Matahari pagi telah menyinari dunia Wizard Online. Kali ini tidak seperti biasanya, sebagian player mulai menaikkan level mereka dengan menjalankan Quest, sebagian yang lain mulai berburu untuk mendapatkan item langka.
Begitu pula dengan kami bertiga. Pagi ini, kami sudah berada di tempat Quest.
"Mencari 5 jamur lumpur, tidak! Memburu 30 rakun api, tidak!
Memenangkan event berenang mengelilingi samudra, quest macam apa ini! Menemukan gelas permata, tidak lagi!" ujarku sambil melihat-lihat kertas Quest yang tersedia."Hei, jangan pilih-pilih seperti itu! Langsung saja!" ujar Ray keberatan, dirinya sudah menunggu sambil berdiri cukup lama.
"Tapi aku ingin Quest yang menantang!" protesku.
"Kenapa kau tidak pilih mencari gelas permata saja! Bukannya itu menantang?"
Aku menggeleng, "Tidakkah kau ingat tentang Ryuga?"
"Oh iya!"
"Bagaimana dengan ini, mengalahkan anjing magma?" ucap Fakhri sambil mengangkat sebuah kertas.
"Apa bayarannya?" tanya Ray, dasar mata duitan.
"30 perak, dan kita bebas memiliki item yang didapat," Perempuan yang menjaga tempat Quest lebih dulu berkata.
"Kita terima, Rez? Kau pemimpinnya," Fakhri bertanya memastikan.
"Kita terima!"
"Bagus! Quest diserahkan pada kalian!" Perempuan penjaga tempat Quest berseru.
Ping!
Bilah notifikasiku muncul, isinya rincian Quest yang kuterima. Tertulis, kalahkan magma dog di Flame Mountain, jangan sampai respawn!
"Kita berangkat sekarang!"
Fakhri dan Ray mengangguk. Kami bertiga langsung berlari menuju Gunung Berapi.
¤¤¤
"
"Panas panas!"
Aku menatap Ray yang baru saja mencoba untuk berenang di lava, aneh-aneh saja. Menurutnya saraf kita di permainan ini ditiadakan?
"Lavanya sangat panas, mimpiku untuk bisa berenang di lava batal deh!" celoteh Ray sambil menepuk-nepuk celananya yang terbakar.
"Kau terlalu aneh, aku tidak menyangka 1 sekolah dengamu!" ejek Fakhri, perkataannya tajam juga.
"Kapan kita sampai di sarang magma dog? Aku sudah capek berjalan sejauh ini." keluh Ray.
"Kita masih di bagian rawa panas, masih jauh hingga sarang anjing itu!" ucapku, kembali membaca rincian quest.
Blub... Blub!
Aku dan Fakhri menoleh, melihat Ray yang mulai mengacau magma slime. Bocah itu waras tidak sih? Magma slime monster level 25, sementara Ray hanya level 14. Aku mulai berpikir, jangan-jangan karena berenang di lava tadi, otak Ray sudah terbakar?
"Reza! Fakhri! Tolong aku!"
Fakhri mengangkat tangannya, "Jangan sampai respawn!"
Aku tertawa melihat respon teman di sebelahku terhadap petualang bodoh itu, sepertinya Fakhri sudah kesal dengan sikap Ray.
"Dasar tidak setia kawan!" Tubuh Ray berbalik, bersiap menyerang magma slime yang sedang mengamuk.
"Hadosutikku!"
Ray menyabetkan pancing miliknya, kukira itu seperti serangannya yang biasa, tapi ternyata aku salah. Bukan hanya satu kali sabetan, melainkan beberapa kali dalam satu gerakan. Sepertinya kemampuan Ray meningkat, magma slime itu langsung kalah. Petualang itu segera berlari ke arahku dan Fakhri.
"Lihat lihat, kristal mana! Jarang sekali item ini ada-"
"Aku punya banyak," potong Fakhri.
"Cih, pamer kepadamu tidak menyenangkan!"
Aku tertawa, kemudian bertanya pada Fakhri, "Kau punya kristal health point?"
"Lumayan banyak, aku tidak menguasai skill healing, jadi kukumpulkan kristal ini." Fakhri menyerahkan beberapa kristal berwarna merah kepadaku
Aku meraih kristal pemberiannya, kristal ini dapat memulihkan health point pemain hanya dengan memecahkannya, begitu pula dengan kristal mana.
"Permisi... Tuan-tuan yang terhomat!"
Aku menoleh ke sumber suara yang ada di depanku. Seorang player bertopi jerami dengan pakaian lusuh, ditilik dari penampilannya, dia bersub-tipe Adventurer. Usernamenya thie, sepertinya pemain dari Inggris, atau Amerika.
"Ada apa?" ujar Fakhri menyipitkan matanya.
"Aku hanya ingin menjual pedang ini, mungkin tuan-tuan tertarik membelinya. Ini pedang magma kering, terbuat dari magma di Gunung Berapi," Orang itu mengangkat pedangnya, berwarna hitam arang, beberapa percikan api muncul, "Mungkin kalian tertarik membeliny-"
Plak!
Aku menoleh ke Fakhri, dia baru saja menepis tangan Thie. Entah apa maksudnya.
"Kalau kau mau mencuri, jangan pakai pedang sebagai pengalih perhatiannya..." ucap Fakhri datar.
Kali ini aku menunduk, kristal health point-ku sudah hilang. Kini kristal berwarna merah itu sudah diamankan Fakhri. Sekarang kulihat ke arah Thie yang sudah kabur.
"Lagian... Pedang magma kering itu lemah, mudah hancur," sambung Fakhri.
"Eh, benarkah?" tanyaku penasaran.
"Makanya sering-sering cari informasi!" Ray menjitak kepalaku dengan pegangan pancing, membalas kejadian di Reruntuhan Kota Tua.
"Sakit tahu!"
¤¤¤
Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kami bertiga tiba di sarang magma dog. Sebuah gua yang cukup besar dan... Gelap.
"Yakin di sini sarangnya?" ujar Ray ragu-ragu.
Aku mengangguk, "Kenapa? Kau takut kegelapan?"
"E... Enak saja! Lihat! Aku sudah masuk!" ucap Ray keras, dirinya sudah masuk ke dalam gua.
"Ayo! Kita masuk!" Fakhri berjalan masuk dengan santai.
Aku mengangguk, bergegas mengikuti mereka. Gua ini ternyata tidak begitu gelap, cahaya dari lava yang mengalir menerangi seisi gua. Di depan sana, Ray sedang berdiri dengan gemetaran, seperti melihat sesuatu yang menyeramkan, aku dan Fakhri langsung berjalan ke arahnya.
"Ada apa, Ray?"
Sebagai jawaban atas pertanyaanku, Ray menunjuk ke atas. Mataku menoleh kemudian terbuka lebar. Di atas sana, seekor anjing yang sangat besar sedang tidur, tubuhnya yang terbuat dari batu keras dan magma sangat mengerikan. Aku dan Ray segera mengambil senjata, berjaga atas segala kemungkinan. Hanya Fakhri yang masih melihatnya dengan datar, tidak ada perubahan.
"Besar sekali anjing itu..." ucap Ray.
"Aku ragu, kita bisa mengalahkannya," sambungku.
Bersambung...
¤¤¤
Yeah, chap kali ini selesai! *langsung nge-dance ala tukang peti ghana*
Eh, mereka bisa mengalahkan magma dog nggak ya? Secara mereka masih player rendahan *dipukul sama 3 chara*
Yak, sampai jumpa di next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard Online: Adventure of Swordman
FantasyTahun 2053, ketika semua hal yang ada di dunia sudah tercampur oleh kemudahan teknologi. Sebuah game VRMMORPG bernama Wizard Online diciptakan oleh perusahaan teknologi ternama di jepang. Game tersebut mendapat sambutan yang cukup besar, serta penju...