Chapter 3 : DEAD LOVE

353 49 2
                                    

Aku Suga, kali ini aku akan menceritakan mengenai kisah cinta seorang wanita yang terbuang sia-sia. Waktu itu aku berada dikelas satu SMA. Aku bersekolah disalah satu SMA di kota Daegu. Aku memiliki sifat yang mungkin kalian semua sudah tau, kalau aku sangat dingin kepada siapapun. Waktu SMA, aku sama sekali tidak memikirkan hal-hal yang menurutku tidak berguna, seperti cinta. Aku tidak sempat memikirkan apa itu cinta, berguna untuk apa cinta untukku. Karna waktu itu aku hanya fokus bagaimana aku bisa lulus SMA dengan nilai yang sempurna, lalu keterima di universitas favorit.

Dari kelas satu SMA, bukan hal yang aneh jika banyak sekali wanita yang terpesona dengan ketampananku. Kulitku yang putih seperti susu, wajahku yang mungil, senyumku yang manis dan sifatku yang misterius. Semua wanita yang menyukaiku hanya aku anggap sebagai fans yang mengidolakan sesosok idol. Tapi aku salah, ada seorang wanita cantik, sangat cantik. Dia memiliki tinggi 168cm, tubuh yang ideal dengan rambut hitam panjang, berkulit putih sepertiku dan matanya besar dengan wajah imut dan senyum manis, memakai kacamata berwarna coklat.

Wanita secantik dia, tiba-tiba kehadapanku dan mengungkapkan perasaanya ditengah lapangan yang dipenuhi degan murid-murid yang sedang berolahraga. "Hai aku Nami, maukah kau menjadi pacarku?"

Aku memandang sinis kearahnya sebelum aku membalikan badan dan meninggalkan dia ditengah lapangan begitu saja, ditonton oleh semua murid disana. Dalam batin aku bergumam 'paling cuman buat taruhan', aku menengok kearahnya, dia memandang sedih kearahku, aku hanya mendecakkan lidah, Cih!

Aku melanjutkan jalanku tanpa menghiraukannya. Aku mendengar samar-samar dari jauh bahwa dia menangis dan berkata 'Aku tidak akan melepaskanmu! Kau itu cinta pertamaku Suga!', namun aku tidak memperdulikannya dan hanya terus melanjutkan perjalananku kekelas.

Keesokannya, aku melihat dia sudah berada didepan gang rumahku. Dia membawakanku payung berwarna pink dengan gambar kucing diatasnya. Waktu itu memang cuaca sedang panas, bahkan dipagi haripun. Aku berdiri didepan rumahku, memandang kearahnya dan memutar bola mataku seakan aku malas sekali menemuinya. Aku berjalan pelan tanpa memandang kearahnya, ku keluarkan handphone dan headset dari saku celana dan aku memutar lagu, pandanganku ku fokuskan ke aspal seolah aku tidak melihatnya.

"Suga!" Dia menyapaku dan menepuk pundakku dengan pelan.

Aku tidak mempedulikannya, aku hanya melanjutkan perjalanku. Volume suara semakin ku keraskan lagi, agar aku tidak mendengarkan perkataannya. Aku semakin berjalan dengan cepat, berharap wanita itu tidak mengikutiku.
"Suga!" kali ini dia berdiri didepanku, menunjukku dengan payung yang berada ditangan kanannya.

Aku terdiam seketika, ku lepas headset yang ada dikedua telingaku, aku melihat kearahnya dengan wajah tanpa ekspresi. Dia melihatku tersenyum, mengambil tangan kananku dan menaruh payung pink itu diatasnya sambil berkata, "Hari ini akan panas, kau harus membawa payung ini, agar kulitmu tetap putih,"

Aku tersenyum singgung kearahnya, dan akupun membuang payung pemberiannya. "Aku ga butuh! Kau tidak usah sok peduli denganku. Aku ini mampu jika hanya membeli payung seperti itu, lagi pula kulitku ini tidak akan semudah itu menjadi hitam!"

Aku memasang kembali headset ketelingaku, kemudian melanjutkan perjalanan. Aku bisa merasakan bahwa wanita itu hanya diam dan tidak mengikutiku lagi, 'mungkin dia mau menjaga jarak', fikirku.

Ketika jam istirahat, aku melihat dari kejauhan. Wanita itu sedang menungguku di lorong, aku muak sekali dengannya yang sangat terobsesi padaku. Aku mencoba tidak mempedulikannya dan menganggap dia tidak ada, tapi kali ini dia mencegatku "Suga! Aku sangat menyukaimu. Apa kamu tidak bisa melihat kalau perasaanku ini tulus? Aku mohon berikan aku kesempatan sekali saja untuk menjadi kekasihmu" dia menundukkan kepalanya.

KILLED by LOVE (√END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang