03

496 60 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌

•••


Flashback on

Tiga bulan setelah lulus kuliah dan mulai bekerja di perusahaan keluarganya, akhirnya Chanyeol pun menikahi Chaeyoung.

Tentunya Chanyeol mengadakan pesta yang mewah. Dia ingin Chaeyoung merasa bahagia di hari pernikahannya.

Satu bulan setelah menikah, akhirnya Chaeyoung hamil. Dan tentunya mereka sama-sama merasa sangat bahagia.

Satu bulan setelah itu pun ibu Chanyeol mengalami kecelakaan yang menyebabkan kematiannya. Dan Chanyeol merasa sangat sedih akan hal itu. Chaeyoung pun selalu menghiburnya.

Setelah menikah, Chanyeol benar-benar memperlakukan Chaeyoung dengan sangat baik.

Bicara dengan lembut. Sabar. Perhatian. Dan dia tak pernah melakukan sedikit pun hal yang dapat melukai istrinya. Dan dia pun selalu ada di samping Chaeyoung.

Katakanlah Chanyeol terlalu berlebihan. Tapi bagi Chanyeol, itu adalah hal yang memang seharusnya ia lakukan.

Dia tau bagaimana kondisi Chaeyoung. Jadi dia ingin memperlakukan istrinya itu dengan sebaik mungkin. Dan ingin istrinya merasa bahagia selalu di sisa hidupnya.

Hingga setelah sembilan bulan mengandung, Chaeyoung melahirkan.

Chaeyoung melahirkan seorang putra yang kemudian di beri nama Park Jihun.

Chanyeol dan Chaeyoung merasa sangat bahagia atas kelahiran putra mereka.

Tapi di samping kebahagiaan itu, ada rasa takut yang melanda diri Chanyeol.

Chanyeol selalu mengingat penyakit yang di derita oleh istrinya. Dia takut Chaeyoung akan pergi dalam waktu yang tak lama lagi. Dia benar-benar takut hal itu terjadi. Dia belum siap menerimanya.

"Kau merasa bahagia bukan ?" Tanya Chaeyoung yang sedang menimang Jihun.

Chanyeol mengangguk. "Tentu saja"

"Aku harap, kau akan selalu bahagia, Chanyeol. Dengan atau tanpa adanya aku"

Chanyeol yang sedang mengelus-elus pipi Jihun pun langsung menghentikan gerakannya, kemudian menatap Chaeyoung.

"Apa yang kau katakan ?"

"Chanyeol, kau tau kan..penyakit ku semakin parah. Aku-"

"Berhenti bicara tentang itu!"

"Tapi Chan, aku kan-"

"Kau tau aku benci mengingat hal itu"

"Chanyeol, kau harus-"

"Sial! Kenapa kau malah terus membahasnya" dengan segera Chanyeol pun keluar dari kamar mereka. Lalu dia langsung pergi ke ruang olahraga yang ada di dalam rumahnya.

Chanyeol pun memukul samsak tinju dengan sekuat tenaganya tanpa menggunakan keamanan apapun dalam tangannya.

Chanyeol terus memukulnya untuk meluapkan segala emosinya.

Hingga akhirnya Chanyeol berhenti memukul saat ada yang menyentuh bahunya.

Chaeyoung pun memutar tubuh Chanyeol agar berhadapan dengannya.

Perlahan Rose pun menyentuh pipi Chanyeol. Dan mata mereka saling bertatapan.

"Kenapa kau jadi seperti ini ?"

Selama beberapa saat Chanyeol hanya diam. Setelah itu pun dia langsung memeluk Chaeyoung dengan erat. Sangat erat. Dan dia pun mulai menangis.

Chaeyoung pun balas memeluknya. "Apa ini ? Kau menangis ?"

Chanyeol tak menjawabnya.

"Badan saja besar, tapi ternyata kau cengeng. Dasar payah" ledek Chaeyoung.

"Diamlah!" Chanyeol tak mau memperdulikan omongan Chaeyoung barusan. Saat ini dia hanya ingin menangis.

Chaeyoung menghela nafas. "Kau belum bisa menerimanya sampai saat ini ?"

"Aku tak akan bisa menerimanya" jawab Chanyeol.

"Tapi kau tau konsekuensi nya. Dan kau terus meminta ku untuk menikah waktu itu"

"Sama seperti mu"

Chaeyoung mengernyitkan dahinya. "Apa maksud mu ?"

Chanyeol pun melepas pelukannya, lalu menatap Chaeyoung.
"Dari luar kau memang tampak kuat, seolah kau siap dengan semua yang akan terjadi di masa depan. Tapi yang sebenarnya, diam-diam kau menyimpan ketakutan mu sendiri. Kau belum siap untuk meninggalkan semuanya"
"Begitu pun aku. Aku belum siap untuk kehilangan mu"

Chaeyoung menunduk sebentar, lalu kembali menatap Chanyeol. "Chan, ayo kita bicarakan ini baik-baik"

Chaeyoung pun menarik Chanyeol untuk duduk di kursi.
Setelah duduk, Chaeyoung pun menggenggam kedua tangan suaminya.

"Chanyeol..kau ini masih muda. Kau masih memiliki banyak waktu untuk bisa menikmati hidup mu"
"Kau ingin tau ? Banyak gadis yang suka pria seperti mu"

"Chaeyoung, apa yang kau bica-"

"Kau pun tau, saat kuliah, banyak gadis yang menyukai mu"
Chaeyoung menghela nafas. "Jika aku tiada nanti, carilah orang lain yang bisa menjadi pendamping hidup mu. Cari istri lagi"

Chanyeol membulatkan matanya. "Chaeyoung-"

"Chanyeol, kau masih muda. Kau memerlukan seseorang yang akan selalu ada di samping mu kapan pun kau butuh. Dan Jihun, dia sangat membutuhkan sosok ibu yang baik dalam hidupnya"

"Chaeyoung, kenapa kau bicara seperti itu ? Aku-"

"Aku mohon berjanjilah pada ku. Kau akan mencari istri yang baik untuk mu sekaligus ibu yang baik untuk Jihun, putra kita"

"Chaeyoung.."

"Aku mohon..aku tidak ingin kau terus bersedih jika mengingat ku" lirih Chaeyoung sembari menatap Chanyeol dengan tatapan memohonnya.

Chanyeol menunduk sebentar, kemudian kembali memeluk Chaeyoung.
"Aku tak akan berjanji untuk hal itu"

"Chanyeol-"

"Kau tak bisa memaksa ku"

"Kalau begitu berjanjilah, bahwa kau dan Jihun akan tetap hidup bahagia"

"Baiklah..aku berjanji"

Chaeyoung pun berhenti bicara, kemudian balas memeluk Chanyeol.

•••

Penyakit Chaeyoung memang sudah parah. Dan walaupun Chanyeol terus berusaha melakukan pengobatan untuk Chaeyoung, semua yang sudah di gariskan oleh tuhan tak dapat di ubah.

Makin hari penyakit Chaeyoung semakin parah. Hingga akhirnya, Chaeyoung menghembuskan nafas terakhirnya satu hari setelah hari anniversary pernikahan mereka yang pertama. Dan usia Jihun juga baru menginjak dua bulan.

Bukan hanya Chanyeol, tapi seluruh pegawai yang ada di rumahnya pun ikut bersedih. Karena Chaeyoung adalah orang yang sangat baik menurut para pelayan dan supir yang bekerja di rumah itu.

Flashback end

•••

Di dalam kamarnya, Chanyeol masih setia duduk di lantai sembari memegang foto Chaeyoung.

Tangannya terus mengusap wajah Chaeyoung pada foto itu, dan matanya berkaca-kaca.

"Chaeyoung.." lirihnya.

"Baru saja kemarin kita merayakan anniversary kita yang pertama"

Chanyeol pun terisak.

"Aku sangat sedih karena kau telah pergi meninggalkan kami"

"Tapi..aku senang, kau tidak merasakan sakit lagi"

"Tenanglah di sana. Jangan khawatir, aku akan menjaga Jihun dengan baik. Aku janji"

•••

Another Love [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang