mobil Adrian.

"Gak papa tante, Saya paham kok" balas Adrian dengan raut wajahnya yang sok ramah, "Ya udah tante, kita berangkat dulu ya... Reva, ayo masuk" lanjut Adrian.

Tanpa berkata-kata sedikitpun, Reva langsung menyalami ibunya dan masuk ke mobil Adrian.

"Assalamualaikum tante..." Adrian menyalakan mobilnya dan langsung pergi menuju sekolah.

Reva tertunduk diam selama perjalanan, Ia hanya memandangi Qur'annya yang telah usang termakan waktu, Ia berharap hafalannya sudah selesai sebelum Qur'annya rusak.

Adrian juga sangat cuek dengan Reva, Ia tidak peduli apakah Reva merasa nyaman atau tidak di mobilnya, mobil baru pemberian ayahnya.

########

"Muka lo kusut gitu kenapa?" Tanya Rara ketika Reva sampai di kelas.

"Owh gak papa kok, biasa aja" Reva menyembunyikan rasa kesalnya karena perlakuan Adrian yang seenaknya kepadanya.

"Eh... btw ini gak upacara tah?, kok osis gak ada yang nyiapin?" Tanya Reva heran.

"Nggak Rev, pagi ini guru-guru lagi sibuk ngurusin Santi." Jawab Rara dengan wajah tertunduk.

"Santi??? Dia kenapa Ra?" Reva semakin di buat bingung, padahal baru kemarin hari minggu Ia bertemu dengannya di desa.

"Hmm... Chandra bawa surat tuh, katanya sih dari Santi buat lo" jawab Rara.

Reva bergegas mencari Chandra sampai di kelas sebelah.

"Chandra... katanya kamu dititipin surat?" Tanya Reva dengan perasaan cemas.

"Eh iya Rev, gw taruh di laci meja lo" jawab Chandra.

Reva langsung berlari ke kelasnya, Ia mendapati sepucuk surat. Hatinya berdegup, Reva membuka surat itu dan membacanya perlahan.

Sahabatku Reva...

Ma'af gw gak ngasih tau lo sebelumnya, gw mau ngabarin lo hari minggu kemarin, tapi gw rasa itu bukan waktu yang tepat. Dan ma'af gw ngabarin lo lewat kertas ini.

Reva... gw udah gak sekelas lagi sama lo, gw udah gak bisa canda lagi sama lo, semoga lo nerima hal ini.

Rev... gw pindah ke Australi, itu semua permintaan bokap gue, Dia mau nikah lagi di sana. Gw gak bisa berbuat apa-apa Rev. Sekali lagi ma'af ya Rev... gw gak sempet nemuin lo, gw sama bokap sekarang otw ke Australi, lo gak usah datengin ke rumah gw.

Gw gak akan lupain lo Rev, lo sahabat gw... semoga kita bisa ketemu lagi.

See you....
From Santi Angelita.

Pipi merah Reva basah oleh air mata, Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Perasaannya begitu sakit, harus berpisah mendadak dengan sahabatnya, sahabat yang selalu setia padanya. Kini Reva merasa sangat kesepian, Ia tidak punya tempat lagi untuk menaruh curhatan hatinya.

"Udah lah Rev, semua sudah terjadi... kita aja kaget denger ini semua" teman-teman Reva meyemangatinya, mereka duduk di samping Reva dan membantu menghilangkan air matanya yang sudah membasahi wajah cantik Reva.

Reva tau, hari ini tidak upacara karena guru-guru sibuk mengurus perpindahan Santi yang mendadak. Ia kesal, mengapa sahabatnya tidak menemuinya dan mengatakan yang sebenarnya.

Reva mengambil handphone di ranselnya, Ia mencoba menghubungi Santi. Reva mencoba meneleponnya beberapa kali, namun itu semua sia-sia, Ia kini harus termenung menerima kenyataan. Ia tidak tau harus berbuat apa, sahabatnya sudah pergi meninggalkannya.

########

"Reva...," suara cowok yang memanggilnya tak asing di telinganya. Rian, cowok dengan postur tubuh sedang dan semampai dengan Reva, tampilannya yang modis lengkap dengan kacamata hitamnya. Namun itu tidak membuatnya terlihat sombong, Rian selalu terlihat kalem sehingga menarik perhatian semua cewek di sekolah barunya.

"Iya..." jawab Reva dengan perasaan sedikit canggung, hatinya berdegup jika dekat dengannya.

"Udah jangan sedih terus... ke kantin yuk, udah jam istirahat nih" ajak Rian.

"Saya di sini aja... kamu duluan aja kalo mau ke kantin" Reva ingin mengiyakan ajakan Rian, namun moodnya sudah hancur sejak tadi pagi.

"Ya udah deh, gw duluan ya" Rian berbalik arah meninggalkan Reva.

Buuukkkkkk....

Sebuah pukulan melayang tepat di wajah Rian, membuat bibir kanannya sobek dan berdarah.

"Heh... Rian, ngapain lo ngajak-ngajak Reva?, lo mau deketin dia?, Reva itu milik gw" Adrian dengan sombongnya memukul Rian.

"Sorry... lo tuh gak ada hubungan apa-apa sma Reva, jadi bebas dong Dia mau gw deketin" jawab Rian seraya mengelap darah yang keluar dari bibirnya.

"Lo itu anak baru, gak usah belagu lo!" Seketika pukulan melayang lagi ke perutnya, namun Rian bisa menangkis dan Ia membalas memukul Adrian.

Buuukkkkk....

Adrian terjatuh tepat di depan Reva, Ia kesakitan karena wajahnya memar.

"Udah-udah stop!!" Reva merasa kesal dengan mereka, "ngapain sih kalian berantem gitu?... kalian udah dewasa harusnya bisa berfikir..." Reva berjalan cepat meninggalkan mereka dengan pipinya yang lagi-lagi basah oleh air mata.

Ia duduk termenung ditaman sekolah, pikirannya kacau, kesedihannya kini semakin lengkap. Ia harus berpisah dengan sahabatnya, Adrian dan Rian juga bertengkar karenanya.

Reva bingung harus berbuat apa, Ia juga harus menyelesaikan hafalan Qur'annya, Ia ingin membahagiakan orang tuanya.

Taman sekolah sangat ramai ketika jam istirahat, banyak siswa yang asyik mengobrol dan tidak sedikit yang membaca buku.

Namun tidak dengan Reva, Ia merasa hidupnya sepi, hanya angan dan khayalan yang ada dipikirannya. Tuhan sudah menyiapkan skenario terbaik-Nya.

Perpisahan....
Sejatinya bukan untuk berpisah..
Namun, untuk kerinduan yang segera terbalaskan.

Bersambung....

RETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang