Part 5

6 2 4
                                    

Wanita itu berbalik, saat tangan asing itu menepuk pundaknya
Dia kaget, saat tau bahwa lelaki itu Dean

"D ?"

"sepopuler itukah aku ?"

Kienna tersenyum, dan menunduk malu.

"sorry yang barusan di lift tadi, aku nggak maksud apa apa. Kamu tau kan ? Publik figur penuh aturan dan omong kosong lainya"

Kienna mengangguk
"ya, i know"

"aku nggak mau kamu salah paham dan berpikir aku sombong tapi... "

"ok, aku paham. Ngerti kok"

Potong Kienna.
Padahal dia nggak begitu perduli, jujur saja.
Mau itu D atau siapa, dia hanya kenal sebatas clien dan jujur saja Kienna tidak tertarik denganya sama sekali.

Suasana agak canggung setelah itu, mereka hanya menatap dan diam

"oh baiklah, uhm aku hanya ingin menyapamu, bye kalo gitu"

Timpalnya, pemuda itu tersenyum sambil mengangkat tanganya

"ok, kurasa aku juga harus segera pergi. Bis terakhir akan segera tiba"

Kienna sekilas tersenyum dan melangkahkan kaki pergi menjauhi Dean.

D ternyata tidak seperti yang Kienna bayangkan. Dia benar benar berbeda dari imagenya sebagai publik figure, pikir Kienna.

Kienna membuka ponselnya dan mendapati 1 pesan.
Ya, dia mantan pacar Kienna, Blu Anderson.
"bisakah kita bicara ?"
Begitu isi pesan tersebut

Kienna hanya mengabaikanya, dia masih teringat tentangnya.

Dasar egois

Batinya menangis

Siluet dari lelaki itu terlihat, dia tepat berdiri didepan pintu kostnya.
Mereka saling pandang lama.
Kienna membeku, matanya menatap pria itu dengan perasaan berkecamuk.

"hei, listen "

Blu mendekati Kienna, kakinya melangkah maju dan menatap wanita itu

"i'm sorry, i really sorry"

Sebelum Blu berhasil menggenggam tangannya, Kienna menghindar dan berjalan membuka pintu.

"Bee, please ... "
Blu mulai memeluk Kienna dari belakang, mencegahnya masuk.

Diam, Kienna diam. Perasaanya bergejolak saat ini. Dia perlahan melepas pelukanya dan berbalik

"sesulit itukah kau menemukanku. Kurasa sudah lama aku memintamu kembali ?"

Blu menunduk, dia tidak sanggup menahan air matanya jatuh.

"i'm sorry, i dont mean to be like this. I dont wanna hurt you, i can't.
Tapi aku juga nggak mau putus"

"menjauh dariku, brengsek "

Kienna membanting pintu dan berlari ke kamarnya dan menangis.

Sudah terlambat
Dasar Brengsek tak tau diri

Kienna melihat sikuet lelaki itu menjauh dari jendelanya.

Keputusan tepat Kienna, menyakitkan
Tapi tepat. Kau harus kuat

Kienna benar benar tak habis pikir, setelah sekian lama, dia kembali dan memohon seperti itu ?

Kilatan kenangan masa lalunya teringat kembali, saat dimana lelaki itu adalah segalanya baginya ...

The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang