Part 7

2 2 1
                                    

Aku keluar, mencari Blu
Dilantai bawah kulihat wanita itu, menatap kearahku.

Blu berbalik dan mengejarku, wajahnya ketakutan saat itu.
Setelah itu aku berlari mengambil semua barangku dan pergi tanpa meminta penjelasan.

Setelah kepulanganku, beberapa hari kemudian Ayahku meninggal.
Semua keluarga menyalahkanku, betapa bodoh dan egoisnya aku.
Aku bahkan terancam tidak akan bisa kuliah.

Begitulah kenapa kami putus.

Seingatku Blu tidak pernah menghubungiku lagi, apalagi menemuiku ?
Bukankah artinya bahwa dia benar benar melakukanya ?

Tak lama setelah itu ibuku menikah lagi dan aku benar benar tak tahan dengan suami barunya yang terus menyalahkanku atas segala keegoisanku.

Seakan belum cukup rasa bersalahku pada keluarga ini, ibuku pun tak pernah membelaku.
Itulah kenapa aku pergi ke ibukota dan melanjutkan kuliah sendirian disini.

Aku benar benar menyesal, aku tau aku salah. Tapi haruskah mereka menyalahkan semua hal ini padaku seumur hidup ?

Terkadang aku mengirim uang pada mereka dengan hasil lembur dan tipku, tapi mereka seakan sudah menutup pintu maaf.

Mereka hanya memandangku sebagai seorang anak yang egois, pembangkang dan beban.

Jujur saja, akan aku lakukan apapun agar bisa memutar waktu atas semua kebodohanku.
Tapi itu tidak mungkin

Akhirnya aku pasrah dengan keadaan menyedihkan ini, berharap suatu hari nanti keadilan akan menghampiriku.
Dan keluargaku akan menerimaku sebagai seorang anak gadis mereka satu satunya.

Tapi sekarang semuanya kacau.
Saat aku bejuang sendiri disini.
Saat aku mulai merasa tenang dan sedikit bisa menerima kehidupan pahit ini.

Luka itu muncul kembali didepan pintu, menghadapku.
Seakan masih kurang penderitaan ini, dia menerorku setiap saat.

Bahkan dengan tidak tahu malunya, dia menemuiku.
Bermodal mulut manis yang bahkan aku tidak bisa melihat kemanisan itu lagi.

Berusaha untuk membujukku melakukan kesalahan yang sama ?
Atau bahkan berusaha menjatuhkanku dari tempat yang sudah kubangun dengan susah payah ?

Benar benar egois dan tidak tau diri.

Beberapa hari kemudian, dia trus mengirimiku secarik kertas.
Entah didepan pintu kost, atau dikotak masuk tempatku kerja.

I'm sorry

Semuanya sama, dan benar benar menyebalkan.
Bagaimana mungkin dia tau dimana aku bekerja dan tinggal.

Benar benar seperti stalker.
Bahkan Risya menyarankanku untuk melaporkan kepolisi.
Tapi, mana mungkin aku setega itu.

Sampai akhirnya kuputuskan untuk mengambil libur kerja beberapa hari.
Selain aku ingin fokus karena sedang ujian semester.
Aku juga tak ingin bertemu dengan Blu.

Siapa tau Blu mungkin mencegatku dijalan, karena terlalu putus asa ingin bertemu denganku ?

Haha, Konyol.

Tapi buat jaga jaga lah. Aku benar benar ingin menghindarinya, ok ?

Akhirnya setelah berpusing pusing ria, menghadapi ujian semesterku dan sepertinya Blu sudah putus asa.

Surat suratnya sudah tidak terlihat selama beberapa hari ini.
Kuputuskan untuk ke tempat kerja lagi, untuk menyusun jadwal kerja minggu depan.

Saat kulihat sesosok pria itu tengah menungguku.
Dibelakangnya Terlihat uncle Chen melihatku serius.

Oohh tidak lagi

Apakah dia mulai terobsesi denganku ?

"hey Kienna"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang