Chapter 1 : CORRIDOR

663 70 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif ya guys, mohon maaf jika ada kesamaan tempat, waktu, nama, ataupun cerita yang hampir-hampir sama

Jangan lupa tinggalin VOTE dan COMMENT ya~

HAPPY READING GUYS~

Aku Kim Taehyung, aku berasal dari Daegu, Korea Selatan. Malam ini aku akan menceritakan mengenai kisahku, saat pertama kali masuk Sekolah Menengah Atas. Sekolahku tidak jauh dari rumah, hanya perlu menaiki bus selama lima menit.

Waktu itu, aku mengikuti masa orientasi siswa. Namanya juga anak baru dan aku sangat tampan, aku banyak dikerjai oleh seniorku, terutama senior laki-laki. Salah satu seniorku, sebut saja bernama Ka Qie. Ka Qie adalah salah satu senior yang dikenal cukup tegas dan disiplin, namun dia sangat baik.

Masa orientasi diadakan selama tiga hari, tapi pada hari kedua, aku membuat kesalahan, aku terlambat masuk. Karena keterlambatanku, aku diberi hukuman oleh ka Qie yang mana saat itu, ka Qie bertugas sebagai disiplioner. Ka Qie menyuruhku untuk membersihkan koridor sekolah dari jam sembilan pagi sampai dengan jam orientasi selesai.

Ada beberapa siswa yang di hukum, bukan hanya aku saja. Aku lupa berapa, mungkin kira-kira tujuh orang. Kami semua membersihkan koridor sendiri-sendiri, dan saat itu aku kebagian untuk membersihkan koridor kelas XII, dilantai tiga tepatnya di pojok kanan sampai dengan tengah ruang guru.

Saat itu, aku sama sekali tidak merasakan sesuatu, sampai BRUUUK!! Sesuatu jatuh tepat dibelakangku. Aku sangat terkejut segera menoleh kebelakang, dan aku mendapati temanku Juno sedang berdiri menatap kearah ku dengan mata terbuka lebar dan ember yang jatuh dibawah kakinya. Aku melihat mata Juno tidak berkedip, badannya kaku, jarinya ingin menunjuk tapi tertahan, mulutnya seolah berkata, tapi tidak terdengar.

Aku bingung seketika, kumelihat kearah kanan dan kiri ku, dan aku tidak mendapati siapapun. Aku menoleh kearah belakangku, perlahan dan terdengar teriakan kencang bergema, "JANGAN TENGOK KEBELAKANG!" leherku berhenti 90 derajat, kemudian tertahan dan kuarahkan lagi kedepan memandang Juno.

Ku perhatikan lagi wajah temanku, Juno. Matanya semakin lama semakin merah, nafasnya terengah. aku mendekati Juno perlahan, dan aku mulai merasakannya. Sesuatu mengikutiku, tidak ada suara hentakan kaki, tapi itu terasa seperti sesuatu yang melayang. Jelas, sangat jelas sekali rasanya. Ada nafas yang menyentuh leherku. Ku lihat mata Juno makin terbuka lebar. Kira-kira sudah dua meter aku dekat dengan Juno, aku berbisik "Dalam hitungan ketiga, kita lari!"

Juno mengangkat tangan kanannya perlahan, oh aku rasa dia menyuruhku untuk menariknya nanti. Ku hitung perlahan, "1- 2- 3" aku menarik tangan Juno dengan penuh tenaga tanpa menengok kebelakang, Juno mengikuti lariku. Aku bisa merasakan Juno yang terengah engah, 'mungkin dia shock dan lelah' fikirku. Aku menuruni anak tangga, dan akan mengadukan kejadian ini kepada ka Qie.

Sesampainya aku di lantai dua, aku bertemu dengan teman yang sedang membersihkan koridor juga, dia memandangku aneh, "Ada apa?" tanyanya. Saat itu, aku yang masih panik tidak sempat mejawab, aku hanya berlari kelantai satu dan ingin cepat - cepat bertemu dengan ka Qie.
Aku berlari menuruni anak tangga, dan bertemu dengan teman yang sedang dihukum juga, dia memandangku dengan tatapan aneh, kemudian bertanya, "Kau kenapa? apa yang salah?" tanyanya. Aku masih tidak memperdulikannya, dan masih berlari.

Sesampainya aku dilantai dasar, aku berlari kearah lapangan dengan menggandeng Juno. Aku melihat ka Qie dari kejauhan, aku berlari sekuat tenaga. Ka Qie juga menghampiri ku dengan tatapan khawatir.

"Ka Qie! Ka Qie! Tolong kami!"

"Kau dari mana saja?"

"Aku? Aku kan sedang membersihkan koridor! Beberapa jam yang lalu!"

KILLED by LOVE (√END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang