Chapter 2 : YONGMA LAND

436 59 0
                                    

Yuk di vote dan kasih komen cerita ini, jujur aku ku kurang semangat kalo cerita aku cuman dibaca tanpa dikasih vote dan komen, itulah kenapa akhir-akhir ini aku males update :(

Happy Reading guys

Hai, aku Jimin. Kali ini aku yang akan bercerita mengenai kisah yang menyeramkan. Aku mengalami kisah ini ketika aku berada disekolah dasar, kelas V. Ini adalah mengalaman yang tidak akan mungkin bisa aku lupakan sampai kapanpun. Sampai sekarang, jika aku mengingatnya, aku sangat ketakutan. Aku berani menceritakan ini karena ada kalian bersamaku.

Aku ingat sekali, waktu itu adalah liburan sekolah. Aku berencana pergi ketaman hiburan dengan keluargaku. Aku naik mobil sekitar pukul tujuh pagi dan sampai disana pukul sembilan pagi. Saat itu, taman hiburan sangat ramai, aku sangat antusias untuk mencoba semua wahana, mulai dari komedi putar, roller coaster, bianglala, dan kora-kora. Aku mengajak kedua orangtuaku untuk menaiki semua wahana itu.

Aku sedang beristirahat di salah satu bangku taman bersama keluargaku sambil menikmati es krim corn vanilla dengan chips coklat diatasnya. Aku melihat kesuatu tempat, tempat itu didesign dengan warna serba hitam, aku bertanya kepada ayahku sambil menunjuk tempat itu. Aku bertanya "Ayah, tempat apa itu?"

Ayah ku menjawab, "Itu rumah hantu, jangan pergi kesana, atau kau tidak akan bisa keluar lagi."

Aku menyipitkan mataku kepada ayah, ayah tersenyum, "Bercanda, kau mau mencobanya?"

Aku tersenyum, menganggukan kepala, "Boleh. Tapi, apa ibu mau ikut?" dengan cepat ibu menggelengkan kepala.

Aku dan ayah membeli tiket sebelum masuk, ku amati seluruh tempat serba hitam itu, pintu masuknya hanya terbuat dari kain tipis berwarna hitam yang jika terkena angin dapat terbuka dan terlihat sedikit kedalam, aku sedikit menyelidiki isi di dalamnya aku terkejut ketika aku melihat sesosok anak wanita dengan rupa sangat cantik, dia putih, rambutnya berwarna hitam lurus dengan bando berwarna merah berbentung bunga, matanya biru muda, senyumnya sangat manis karena ada lengsung pit di kedua pipinya. Anak wanita itu menggunakan gaun berwarna kuning cerah, dengan tali yang mengikat dipinggangnya berwarna oren. Memakai sepatu slop ballerina, aku rasa.

Dia mengamatiku, kepalanya mengangguk seakan menyuruhku masuk kesana. Kemudian seorang petugas berkata "Pak, anak bapak masih terlalu kecil. Tolong diperhatikan dengan baik."

"Iya," Jawab ayah.

Selagi ayah berbicara dengan petugas itu, aku melihat sesosok anak wanita dengan rupa sangat cantik, dia putih, rambutnya berwarna hitam lurus dengan bando berwarna merah berbentung bunga, matanya biru muda, senyumnya sangat manis karena ada lengsung pit di kedua pipinya.
Ayah menggenggam tangan kiri ku dengan erat. Aku terkejut dan menatap kearah ayah, kemudian aku mengarahkan pandanganku keanak wanita itu lagi. Tapi anak itu sudah menghilang. "Ah! Kemana dia." Gumamku pelan.

"Apa?" ayah melihat kearahku.

"Ah! Tidak."

Ayah menggenggam tanganku, dan berpesan, "Jangan lepaskan tangan ayah, oke?" Aku hanya mengagguk kepala.

Aku masuk kedalam bersama ayah, melihat kekanan dan kekiri. Mencari anak wanita itu, tapi tidak ada. Aku dan ayah berjalan perlahan, aku bisa merasakan hawa yang tidak enak didalam sana, mungkin karena aku hanya berdua dengan ayah.

"Hwaaaa!!" Aku berteriak kencang sekali ketika melihat kepala yang terjatuh dari badan seseorang yang penuh dengan luka. "Astaga. Astaga." Ayah menggeserku kebelakang tubuhnya.

Aku berjalan dibelakang ayah, memegang jaketnya dengan erat, sesekali aku mengintip keadaan sekitar. Aku melihat banyak sekali patung patung yang menyeramkan, seperti mukanya yang terbelah, potongan potongan tubuh manusia dan sesosok manusia dengan tubuh ular atau buaya. Aku melanjutkan lagi perjalanan menelurusi rumah hantu itu, sampailah aku dan ayah berada disebuah ruangan dengan hiasan seperti taman, banyak bunga berwarna warni disana. Aku melihat sekitar, ada beberapa patung yang menurutku aneh sekali, patung itu seperti patung manusia biasa, tapi patung patung itu semuanya membuka mulutnya dengan mata yang tertutup. Aku mendekati patung itu lebih dekat, ku perhatikan lagi, "KYAA!!!" aku terpental sampai duduk, saking kagetnya. Bagaimana tidak kaget, melihat patung yang semula matanya tertutup kini menjadi terbuka.

KILLED by LOVE (√END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang