Pembalasan

57 16 5
                                    

Sejak kejadian tadi, semua pandangan anak-anak di kantin tertuju pada Adrian.

Rian ... tunggu pembalasan gue, kali ini gue bakal habisin loe.
Adrian semakin menaruh dendam pada Rian, ia beranjak pergi meninggalkan kantin. Ia berjalan keluar area sekolah dan menemui beberapa pria di sana.

"Hai Bos, apa yang buat Bos ke sini?" tanya salah seorang pria.

"Gue ada pekerjaan buat kalian." Adrian membisikkan suatu hal kepada salah seorang dari mereka.

"Oke siap Bos, lancar"

########

Pulang sekolah. Rian ingat janjinya untuk ke rumah Reva selepas duhur.

"Pah, aku pergi bentar ya" izin Rian.

"Iya Nak, jangan pulang kesorean"

"Iya Pah" Rian membawa motor ninja nya ke rumah Reva.

"Assalamualaikum" sapanya seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, Nak Rian ya?" Rizka membukakan pintu untuknya.

"Iya Bu, Reva nya ada?"

"Itu di dalam, katanya sudah menunggu kamu mau belajar baca qur'an kan?"

"Benar bu, hehe...." balas Rian dengan sedikit malu.

Rian di antar Rizka ke mushola rumah mereka. Tampak Reva sedang duduk khusuk dengan mushaf di depannya.

"Eh, Rian ... sudah wudlu?" Tanya Reva yang melihat Rian berjalan ke arahnya.

"Sudah tadi dari rumah"

"Owh, mari sini di depan saya" ia memberikan tempat untuk Rian.

Rian mengambil peci yang ada di sampingnya dan mulai membuka mushaf dari awal.

"Saya baca dulu ya, nanti kamu tirukan," kata Reva, "coba dipahami baik-baik," ujarnya lagi.

"Audzubillahiminasyaitonirrojiim, bismillahirrahmanirrahiim." Suara merdu Reva memecah keheningan. Rian mulai menirukannya walau terbata-bata.

Suasana sangat damai, suara lantunan ayat suci yang mereka bacakan sungguh membawa ketenangan batin. Reva merasakannya, ia merasa sangat dekat dengan Sang Pencipta. Dan juga Rian, hatinya bergetar kala Rian melanjutkan bacaannya.

Satu jam lebih mereka hanyut dalam ketenangan, Rian tak sadar ia harus pulang ke rumah dan ia juga ada rencana mengunjungi panti asuhan.

"Alhamdulillah kita sudah selesai, untuk kali ini sedikit dulu karena baru pertama" Mushaf ia tutup dan diletakkan di rak.

"Iya Rev, makasih banyak ya ... gue harus buru-buru pulang nih"

"Owh ya sudah, hati-hati di jalan ya" mereka bangkit dari tempat duduk. Reva mengantarkan Rian sampai depan rumah.

Rian sudak tampak menjauh, ia ingin mengetahui di mana Rian tinggal. Tanpa pikir panjang ia mengambil scoopy nya dan bergegas mengikuti Rian dari belakang.

Itu kan arah panti asuhan, apa dia mau ke sana. Gumam Reva dalam hati.

Rupanya benar, Rian masuk ke Panti Asuhan Clara. Ia menunggu di luar, tak berani masuk karena takut ketahuan kalau mengikutinya.

Tak lama terlihat Rian bersiap-siap mengemudikan motornya. Reva pun kembali mengikutinya.

Sampai di jalan sepi, hanya ada pepohonan rindang di sisi jalan dan beberapa orang yang lewat berjalan kaki.

Reva masih fokus pandangannya ke arah depan, ia melihat ada rombongan motor yang bergerak berlawanan mendekati Rian.

Rian berhenti, ia dicegat oleh sekumpulan pria bertopeng.

"Hei! turun loe!" Teriak salah seorang pemimpin mereka.

"Habisi dia." Perintahnya kepada anak buahnya.

Tak dapat di elakkan, perkelahian pun terjadi. Rian kalah jumlah, ia hanya sendiri dan harus melawan beberapa orang. Ia babak belur dan berhasil dilumpuhkan.

Reva melihat dari jauh, ia bergegas turun dan berlari mendekati Rian yang sudah tak berdaya.

"Stoopp!" Teriak Reva.

Reva? Ngapain dia di sini?
Batin pemimpin mereka, yang tak lain adalah Adrian.

"Kalian!, culik cewek itu" perintah Adrian kepada anak buahnya. Reva tak tahu itu Adrian karena mereka memakai topeng yang sama.

"Tolong...!" Reva menjerit namun tak ada yang mendengarnya.

"Revaa!" Rian mencoba bangun, namun luka di tubuhnya terlalu sakit. Ia hanya bisa pasrah melihat Reva di bawa mereka.

Sebelum mereka pergi, Rian dengan cepat mengambil ponsel di sakunya dan memotret plat nomor mereka. Ia menghubungi polisi setempat dan memberikan nomor plat itu untuk mereka lacak.

Respon sangat cepat, setelah ia berhasil bangkit sudah terlihat beberapa anggota polisi mengejar mereka. Tanpa pikir panjang Rian pun ikut mengikutinya dari belakang.

Bersambung....

RETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang