Jam sekolah hampir selesai, Rian berfikir untuk mengunjungi Reva yang sedang sakit di rumahnya.
"Rara" panggil Rian kepada cewek yang duduk di depannya.
"Iya, ada apa?" Rara menengok ke arah Rian.
"Umm, loe tau alamat rumahnya Reva? Gue rencana mau nengok dia sepulang sekolah" tanya Rian.
"Owh, dia tinggal di Desa Kebumen, rumahnya mewah warna putih di Jalan Melati nomor 57" jelas Rara
"Waah, makasih ya" Rian langsung mengingat-ingat alamat yang diberikan Reva.
########
Jam pulang sekolah tiba, Rian bergegas melajukan mobil honda jazz nya ke rumah Reva.
Tak sampai tiga puluh menit Rian sampai di depan rumah Reva. Setelah memarkirkan mobil, ia pun turun dan mendekati pintu rumah itu.
Semoga ini rumahnya.
Batin Rian"Assalamualaikum" salam Rian sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, sebentar" terdengar jawaban seorang perempuan dari balik pintu.
Kreek....
"Maaf Bu, ini benar rumah Reva?"
"Iya bener, kamu temannya Reva ya?" Balas Rizka
"Iya Bu ... saya Rian, saya bermaksud ingin menjenguk Reva, Bu" Rian menunjukkan senyum ramahnya.
"Owh, silahkan masuk Nak Rian, Reva ada di kamarnya ... ayo ikut ibu" Rizka mengajak Rian menuju kamar Reva.
Kamar Reva ada di lantai atas, membuat Rian mampu melihat hampir semua isi rumah itu. Rumah yang mewah dan rapi, namun penghuninya sama sekali tak menampakkan kemewahan. Mereka terlihat biasa-biasa saja.
"Reva ... ini ada Nak Rian, katanya mau jenguk kamu"
Reva terbaring lemas di kamarnya, ia tak menyangka Rian akan menjenguknya.
"Hai Rev, gimana keadaan loe?" Rian mengeluarkan senyum manisnya, membuat hati Reva berdegup.
"Alhamdulillah, saya sudah mendingan kok" Reva menutupi wajahnya yang merona, ia merasa senang diperhatikan oleh cowok itu.
"Ibu tinggal dulu ya, Nak Rian" Rizka meninggalkan mereka berdua di kamar
"Iya Bu" balas Rian
"Kok loe bisa gini sih? pesti gara-gara mikirin Santi ya?" Rian bertanya kepada Reva dengan nada khawatir.
"Ya udah, mending loe jangan mikirin apa-apa dulu. Biarlah yang sudah berlalu, Tuhan bakal menggantinya dengan yang lebih baik." Rian mencoba menenangkan Reva yang masih diam membisu.
"Iya, saya udah ikhlas akan semua ini, makasih ya" Reva membalas dengan senyuman.
"Syukurlah, gue pulang dulu ya, gak enak kelamaan berdua di kamar gini. Loe cepet sembuh ya, Rev" Rian pamit undur diri, ia tahu berdua dengan yang bukan muhrim itu dilarang agama.
"Eh, iya. Sekali lagi terima kasih banyak ya" Reva merasa sangat bersyukur, setidaknya Rian sudah menyempatkan waktu menjenguknya.
"Iya sama-sama, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Reva memandangi cowok itu yang makin menghilang bayangannya.
"Lho Nak Rian mau pulang?" Rizka melihat Rian yang turun di tangga.
"Iya Bu, saya pamit sudah siang juga, biar Reva bisa istirahat"
"Makasih ya, Nak Rian" Rizka merasakan aura positif dari anak itu.
"Iya bu, assalamualaikum"
Rian melajukan mobilnya pulang. Namun ia merasa ada yang tidak beres, ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
Itu kan mobil Adrian, ngapain dia ngikutin gue.
Batin Rian penasaran.Tiin ... tiin ....
Klakson dari mobil belakang membuat Rian terpaksa menghentikan laju mobilnya.
"Heh, turun loe!" Sebelum sempat keluar, Adrian sudah ada di depan kaca mobilnya.
"Mau loe apa si? ngikutin gue segala" Rian membuka kaca mobilnya.
"Loe ngapain di rumah Reva? cari perhatian keluarganya? iya? basi tau"
"Maksud loe apa si, gue cuma jenguk dia. Lagian apa hubungannya sama loe? Owh ... loe ngerasa tersaingi sama gue?" Balas Rian dengan menyerngitkan alis.
"Gue? merasa tersaingi? sorry ya, Reva tuh cuma suka sama gue, ngapain gue iri"
"Gitu, kita buktikan siapa yang bakal dapetin dia" Rian yakin
"Oke, kalo gue yang dapet, loe harus cabut dari sekolah" tantang Adrian.
"Siapa takut" Rian seketika langsung melajukan mobilnya pulang.
Adrian ... loe itu fuckboy, berharap dapetin Reva. Liat aja, gue yang bakal dapetin dia.
Gumam Rian dalam hati.Bersambung....